Kamis pagi. Kebetulan tanggal merah nih, ~ eh ga tanggal merah deng, emang hari ini sekolah Friska lagi libur.
"Eh hari ini kita ke gramedia yuk, abis itu kita langsung nonton" ucap Okta menaik turunkan alisnya
"Gue gak ada uang coii gimana sih kalian, kan gue belom cair neee" Kina dengan muka melasnya, kebiasaan emang si Kina ini. Klo ga ada duit pasti melas mukanya, berharap ada yang traktir.
"Udah tenang gue yang bayarin" saut Dinda
"Lagi banyak uang nih anak orang, bayarin gue juga lah" Zalika tersenyum memaksa sambil mencolek tangan Dlan berharap di traktir juga
"Enak aja lo, utang kemaren juga belom di bayar" ujar Dinda manyun
"Makanya Zal, bayar dulu duit kas, orang duit kas aja lo masih nunggak" sambungnya"Sial lo"
"Udah ah gue ga jadi ikut""Idih gitu ja ngambek lo" Saut Friska
"Udah udah diem" Suci,selalu saja dia yang menjadi penengah
"Hari ini kita ketemuan di tempat biasa" Lanjutnya"Dimana" tanya Okta
"Ya di tempat Dinda la goblok, kan biasa kita juga ngumpul disitu kalo mau kemana mana" jawab Zalika dengan tampang kesal dan kacamata bulatnya.
"Gitu dong ngegas, gue gak suka liat kalian akur " ucap Friska
Skipp
'Menolak lupa'
" woii judul buku ini bagus, buat yang suka baperan" teriak Kina seraya melihat kearah Suci yang merupakan orang paling baperan dan gampang nangis di antara mereka.
"Aaaaa" Suci langsung mendekati tiwul yang sedang memegang buku tersebut
"Kayanya bagus, gue beli ini aja deh" ucap Suci sambil mengambil buku tersebut.
"Tolong jangan berisik ya dek"
~Tuhkan di tegur~
.
Pandangan Zalika langsung teralihkan ketika......
"Ohhmaygatttttt" ia membulatkan mata serta bibirnya, ekspresi Zalika seperti terheran melihat cowo ganteng yang sedang membaca buku dan berada tak jauh darinya."Kenapa Zal??" tanya Friska
"Cogannn" mata Zalika seolah tak berkedip lagi dengan wajah yang bengong.
"Yaelah, masih gantengan oppa gue" Dinda, tentunya ia salah satu orang di antara mereka yang suka sama Korea apalagi oppa oppa ganteng putih mulus nan sexy aduhay.
"Udah udah, yok kita langsung nonton malah ngeliatin cogan" Dinda menarik tangan shofi dengan ekspresi nya selalu pesimis
Skipp
"Naik eskapator ya" tanya Zalika cemas, masalahnya gadis itu trauma waktu ia kecil pernah hampir kejepit dan untung ada orang yang menyelamatkan tepatnya orang 'misterius' , karena ketika ibu Zalika ingin mengucapkan terimakasih, orang itu sudah menghilang bak ditelan eskalator, ~eh ditelan bumi
"Eskapator??" Ya tentunya mereka bingung dengan nama itu
"Itu yang tangga bisa jalan"
"Karburator goblok maksudnya itu!" Dengan percaya dirinya Okta menyebut kata itu, udah salah ngegas lagi, padahal sama aja jirrr lo berdua tu kaga ada yang beres emang.
"Lo berdua sama sama goblok, gue mah bisa apa"
"Itu namanya eskalator, bukan eskapator ataupun karburator" Suci yang selalu menjadi penengah pergulatan antara mereka ~lah pergulatan~
"Kita mau nonton apa?" Saut Friska
"Gue pengen kita nonton Salim" ucap Zalika yang masih dengan otak gesrek nya, mungkin ketinggglan di gramedia tadi tuh otak
Mendengar itu Dinda memutar bola mata malas , dan bicara masih santai "Silam" ~masih sabar nih Dinda
Meninggalkan kerecehan dan kegoblokan itu, Friska hanya terfokus dengan jalan nya. Sampai dimana bola matanya sudah tertuju pada satu objek dimana membuat dadanya terasa sesak.
"Itu kan Randi" Okta tampak memfokuskan matanya agar terlihat lebih jelas.
Ternyata Okta juga menyadari didepan sana ada Randi sedang bergandengan dengan Liza, tepatnya teman Friska yang lain juga menyadari."Friss" Kina memanggil Friska dengan suara rendah seraya melihat wajah Friska yang akan meneteskan air mata.
"Ah kenapa?gue ketinggalan berita apa?" Lagi lagi Zalika otaknya belum nyambung
"Udahlah ayo kita seru seruan aja" Ujar Friska tubuh yang mulai lemas,dan tampak pasrah
"ih ada apaan sih, gue ga tau nihh"
Dinda menghela nafas kasar "Zal! Lo liat didepan itu ada apa" Dinda seraya menunjuk kearah objek, gadis itu mencoba membulatkan matanya agar bisa terfokus.
"Gue ga salah liat kan, atau kacamata gue yang burem nih" gadis itu membuka kacamata lalu membersihkan lensa nya
Ketika Zalika sudah bisa terfokus dengan penglihatannya, disaat itu juga ia bisa menemukan Randi yang bergandengan dengan Liza
"Wah ga beres nih anak" Zalika yang sudah terlihat kesal pun berjalan menghampiri Randi. tapii,ketika itu pula Friska menarik tangan gadis itu. Friska berfikir, ia bisa menyelesaikan masalah nya tanpa bantuan teman nya.
"Udah, nanti aja" Friska terlihat pasrah
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Is My Husband [Completed]
Teen FictionBanyak yang berpendapat mantan itu harus dibuang ke tong sampah. Benci sama mantan itu gak baik, siapa yang tau kalau dia jadi jodoh lo. Sebuah keberuntungan atau kesialan? Mungkin keberuntungan untuk Randi Juno Septian. Dan kesialan untuk seorang D...