Chapter 83 : Memory 1

606 91 20
                                    

"Oleh-olehnya sudah kamu masukkan ke dalam mobil, Jun?"

"Sudah eomma. June berangkat ya."

"Hati-hati di jalan. Bilangin eomma sama appa titip salam. Nanti kalau kamu sudah sampai jangan lupa telpon eomma."

Pria itu beranjak setelah berpamitan, melajukan mobilnya di jalan perkomplekan bersalju sampai keluar menuju jalan raya. iKON sedang tidak ada jadwal selama dua hari sehingga di manfaatkan para member untuk beraktivitas secara individu. June pulang ke rumah orang tuanya pagi tadi dan sekarang sedang menuju rumah kakek neneknya mumpung ia sedang ada waktu untuk mengunjungi mereka, pikirnya.

Selang dua jam kemudian roda mobil itu melambat lalu berhenti di depan rumah kayu bergaya tradisional Korea. Memutar tubuh dan mengambil oleh-oleh yang ia letakkan di kursi belakang sebelum keluar dari mobil dan mengetuk pintu rumah.

"June?" sang nenek membukakan pintu, sedikit terkejut dengan cucu yang datang tiba-tiba, kemudian memeluk dan menoleh ke belakang punggungnya.

"Kamu ke sini sama siapa? Sendirian?"

"Iya, halmeoni."

"Ya sudah cepat masuk, harinya dingin."

Melangkah ke dalam rumah dan menemukan sang kakek yang sedang menyeruput teh hangatnya. June mendekat, rasanya sudah cukup lama ia tak bertemu kakek neneknya. Sewaktu kecil ia biasa berkunjung ke rumah mereka dengan orang tua dan kakaknya, namun setelah semakin dewasa ia jarang bertemu di karenakan jadwal sebagai idol yang sangat padat.

Tak membutuhkan waktu lama untuk tiga orang itu larut dalam obrolan.






***






Malam harinya. Mereka bertiga sedang menyantap makan malam. Sore tadi ketika June datang, neneknya dengan antusias segera menyiapkan makan malam. Sudah menjadi kebiasaan baginya menyiapkan makanan kesukaan bagi cucunya yang datang berkunjung, terlebih June—salah satu cucunya yang selalu pilih-pilih makanan sejak kecil. Mereka menyantap makan malam dengan lahap sambil berbincang-bincang, sampai pada satu titik—pembicaraan itu berganti topik tiba-tiba.

Mengaduk isi mangkuk dengan mata mengarah ke sang cucu. "Halmeoni kalau lihat kol, entah kenapa jadi ingat (y/n)."

"Huk!" June yang hampir menyembur makanan segera menepuk dadanya.

"Waktu kalian ke sini, (y/n) halmeoni suruh metik kol di kebun belakang. Kamu ingat kan?"

Di jawab dengan anggukkan tanpa melihat lawan bicara.

"Jun?"

"Eum?"

"Kamu cinta sama dia? Artis itu?"

"Iya halmeoni." ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari mangkuk nasinya.

Neneknya terdiam sejenak, membuka mulut dan berujar pelan "Kamu yakin Jun?"

"June sudah kenyang." ia beranjak dari kursinya tiba-tiba. "Terima kasih makan malamnya, June mau langsung ke kamar." berlalu meninggalkan mangkuk nasinya yang masih bersisa setengah.

Masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan cepat. Berbaring di atas kasur lipat yang sebelumnya sudah di siapkan neneknya sambil memejam dengan punggung tangan menutupi mata. Hela'an nafas terdengar berat, sadar akan perasaan yang tiba-tiba membuat hatinya berdenyut tidak nyaman.

Tangannya mengusap ujung kasur di sampingnya, matanya memperhatikan kain lembut berwarna biru yang ia usap. Detik itu juga, tanpa sebuah peringatan satu memori tiba-tiba terlintas di kepala. Kejadian malam itu ketika bersamamu, di kamar yang sama bahkan kasur yang sama pula.

FANGIRL'S DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang