Chapter 63 : Keputusan

1.7K 226 55
                                    

Pagi itu kamu baru terbangun dari tidur pulasmu, mungkin ini kali pertama kamu dapat tidur dengan nyenyak setelah pulang ke rumah.

"Hoaaaam~" kamu mengucek kedua mata sebelum turun dari kasur, mengambil handuk dan bergegas mandi.

Kamu mandi pagi-pagi sekali karena ada tempat yang akan kamu datangi. Ya, kamu memutuskan untuk bekerja di perusahaan teman papamu. Kamu sudah memikirkannya, mungkin inilah yang terbaik. Kamu tak ingin melihat kekecewaan di wajah mereka, biarlah urusan hati kamu sendiri yang akan mengurusnya perlahan.

Apakah untuk seterusnya kamu akan tinggal di sini dan tak kembali lagi. Entahlah, yang pasti tinggal di Indonesia dan tetap bersama orang tuamu sepertinya keputusan yang tepat untuk sekarang.

Lalu June, kamu berjanji akan segera menghubunginya. Menjelaskan semuanya dan berharap ia yang dapat memaklumi keputusanmu.

Ceklek

Pintu terbuka sesaat kamu menyelesaikan acara mandimu, dengan segera kamu memasang kemeja putih, rok hitam selutut, serta jas hitam yang terlihat manis dan elegan. Tidak lupa dengan stocking kerja yang menyempurnakan penampilan.

Kamu sudah siap, riasan tipis yang natural serta rambut yang kamu gulung rapi sangat cocok untuk pekerja kantoran muda. Sengaja kamu katakan kepada papamu untuk tidak usah mengantarmu, lagi pula kamu juga sudah tahu letak tempatnya.

Kamu berjalan menuju meja belajar, mengambil berkas-berkas yang harus kamu bawa untuk sesi wawancara nanti.

"Eh?"

Matamu sedikit membulat, seperti ada yang janggal di permukaan meja. Ada benda yang seharusnya ada, tapi tak terlihat ada di sana. Benda yang menurutmu sangat berharga, kalung pemberian June yang beberapa hari sebelumnya masih ada di sana sekarang menghilang.

"Loh, kemana kalungnya?" kamu menundukkan kepala, memeriksa bawah mejamu, namun kamu tidak menemukan apapun di bawah sana.

"Astaga! Mana nih?!"

Seperti deja vu. Bagaimana bisa kamu kehilangan kalung itu untuk yang kedua kalinya. Kamu menyumpah dalam hati akan segala keteledoran di dirimu.

Tapi tunggu, bukannya kamu tidak menyentuh kalung itu. Bagaimana benda itu bisa hilang?

Nggak mungkin kan Chanu ngambil kalungnya? Kayak waktu kemaren dia ngambil tiket konser yang jatuh ke halaman bawah??

Nggak nggak mungkin!

Kamu memasang sendal kelinci berbulu milikmu lalu turun ke lantai bawah. Kamu mengedarkan pandangan, terlihat mamamu yang sedang menyapu di ruang tengah.

"Mah? Ada lihat Chanu nggak?"

Bilangnya nggak mungkin, tapi tetap aja di cari..

Huhuu, tu makhluk bikin gue curiga sih.

"Chanu? Tuh lagi bobo dia."

Kamu mendekatinya yang tertidur di samping lemari kaca. Matamu memperhatikannya, mencari tanda-tanda kejahatan di wajah polosnya.

"Kamu kenapa sih nak?"

"Enggak mah, (y/n) cuma curiga nih sama Chanu. Soalnya dia ngingetin (y/n) sama seseorang yang sering bikin (y/n) kesel, mana namanya sama lagi."

"Ada apa sih?"

"Dulu Chanu pernah ngerusakin barang (y/n), ini ada barang yang hilang, kali aja dia juga yang ngambil."

"Aduuuh, ada-ada aja deh kamu. Emang yang hilang apa'an?"

"Kalung aku mah, aku cari nggak ada."

FANGIRL'S DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang