Part 53

3.2K 131 4
                                    

Author POV

2 bulan kemudian....

Irene lagi-lagi datang mengunjungi Nick disela-sela kesibukannya.
Ini sudah 2 bulan lamanya sejak kejadian itu, Nick sama sekali tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan siuman.

Irene menatap Nick yang masih saja setia dengan kondisinya sekarang.
"Kapan kau akan bangun Nick? Apa disana jauh lebih menyenangkan, sampai-sampai kau tak mau kembali lagi?" Tanya Irene dan duduk disamping Nick.

"Kau tahu aku sudah seperti orang bodoh dan gila selama 2 bulan ini? Aku terus berbicara kepada seseorang yang bahkan tidak menjawab semua pertanyaanku." Ucap Irene dan lagi-lagi hanya kesunyian yang tercipta.
"Hahhh....cepatlah bangun, aku sungguh merindukanmu." Ucap Irene lagi.

Tok! Tok! Tok!

Ceklek!

"Permisi?"

Irene menoleh kesumber suara tersebut, dan mendapati Kevin diambang pintu.
Irene tersenyum dan mempersilakan Kevin masuk.
"Silakan."
"Maaf, apa saya mengganggu waktu anda Ms Bae?" Tanya Kevin.

Dari keempat sahabat Nick, memang hanya Kevin lah yang masih sangat formal pada Irene. Alasannya, itu karena dirinya yang masih merupakan salah satu keluarga bangsawan Inggris.
"Tidak apa-apa, aku hanya sebentar saja disini." Jawab Irene.

Kevin tersenyum dan menatap iba kepada Irene. Dia mengerti, bagaimana perasaan Irene saat ini. Sahabatnya yang satu ini memang tidak henti-hentinya membuat Irene tak menangis sehari saja.
"Anda bisa meninggalkan Nick sekarang, karena saya sudah ada disini." Ucap Kevin.

Irene menganggukkan kepalanya tanda mengerti dan menyambar tas jinjingnya.
"Kalau begitu, aku pergi dulu. Kabari aku jika Nick kenapa-napa." Pesan Irene.
Kevin kembali tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Baik." Jawab Kevin.
Irene berjalan menuju pintu keluar dan melenggang pergi meninggalkan Nick. Sorenya sehabis kerja, Irene akan kembali lagi kerumah sakit ini.
Itu sudah rutinitas Irene selama 2 bulan ini. Kevin hanya menatap Nick dalam diam, bagaimana mungkin Nick tega membuat wanita yang begitu mencintainya menangis siang dan malam karenanya?

"Kapan kau akan bangun, dude? Kau benar-benar menyebalkan." Ucap Kevin kesal.

Drrtt...drrtt...drrtt...

"Apa?"

"Aku sudah menemukan orang tersebut."

"Siapa orang itu?"

"Dia Kim Taehyung, mantan kekasihnya Bae Joohyun. Seperti yang kau tahu, Bae Joohyun dekat dengan Nick sekarang."

"Aku tahu itu, tapi bukan info itu yang kuinginkan. Aku ingin semua info tentang Kim Taehyung itu."

"Namanya Kim Taehyung, lahir pada tanggal 30 Desember 1995 di Distrik Seo, Daegu, Korea Selatan. Dia hanya hidup bersama ibunya saja, ayahnya sudah meninggal dunia karena kanker paru-paru stadium 4. Dan tentu kau tahu hal ini, Taehyung merupakan anggota boyband Korea Selatan, BTS."

"Hanya ini saja?"

"Sejauh ini, hanya itu yang kuketahui tentang dirinya. Semua identitasnya yang lain sepertinya telah ditutup rapat. Aku bahkan tidak tahu siapa nama ibu serta ayahnya."

"Baiklah, terima kasih."

"Ya."

Tut!

Kevin menghela nafas beratnya. Rasanya lebih sulit ia melacak  identitas Kim Taehyung itu ketimbang melacak identitas penjahat yang jauh lebih tangguh.
"Bangunlah cepat, aku membutuhkan kekuasaanmu untuk melacak Kim Taehyung." Ucap Kevin kepada Nick.

Kevin menelpon Alessandro untuk membantunya dalam masalah ini.

"Ada apa?"

"Aku butuh bantuanmu."

"Apa itu tentang rencana pembunuhan Nick?"

"Ya."

"Katakan apa yang harus kulakukan agar membantu masalah itu."

"Aku sudah menemukan pembunubnya."

"Siapa orang itu?"

"Dia Kim Taehyung, hanya saja kita belum memiliki cukup bukti untuk menyerahkannya kepada pihak berwajib."

"Lalu apa yang harus kita lakukan?"

"Kita adakan introgasi dadakan dengan semua member BTS."

"Kau yakin?"

"Hanya itu caranya."

"Baiklah, aku ikut-ikut saja."

"Good, sampai jumpa sore nanti. Jangan lupa untuk mengabarkannya kepada yang lain."

"Ok."

Tut!

'Semua pasti akan kembali seperti sedia kala Nick, aku berjanji. Tapi, bangunlah.' Batin Kevin.

TIT! TIT! TIT!

Mata Kevin membelak kaget, ketika mesin pendeteksi detak jantung itu berbunyi.
Buru-buru Kevin menekan tombol yang ada disamping ranjang Nick, guna memanggil dokter agar segera datang.

Dokter yang menangani Nick segera datang, beliau adalah dokter yang ditugaskan Mr Steve Bateman untuk menangani putra Mr Bateman itu.
Sudah tentu dokter tersebut adalah dokter terbaik di salah satu rumah sakit terbaik di Canada.

Kevin disuruh keluar, sementara itu dokter sedang mengurus Nick dengan dibantu para suster.
"Terus perhatikan detak jantung pasien!" Perintah dokter.
"Baik dok, detak jantung pasien sekarang sudah normal." Jawab suster.

"Syukurlah, kalau begitu pasien bisa segera siuman." Ucap dokter itu lega.
"Joo...hyun..." Ucap Nick dengan lemah.
"Panggilkan wali pasien." Perintah dokter.
"Baik dok." Jawab suster.

"Wali pasien?" Panggil suster tersebut.
"Ya?" Jawab Kevin seraya berdiri.
"Pasien sudah siuman." Ucap suster itu.
Kevin langsung berlari masuk dan manatap Nick yang sekarang sudah membuka matanya.
"Kev...in?" Panggil Nick.

Kevin yang melihat itu tersenyum dan menitikkan air matanya penuh haru.
"Kau akhirnya sadar huh? Dasar brengsek." Ucap Kevin dengan candaan.
"Hahaha...dimana Joohyun?" Tanya Nick, masih lemah.
"Dia datang kok tadi, cuman pergi lagi karena kerjaan." Jawab Kevin.

"Aku sudah tahu, siapa yang melukaimu." Lanjut Kevin.
"Kau tahu?" Tanya Nick tak percaya.
Kevin menganggukkan kepalanya.
"Kim Taehyun bukan?" Tanya Kevin.
"Ya. Tapi rahasiakan ini dari Joohyun, jangan sampai dia tahu sebelum waktunya." Pesan Nick.

Kevin menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
Nick memalingkan wajahnya kearah jendela ruang VVIPnya.
'Aku mempunyai firasat buruk tentang ini.' Batin Nick.

#sorry kalo ada yang typo😅
Don't forget to vote guys😊









My Beloved CEO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang