Part 47

3.7K 126 0
                                    

Author POV

Tok! Tok! Tok!

"Masuklah, pintunya tidak dikunci." Sahut seseorang dari dalam ruangan.
"Kau seharusnya mengunci pintunya, dear." Ucap orang yang mengetuk pintu itu.
"Aaa...eomma." Balas orang itu.

"Kau ngapain Taehyung-ah?" Tanya eomma Taehyung.
"Hm? Ani, aku hanya sedang membaca berita eomma." Jawab Taehyung.
"Membaca berita? Tentang Irene?" Tanya eomma Taehyung lagi.

Hari ini adalah hari libur bagi para member BTS, Taehyung pulang ke Daegu untuk menemui eommanya. Sudah lama ia tidak melihat sang eomma, jangan bertanya dimana appa Taehyung. Beliau sudah meninggal disaat Taehyung masih berumur 7 tahun.

"Tidak eomma, lagian aku tidak berminat." Jawab Taehyung acuh.
"Taehyung-ah, kenapa kau melakukan hal yang sangat keji padanya? Dia salah apa? Bukankah kau dan dia saling mencintai?" Tanya eomma Taehyung yang masih bingung, kenapa anaknya membuat Irene menangis.

"Aku memang mencintainya eomma, tapi itu dulu. Aku tidak berminat memiliki kekasih, apalagi istri yang lebih tua dariku." Jelas Taehyung.
"Cinta itu buta nak, cinta tidak pernah memandang ruang, waktu, dan tempat. Kau harus menerima itu, eomma tahu kau masih memikirkannya." Ucap eomma Taehyung.

"Tapi eomma-"
"Kau sedang membaca artikel tentang Irene bukan?" Tanya eomma Taehyung dengan tersenyum dan menunjuk kearah ponsel Taehyung yang menampilkan foto Irene dan Nick.
"Aisss...eomma ini privasiku." Jawab Taehyung.

"Hm? Sejak kapan anak eomma mempunyai privasi sendiri dan eommanya tidak diperbolehkan tahu akan hal itu?" Tanya eomma Taehyung lagi.
"Eomma jaebal, aku ini tentu memiliki privasi. Aku ini kan sudah besar?" Ucap Taehyung lagi membela diri.

"Aigoo...anak eomma kenapa cepat sekali besarnya? Jadi kecil lagi sana." Suruh eomma Taehyung.
"Yak eomma! Mana bisa begitu?" Balas Taehyung, eommanya ini ada-ada saja.
"Hahaha....gurrae, eomma mau lanjut memasak dulu. Nanti turun kebawah ne?" Ucap eomma Taehyung dan mengelus kepala Taehyung, putranya.

"Ne eomma, tapi nanti suapin." Ucap Taehyung manja.
"Yak! Tadi siapa yang bilang sudah besar?" Cibir eomma Taehyung.
"Huh!" Kesal Taehyung dan mengerucutkan bibirnya.
"Aisss...dasar anak manja! Badan dan suara doang yang dewasa, tapi sikapnya? Ya ampun." Gumam eomma Taehyung.

"Teahyung dengar eomma." Ucap Taehyung masih kesal.
"Telingamu ini, jeli banget sih!" Ucap eomma Taehyung gemas.
"Iyalah, anak siapa dulu dong?" Ucap Taehyung sombong dan menyunggingkan senyum sombongnya.

"Yayaya... terserah saja. Mandi sana, bau tahu!" Iseng eomma Taehyung.
"Yak eomma! Gini-gini anak eomma juga tahu!" Teriak Taehyung, karena memang eommanya sudah melarikan diri.
"Huh! Dasar eomma langka!" Gumam Taehyung dan berlalu kekamar mandi.

Back to Irene and Nick.....

"Silakan duduk princess." Ucap Nick mempersilakan.
"Dasar, tukang gombal." Gumam Irene pelan.
"Aku mendengarnya babe." Balas Nick dengan senyumnya, namun senyumnya kali ini sangat....eee....you know lah.

Irene saja sampai dibuat merinding sama si Nick.
"Ih! Serem tahu! Serasa jalan sama orang pervert!" Ucap Irene dan mendorong Nick agak jauhan dikit.
"Apa?! Apa aku tidak salah dengar? Tapi kau bilang apa babe? Pervert? Yang benar saja! Ganteng gini disamain sama orang pervert!" Balas Nick heboh.

"Ih! Malu-maluin aja tahu gak? Diliatin dari tadi tahu!" Kesal Irene.
"Bodo, lagain ganteng gini disamain sama orang pervert!" Jawab Nick
"Idih! Ganteng dari mana? Justin Bieber jauh lebih gans!" Ucap Irene.
"Babe, Justin dulu sebelum terkenal itu berguru denganku. Sekalinya terkenal, malah lupa dengan gurunya. Dasar anak durhaka!" Bela Nick.

"Dih! Dasar gak tahu diri! Mana mungkin suara Justin yang lembut itu disamakan dengan suara cemprengmu?" Cibir Irene.
"Suaraku tidak cempreng sayang, mau dengar?"
"Mana coba? Aku mau dengar." Tantang Irene.

"...." Nick terdiam.
"Mana sayang? Aku mau dengar." Ucap Irene lagi menantang.
"Enggak jadi, nanti kamu terpukau." Balas Nick.
"Terserah!" Balas Irene malas.
Nick yang dicibir malah bodo amat dengan suasana.

Suasana menjadi sunyi, hanya dentingan sendok dan garpu saja yang mengisi suasana mereka.
Sejak tadi Irene dan Nick memang sedang dinner bareng, Nick yang menginginkannya. Irene sih....cuman ikut-ikut aja.

Sama sekali sunyi, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir kedua orang tersebut. Suasana sunyi seperti itu terus berlanjut sampai akhirnya kedua manusia itu selesai dengan tugas-tugas mereka.
"Selesai?" Tanya Nick.

'Well...itu adalah kata pertama yang diucapkannya, setelah lama kami berdiam disini.' Batin Irene.
"Iya." Jawab Irene singkat.
"

Kalau sudah, kau mau lanjut bermain atau pulang?" Tanya Nick lagi.
"Mungkin pulang saja, aku sidah sangat lelah." Balas Irene.

"Ya sudah, ayo kita pulang. Aku juga tidak mau dimarahi mommy dan daddy, karena membawamu keluyuran sampai malam." Jelas Nick.
"Pfftt...ya kali, kau sudah besar, masa masih dimarah sih?" Tanya Irene tak yakin.
"Kau tidak tahu saja babe." Balas Nick.

Ketika Nick selesai membayar makanan mereka, Nick dan Irene bersama-sama berjalan menuju mobil Nick yang terparkir tak terlalu jauh dari mereka.
"Silakan princess." Ucap Nick ketika membukakan pintu untuk Irene.

"Kau ini, membuatku malu saja." Ucap Irene pelan.
"Biarin." Jawab Nick cuek.
Mobil yang ditumpangi Nick dan Irene melaju menuju mansion mewah milik keluarga Bateman.

#sorry kalo ada yang typo😅
Don't forget to vote guys😊

My Beloved CEO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang