tangis

2.3K 126 0
                                    

Malam ini semua tamu undangan sudah pulang meninggalkan pesta yang sangat memalukan itu. Termasuk dirga,dia baru pulang lima menit yang lalu.

Kupandangi jendela kamarku melihat tanaman kaktus yang menyimpan kenangan aku dan mama.

Flash back

Sepuluh tahun lalu

"Ma,kaktusnya kecil yah"ucapku

"Iya sama seperti kal,nanti saat kal sudah besar kaktus ini juga akan besar"ucap mama

"Nanti cantik kal atau kaktus yah ma"tanyaku

"Tentu lebih cantik kal"ucap mama

"Kal cantik yah ma"kataku

"Sangat,nanti kalo kamu remaja pasti banyak lelaki yang sayang ama kamu"ucap mama

"Dan mama akan kal kenali sama mereka"ucapku

Flash back off

Kini air mata dan semua kenangan itu kembali lagi.

"Sekarang gimana caranya kal kenali mereka sama mama"ucapku

Tok...tok...tok

Suara ketukan pintu membuatku mengusap air mataku.

"Kal"ucap dimas

"Mau apa loh"kataku

Ia menyodorkan satu potongan cake ultah.

"Gue nggak mau makan kue sekarang"kataku

"Ini potongan pertama kue ultah gue kal. Sengaja buat cewek yang sampai saat ini gue sayangi dan buat adek gue"ucapnya

Kini aku memandangnya dengan tatapan tak dapat diartikan.

"Iya kal sekarang gue coba untuk belajar ngangep loh adek gue walaupun berat tapi cinta tak harus memiliki kan. Lagian gue tetep bisa sayang ama loh kan dan bisa jalan seperti orang pacaran. Gue seneng punya adek kayak loh. Adek gue yang manis"ucap dimas

"Loh serius dim"kataku

"Panggil gue kakak"katanya dengan senyum

Gue peluk kakak tiri gue itu. Ini merupakan salah satu kebahagian yang aku inginkan.

"Mulai sekarang loh nggak boleh nangis dan bagi kesedihan loh ama kakak loh ini"ucap dimas

"Coba loh bukan kakak gue yah"ledekku

"Hehehe jangan buat gue berubah pikiran"ucap dimas

"Mana kuenya"ucapku

"Nih potongan pertama untuk adekku tersayang"ucap dimas

*******

Aku turun ke bawah untuk sarapan. Kutatap semua orang membeku diam.aku seret kursiku dan segera duduk.

"Kal"ucap papa

"Iya"jawabku

"Papa minta maaf seharusnya sebagai seorang papa lebih dewasa dan tidak menyalahkan kamu karena kematian mamamu.papa selama ini jahat sama kamu kal"ucap papa

"Nggak kok pa,seharusnya kal yang minta maaf karena kurang berusaha nolongi mama dan kal nggak bisa cegah mama untuk beli kaktus malam itu"ucapku

"Itu bukan salah kamu kal,papa tau mama kamu itu kalau sudah ada maunya pasti nggak bisa dibantah"ucap papa

Langsung saja aku beranjak dari kursiku dan memeluk papa. Semua yang ada disitu bahagia tapi tidak tau dengan tiara.

Kulihat jam masih menunjukan pukul 6 pagi. Pantesan dirga belum jemput dan kuputuskan untuk menunggunya di teras.

"Tiara"kataku

"Kenapa loh,ngarep gue bakal minta maaf sama kayak yang lain"ucap tiara

"Bukan.."jawabku

"Asal loh tau yah sampai kapan pun gue bakal benci ama loh. Karena loh selalu rebut semua yang berarti buat hidup gue. Kemarin bintang dan sekarang saat gue suka ama ferro,dia juga suka ama loh"kata tiara

"Maksudnya apa ra"tanyaku

"Ferro suka kan sama loh. Dan belum puas loh rebut bintang dari gue"kata tiara

"Bukannya loh yang rebut bintang dari gue"emosiku meluap

Dimas keluar dan menghentikan kami yang sedang berdebat.

"Tiara udah,ayo ke sekolah. Pagi-pagi anak cewek sukanya cekcok yah. Kal loh bareng dirga"kata dimas

"Iya kak"kataku

Lalu dimas dan tiara segera masuk ke dalam mobil dan berlalu.

"Sampai kapan loh ra benci ama gue. Apa yang bisa gue lakuin biar loh nggak benci gue lagi"batinku

Hingga suara klakson dirga membuatku beranjak.

Cewek kaktusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang