19

89 7 3
                                    

"Jangan hanya terpesona oleh kata-kata. Jatuh cinta lah pada bagaimana usahanya mempertahankanmu."

Ini adalah kali pertamaku ke taman bermain terbesar di kota yang berbeda dengan tempat asalku, Fun Land. Rasa semangatku terbakar dan aku mengalihkan perhatianku pada Dafa yang berjalan mengekoriku.

"Daf.. buruan dongg! Mau main apa nih?" tanyaku sambil sibuk memperhatikan orang-orang yang sedang bermain roller coaster.

Dafa terkekeh dan berjalan mendekatiku, "Kamu mau yang mana?"

Aku terdiam dan menunjuk salah satu permainan yang belum pernah kunaiki, kicir-kicir.

Dafa ikut melihat arah yang kutunjuk dan tersenyum geli, "Biar bisa berduaan?"

Dafa ikut melihat arah yang kutunjuk dan tersenyum geli, "Biar bisa berduaan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Enggak, lah. Aku kan belum pernah nyoba wahana yang itu," sahutku. "Berani gak?"

"Iya, iya... Yaudah yuk!"

🍃🍃🍃

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 malam dan aku kelimpungan mencari Dafa yang hilang entah kemana. Aku baru saja menaiki wahana roller coaster tanpa ditemani Dafa.

Kepalaku pening dan merasa mual, buru-buru aku duduk dan berselonjor di bangku yang dekat dengan selokan.

"Huek.... Hueekkk!"

"Heh?" aku mengernyit dan melihat Dafa yang kini membungkuk, mengeluarkan seluruh isi perutnya di selokan dekat wastafel. "Astaga, Dafa!" seruku gawat dan buru-buru bangun dari dudukku lalu berlari menghampirinya.

Aku ikut berjongkok di belakangnya dan menepuk-nepuk punggungnya, mencoba membantu untuk mengeluarkan isi perutnya. "Kamu dari kapan sih, disini? Maaf, maaf.. Aku asik sendiri. Aku beliin minuman dulu ya?"

"Ah, Di... gak usah, aku udah beli kok." sahut Dafa lalu mencoba berdiri, dan tentu saja sedikit sempoyongan. Dengan sigap aku langsung menahan badannya yang menjulang itu dan menuntunnya ke wastafel. "Cuci dulu.." kataku padanya. Aku kasihan melihat wajah gantengnya yang pucat itu.

Aku tidak menganiaya dia, kok! Setelah bermain kicir-kicir sore tadi, aku mengajaknya bermain kora-kora hingga hysteria. Aku bahkan tidak mengajaknya mencoba wahana Tornado. Terakhir, kami hanya bermain di rumah miring dan setelah itu Dafa menghilang begitu kami berhasil tumpuk-tumpukan dan guling-gulingan di wahana itu.

Setelah dia mencuci tangan dan wajahnya, Dafa melirik padaku yang tentu saja sudah kucel. "Makasih ya, Di." katanya. "Kok kamu tetep cantik?"

MY BEST MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang