Part 16

4.9K 183 0
                                    

Nick POV

"Shit! Kenapa aku bisa bangun kesiangan sih?!" Makiku kepada diriku sendiri.
Aku bangun kesiangan sekarang. Presdir macam apa aku ini? Aku langsung berlari kekamar mandi dan memulai ritualku di pagi hari.

15 menit aku mandi dan memakai setelan jasku.
Setelah selesai memakai pakaian, aku membuka kulkas sekedar mencari makanan untuk aku sarapan dadakan dimobil.
Setelah itu, aku menyambar kunci mobilku dan keluar dari apartermenku.

Untung saja jalanan sepi, jadi aku bisa lebih cepat sampai kantor tanpa di jebak kemacetan.
Ketika sampai di kantor, aku langsung menuju ruanganku. Sekretarisku itu menyapaku.
"Good morning sir, kenapa anda telat?" Tanyanya dengan tatapan bingung.

"Aku bangun kesiangan, aku lupa atur alarm." Jawabku sekenanya.
"Oh ya! Jangan lupa membawakanku laporan bulanan keruanganku." Pesanku.
"Yes sir." Jawabnya patuh.
Setelah itu, aku langsung menuju ruanganku dan melepas jas dan dasiku.

Padahal dasi itu baruku pasang beberapa menit yang lalu? Sekarang malahku lepas begitu saja.
Aku juga membuka dua kancing teratasku, tak lupa dengan kacamata yang sekarang kupakai.
Beberapa menit kemudian, sekretaris itu datang membawa laporan bulanan yang kuminta tadi.

Sekretarisku sempat tertegun, mungkin karena aku sangat seksi?
Dia menaruh laporan itu didepanku dan aku menyuruhnya pergi.
Bermenit-menit aku habiskan untuk membaca laporan itu.

Irene.

Tiba-tiba saja nama itu terlintas di kepalaku. Buru-buru aku menggelengkan kepalaku agar bayangan yeoja itu dapat hilang. Tapi aku rasa itu percuma, bahkan banyangan yeoja itu makin jelas di kepalaku.

Drrtt...drrtt...drrtt...

Andrea is calling....

Getaran ponselku menyadarkanku kembali. Nama yang tertera dilayar ponselku itu membuatku menatap malas, dan dengan malas aku mengangkatnya.
"What?" Tanyaku malas.

"Nick, help me please? I need your help right now."

"What have you done? I hope you're not make a new troubles."

"No, maybe yes? Whatever, I need your help now. Pleaseee..."

"Aish! I already mad because you! Tell me, where are you?"

"Radcliffe Cafe, near your agency."

"OTW."

Tut!

Kuputusnya panggilan terleponnya.
Aku langsung berjalan keluar dari ruanganku dan menuju lift. Begitu keluar, tanpa sengaja aku berpapasan dengan member RV. Irene menatapku dan aku juga menatapnya.
Bukan hanya Irene, tapi member RV dan karyawan juga sedang menatapku.

"Kalian sudah datang?" Tanyaku kepada mereka.
"Iya, kami ada perekaman." Jawab Yeri dan aku hanya menganggukkan kepalaku.
"Tapi kenapa datangnya siang?" Tanyaku dan melihat jam tanganku.

"Kami kesiangan." Jawab Irene.
"Oh! Apa gara-gara kita main PS4 saat itu?" Tanyaku lagi.
"Bukan gara-gara PS4 kok." Jawab Irene lagi.
Kulihat dia tiba-tiba diam.
"Ooo...baguslah, jadi bukan gara-gara aku kan?" Tanyaku lagi memastikan.

"Iya." Jawab Irene.
"Sudahlah, kalian pergi perekaman sana. Oh ya! Kalian nanti pergi ke Thailand." Kataku memberi informasi.
"Buat apa ke Thailand?" Tanya Yeri.
"Kalian tidak mau ikut level up project?" Tanyaku balik.

"Jadi kita akan ke Thailand untuk level up project?" Tanya Seulgi memastikan.
"Ya." Jawabku singkat.
"Ya....aku tidak bisa bareng kalian dong ke Thailandnya?" Kata Joy lesu.
"Jangan sedih unnie, kita jauh dimata namun dekat dihati." Celutuk Yeri punuh drama.

'Oh my...' Batinku.
"Yeri-ssi, aku merinding karena ulahmu." Kata Joy dengan tatapan datarnya.
"Ih unnie, aku udah baik malah dikatain." Protes Yeri dan memanyunkan bibirnya.

"Kau makin jelek kalau cemberut.
Udah jelek makin jelek lagi." Ejek Joy.
"Dasar maknae. Tom and Jerry di RV itu ternyata Joy dan Yeri ya?" Sindir Wendy.
"Sudahlah, Joy kau fokus sama dramamu aja dulu." Kataku dan mendapat anggukan kepala dari Joy.

"Mengenai tempat tinggal kalian nanti aku masih belum tahu, soalnya yang memutuskan itu mommyku." Kataku.
"Setelah aku mendapat infonya, nanti aku kasih tahu. Aku permisi dulu." Lanjutku dan kemudian pamit. Aku berjalan keluar menuju pintu lobby dan masuk kedalam mobilku.

Tentu kalian tahu, kenapa aku pergi? Kalau bukan karena si trouble maker itu yang membutuhkan bantuanku.
Ketika aku sampai di cafe yang dimaksud itu, aku memarkir mobilku dan berjalan masuk kedalam.
Pandangan para pelanggan langsung tertuju kepadaku.

'Siapa itu? Kok tampan?'

'Jangan keras-keras, nanti dia dengar. Malu tau!'

'Seksi banget tuhanku.'

Suara bisikan mereka bahkan masih dapat didengar dengan jelas ditelingaku.
Aku langsung menuju ketempat yang sudah ditempati seorang pria yang menampilkan cengiran bodohnya.
Aku hanya menatap datar seraya berjalan menuju kearah pria itu.

"Apa?" Tanyaku langsung.
"Bayarkan minumanku ini, aku lupa membawa dompetku. Ketinggalan di apartermenku." Kata pria itu dengan menggaruk tengkuknya yang kuyakini tidaklah gatal.
"Aku tidak pernah berubah ternyata? Selalu saja merepotkan." Cibirku.

"Kenapa tidak kau minta sama Alessandro? Diakan sedang ada di Korea?" Tanyaku.
"Didaerah ini, kau lah yang paling dekat. Jadi aku menghubungimu." Jawabnya dengan tersenyum bodoh.
"Ya sudah, ayo kekasir." Ajakku.

"Kau tidak ingin meminum sesuatu?" Tanya Andrea.
"Tidak, aku masih ada banyak pekerjaan." Jawabku tanpa menoleh kearahnya.
Aku langsung membayar minumannya dan keluar dari cafe itu.

"Thanks bro." Ucapnya.
"Hm." Aku hanya menjawabnya dengan deheman.
Setelah itu aku masuk ke mobilku dan mengemudikannya kembali kekantorku.

Andrea POV

"Padahal masih ada yang ingin kubicarakan dengannya?" Gumamku ketika melihat mobil Nick meninggalkanku.


#Sorry kalo ada yang typo😅

My Beloved CEO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang