"Di sini kan rumahnya?"
"Kalau sesuai alamat yang anda sebutkan, benar di sini rumahnya."
"Cepat kamu keluar. Tanya ke tetangga sekitar di mana harabeoji yang tinggal di rumah itu di rawat? Tanya di mana rumah sakitnya."
Supir muda berumur 30an awal itu segera keluar dari mobil setelah mendapat titah dari tuannya. Ia melihat seorang wanita yang duduk di teras rumahnya lalu mendekat dan bertanya. "Permisi, apa pemilik rumah sebelah sedang di rawat di rumah sakit? Kalau saya boleh tahu, di rumah sakit mana ya ia di rawat?"
"Maksudnya kakek Koo?"
Pria itu mengernyit mendengar nama yang di sebut karena memang tidak di beritahu sebelumnya oleh tuannya. Ia pun berpaling menghadap Kim Hyeri yang berada di dalam mobil sambil mengangkat bahu dan tangan tanda ia tidak tahu harus menjawab apa.
"Ish! Sana tanya aja nggak usah pakai hadap ke sini segala!" pekik perempuan itu tertahan dengan tangan mengibas-ngibas tidak sabar. Meminta supirnya untuk lanjut bertanya.
"Ya, kakek Koo mungkin namanya. Beliau di rawat di rumah sakit mana?"
"Kakek Koo tadi pagi sempat di bawa ke rumah sakit tapi sekarang sudah ada di rumah kok."
"Oh ya? Jadi sekarang sudah ada di rumah?"
"Iya. Sudah ada di rumahnya kok."
"Kalau begitu terimakasih ahjumma. Saya permisi dulu."
Ia segera berjalan menuju mobil dan memberitahu tuannya perihal apa yang ia dengar. "Hyeri-ssi, katanya kakek yang tinggal di rumah itu sudah pulang dari rumah sakit. Sekarang sudah ada di rumahnya."
Ia bergegas keluar dari mobil. "Oh ya?!" ucapnya terkejut, kemudian menepuk kaca mobil mengisyaratkan supir itu untuk kembali masuk ke dalam. "Ya sudah, kamu bisa pulang sekarang."
"Saya tidak perlu menunggu?"
"Nggak perlu, aku lama jadi nggak usah di tunggu. Nanti aku bisa pulang sendiri."
Ia pun menunduk pamit lalu masuk dan kembali melajukan mobilnya sesuai perintah.
"Aish! Kenapa tinggalnya di kampung gini sih?" mendecak dengan raut wajah kesal. Perempuan itu lalu menepuk bagian bawah dressnya dan mengecek wajahnya di pantulan layar ponsel yang ia pegang, sambil menenteng tas breded serta beberapa paper bag berisi bermacam kue mahal yang sengaja ia beli di toko sebelum tiba di sini.
Kakinya sudah berada di depan pintu, sedikit berdehem kemudian mengetuknya. "Permisi.."
Tak lama pintu terbuka.
Kreeet"Hyeri?! Kok kamu bisa ada di sini?!"
Ia langsung menghambur ke dada June lalu menaikkan wajahnya, menatap dengan mata bulat innocent nya. "Aku dengar harabeoji kamu sakit. Aku kan juga mau jenguk harabeoji."
"Kamu tau dari mana?"
"Tadi aku ke dorm kamu karna ponselmu nggak bisa di hubungi. Kata Chanu kamu ke rumah sakit nengok harabeoji kamu. Tapi Chanu nggak tau rumah sakitnya jadi dia ngasih alamat rumah ini. Ternyata harabeoji kamu sudah pulang ya?"
June memijit pelipisnya pusing, bisa-bisanya Chanwoo memberikan alamat kakak neneknya kepada Kim Hyeri, pikiranya. "Ya sudah kita masuk dulu."
***
Duduk dengan kaki merapat serta telapak tangan yang menumpu pada lutut, Kim Hyeri benar-benar seperti seekor chihuahua yang berhadapan dengan seekor siberian husky salju.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL'S DREAM
Fanfiction"Memang bisa, gue yang seorang fangirl ini jadi girlfriend?" "Yah selama lo cewek, young, free, dan masih hidup. Who knows what gonna happen in life right?!" √Bahasa baku+nonbaku √Santai √Ringan √Baper Cover by @graphicarea Text Animation by @ensikl...