PERGI???

2.3K 307 16
                                    

"Barangkali aku tidak semenyenangkan dia untuk kamu ajak bicara, kamu ajak bercanda, dan berbagi cerita " lanjut Friska

"Lalu mau kamu apa?" Randi tampak serius menatap wajah Friska namun tatapan itu sama sekali tak berbalas

Friska tidak menjawab. Sebenarnya ia belum mau untuk membicarakan hal ini sekarang juga.  Di satu sisi ia sangat menyayangi kekasih nya itu. Tapi di sisi lain jika mereka terus bersama, namun hubungan nya terus seperti ini, jiwa Friska tak akan sanggup.

"Hei, kamu belum menjawab pertanyaanku" teriak Randi.

"A-a-aku akan pergi" ucap Friska terbata dengan pandangan masih kebawah. Sungguh, Friska belum siap untuk bertatapan langsung dengan wajah Randi, itu akan membuatnya lebih susah melepaskan.

Pria itu mengernyitkan dahi tanda bingung  "Maksud kamu??"

"Aku ingin akhiri semuanya" ujar Friska mantap.

Apa yang baru saja ia katakan? Sedikit kata namun mampu mengoyak hatinya. Dengan harapan, ia tak menyesali perkataannya dilain waktu

Randi diam sejenak. ia berusaha untuk tidak terlihat sedih, walaupun di dalam sana, dadanya terasa sesak mendengar pernyataan itu.

"Putus? Kenapa? Sebelumnya kita gak ada masalah sama sekali. Tapi kenapa kamu putusin aku tiba-tiba?"  Randi melontarkan pertanyaan bertubi-tubi membuat Friska tak mampu menjawab.

Tak ada masalah ucapnya. Lalu untuk apa Friska meminta berakhir jika tak ada masalah. Bukannya Randi yang sebelumnya menciptakan semua ini?

Pria itu menghela nafasnya kasar "Oke.. Aku gak bisa nahan kamu terlalu lama. Terimakasih sudah jadi teman perjalanan ku--  Memang, Karena kita memulai semua ini terlalu cepat" Randi berusaha untuk memasang senyumnya walaupun dadanya terasa sesak

"Aku salah, harusnya  kemarin jangan dulu ambil keputusan secepat itu untuk bisa sama-sama kamu. Dan sekarang, hubungan kita  juga berakhir cepat. Maaf, aku yang egois " Tanpa ia sadari, Randi meneteskan air matanya namun dengan cepat ia menghapusnya.

Disana Friska hanya bisa diam, sebenarnya ini sangat sulit untuknya maupun Randi. Pria itu perlahan membalikan badan nya dan melangkah untuk pergi meninggalkan Friska.

Dan saat itulah baru Friska menjatuhkan air matanya sangat deras.

Disamping itu, Zalika melihatnya merasa kasihan,  ia segera berlari menghampiri sahabatnya itu dan memegang pundak Friska.

"Lo udah mikirin bener bener keputusan ini kan?" Tanya Zalika seraya menatap mata Friska yang sudah berlinang air mata.

Friska yang mendengar pertanyaan itu, menggelengkan kepalanya, menandakan ia tidak benar benar mengatakan itu tadi pada Randi

"Gue bicara apa tadi Zal? Gak!  tadi gue lagi emosi" Friska pun melepaskan pelukan itu lalu mengejar Randi yang belum pergi terlalu jauh.

"Ran- Randiiii tunggu" teriak Friska

Randi menghentikan langkahnya, lalu menengok kebelakang

Gadis itu meraih tangan Randi "Aku minta maaf! aku nyesel Ran, tadi aku hanya emosi, semua ini belum aku pikirin mateng mateng, kamu ngertiin aku Ran pliss" Friska menggenggam kuat tangan Randi

"Semua keputusan mu, aku gak bisa maksa" ucap Randi

"Mungkin ini cara ku hijrah ke jalan allah dengan tidak pacaran" lanjutnya

"Tapi Ran.." Friska menangis tersedu sedu seraya mengemis pada Randi

"Sudahla, kamu ga usah nangis lagi... Kalo kita jodoh, kita akan kembali. Toh kalo kamu ga jodoh sama aku, pasti ada yang bakal jagain kamu baik baik" Randi tersenyum memaksa seraya menghapus air mata Friska

"Aku pengen kita kembali kayak biasanya Ran" Friska terus mengemis cintanya

"Kita akan kembali, tapi bukan sekarang" ucap Randi mengusap pelan pipi Friska

"Tapi Ran---"

"Dengerin aku, kita putus untuk intropeksi diri kita masing masing dan untuk sekarang hubungan kita memang harus sampai disini. Aku sama kamu butuh ngerenungin semuanya! Kamu tau kan aku sayang banget sama kamu? Udah ya"

Perlahan lahan Randi melepaskan genggaman Friska...

"Randiiiiii" tangisan Friska semakin menjadi jadi.

▪▪▪

My Ex Is My Husband [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang