Airport

2K 245 8
                                    

"Untuk satu tahun kedepan, aku akan tinggal di kalimantan"

"Hah?! Uhuk..." Friska tak sengaja tersedak makanan yang hendak ia telan, untung saja Hanbin dengan sigap menuangkan minum dan memberinya pada Friska.

"Mau ngapain"

"Tinggal sama Mamih"

Mimpi apa dia semalam, empat hari kepergian Papihnya Hanbin, tiba tiba ia langsung ingin ke Kalimantan.

"Ini mintanya Hanbyul. Oma sebenernya gak ijinin buat tinggal sama keluarga baru Mamih, tapi Hanbyul terus terusan nangis buat tinggal disana"

Friska tak meneruskan makanannya dan hanya melamun seolah tak percaya.

"Fris..." sambungnya

Friska tak menggubris, dan masih seperti tatapan  kosong. Masa iya Hanbin harus pergi ke Kalimantan sedangkan dia di Jakarta.

"Kamu beneran mau ninggalin aku?"  Kini gadis itu memecahkan lamunannya dan merubah posisi duduk hingga bertatapan langsung dengan wajah Hanbin. 

Hanbin meraih pipi gembul gadis itu "Bukan gitu sayang.. Aku janji deh, bakal sering sering ke Jakarta buat nemuin kamu"

"Tapi, itu kan jauh bin"

"Cuma satu tahun kok"

"Cuma, Cuma kamu bilang? Bagi aku itu lama Hanbiinn. Gimana kalo terjadi apa apa sama kamu tanpa sepengetahuan aku, gimana kalo nanti kita lost contact gara gara jarak yang jauh? Gimana kalo--" 

"Ssstt.." Hanbin menyentuh bibir Friska dengan telunjuk agar gadis itu diam dengan ocehan nya.

Cupp

Dengan cepat, Hanbin menempelkan bibirnya dengan gadis itu sekilas, "OMG! Gini rasanya dicium dibibir?" -Friska

"ih, Banyak orang tauk, malu" ucap Friska  terus  melirik kesana kemari memastikan tidak ada orang yang melihat adegan barusan. Hanbin hanya menyeringai mendengar itu.

"Jadi kapan mau berangkat?"

"Malem ini"

"Hah, Malem ini? Kok cepet banget sih, gak minggu depan aja"

"Nggak bisa sayang, Hanbyul udah gak tahan mau tinggal sama Mamihnya"

---

Sore ini Hanbin sudah selesai packing, semua barang yang akan ia bawa sudah masuk kedalam koper, begitupun Hanbyul dengan dibantu Friska tentunya.

"Ke taman komplek yuk" ajak Friska

"Mau ngapain? "

"Aku pengen habisin hari ini sama kamu, besok besok kita gak ketemu"

"Iya deh ayoo" Hanbin mencoba untuk tidak egois. Sejujurnya ia  mengantuk.

Mereka pergi ke taman menggunakan sepeda, makan ice cream, selfie dan buat video bersama.  Walaupun hanya di taman komplek, Friska sangat bahagia bersama Hanbin.
Oke, ia mengerti, inilah hari terkahir mereka untuk bertemu.

Gadis itu sangat takut. katanya, jika menjalani hubungan jarak jauh lebih susah dari hubungin mantan.  -mantan yang mana?-

Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat hari sudah menunjukan pukul 5 sore. Mereka harus bergegas pulang, karena Hanbin jam 7 harus ada di airport.

---

"Abaaaaaaang sepatu pink Hanbyul manaaaa" suara nyaring Hanbyul terdengar dari dalam kamarnya.

"Ya mana abang tau, coba tanya oma"

"Lah ini kenapa di berantakin lagi kopernya" oceh Oma ketika melihat semua koper diberantakin Hanbyul

"Oma.. Sepatu pink mana?"

"Yang ini?"

"Iyaa itu, sini oma"

"Dasar"

Sementara itu, Friska sibuk didapur menyiapkan susu untuk Hanbyul. Dia kalau gak minum susu, siap siap paginya lemes gara gara begadang.

"Friska, kamu ikut nganter ke bandara kan?"  Ucap oma dari depan  pintu dapur.

"Iya, Oma"

"Kenapa kamu gak ikut tinggal di Kalimantan aja?"

"Susah oma, Friska juga kan harus kuliah disini"

"Emang kamu gak akan kangen Hanbin?" Goda oma.
Friska hanya bisa tersenyum simpul mendengar itu.

"Bisa video call kok oma"

---

Sepanjang jalan menuju airport, Friska tak henti hentinya memasang wajah cemberut. Mau marah, kesal, sedih, semua jadi satu.
Sesampainya disana ternyata Yoyo, Jay, Bobby, Chanu, Dongi dan juga Randi sudah duluan tiba.

Hiruk pikuk kebisingan khas bandara selalu sama disetiap negara. Segala macam orang dari berbagai wilayah berada disini, disatu ruang besar yang sama.

Hanbin menatap wajah Friska  yang kini langsung menubruk badan dan memeluk Hanbin dalam dalam.

"Bin.. Aku belum siap ditinggal.. Hiks" rengek Friska

Pria itu memasang senyum simpul, mengusap lembut rambut Friska yang kini tengah berada dipelukannya.

"Aku akan sering sering ke Jakarta sayang... Kamu gak usah khawatir"

"Berjanjilah, kamu kembali secepatnya"

Friska mengatakan kalimat itu dengan begitu sedih. Sambil menahan genangan air mata yang datang tanpa permisi, Hanbin mengangguk. Memasang wajah berjanji bahwa ia akan kembali secepatnya  "I'm Promise, babe." 
Friska mengangguk dengan mata yang berkaca kaca.

Kini mereka sudah melepas pelukan itu " nanti kalo udah sampe, kabarin aku secepatnya"

"Siap bos!"



***

Bakal sanggup gak nih nanti bakal LDR Jakarta-Kalimantan  wkwk :v

Bakal sanggup gak nih nanti bakal LDR Jakarta-Kalimantan  wkwk :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Ex Is My Husband [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang