4. Jomblo Dilarang Datang ke Pesta

554 44 118
                                    

Pagi hari yang cerah di hari Selasa. Seharusnya pagi ini bisa membuat Kory sedikit lebih tenang karena keadaan di sekeliling begitu mendukungnya. Tetapi ternyata, itu hanya angan-angan semata ketika ia masih berada di rumah.

Nyatanya, di kelas begitu riuh. Bukan, bukan riuh karena para mahasiswa dan mahasiswi yang asik membicarakan teman, pacar, dosen, acara nongkrong, dan lain sebagainya. Melainkan mereka riuh karena sedang membicarakan sesuatu yang membuat hati Kory dongkol.

Kory manyun, tangan kanannya menopang kepala samping dengan siku yang menjejak pada meja yang bergabung pada kursi (kursi khas anak kuliah itu loh). Ia memilih mendengarkan musik melalui earphone yang terpasang pada smartphone dan telinganya.

"Hey, kalian diundang ke pesta ulang tahunnya Nok Won tidak?"
"Diundang lah. Kamu sendiri?"
"Tentu."
"Tetapi, yang diundang adalah mereka-mereka yang punya pacar. Atau paling tidak, mereka punya teman kencan."

"Untung kita punya pacar, ya?"
"Ya, walaupun rencananya aku mau putus dengan pacarku besok. Ohoho."
"Kamu mau pakai gaun apa?"
"Kamu mau pakai pakaian apa?"
"Acaranya jam tujuh malam, kan?"

"Katanya acaranya sampai pagi."
"Kita sampai malam saja lah. Besok kan ada acara kumpul eskul, mana jadwalnya pagi."
"Benar juga."

Dan pembicaraan mereka tidak juga berhenti sampai sang dosen datang. Kory buru-buru melepas earphone dari telinganya lalu mematikan music play di smartphonenya, dan mengganti smartphone dari mode dering ke mode getar. Sementara mereka yang masih menggosip langsung diam karena dipelototi oleh sang dosen begitu mendengar sang dosen berdehem.

"Tidakkah kalian menyadari saya telah datang?" gerutu sang dosen yang ternyata adalah Angela.
"..."

"Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, satu diantara kalian ada yang melihat ke arah saya. Bukannya memberitahu teman yang lain tetapi dia malah diam saja!"
"..."

"Kalian semua akan saya hukum! berdiri di atas kursi dengan satu kaki di angkat lalu kedua tangan berada di pinggang!"
"Ha?"

"A-apa kami juga termasuk? Ka-kami menyadari anda datang, Bu Angela."
"Tidak."

Kory yang mendengarnya segera menghela nafas lega. Untung ia tidak ikut dihukum atau peribahasa, 'karena banyak nila rusak susu hampir sebelangga.' akan berlaku.

Tunggu, memangnya ada ya peribahasa semacam itu?

"Baik, mari kita mulai kuliah hari ini." ucap Angela. Ia membuka buku dan mulai menjelaskan materi hari ini.

Hanya lima mahasiswa yang tidak dihukum sementara empat puluh sisanya berdiri di atas kursi dengan satu kaki di angkat lalu kedua tangan berada di pinggang. Sebagian dari mereka memilih diam. Tetapi, tidak sedikit juga dari mereka yang menggerutu.

Dan mereka tetap seperti itu selama lima belas menit. Setelahnya, mereka kembali mengikuti kuliah seperti biasa.

Jujur, Kory agak sebal karena hukumannya sebentar. Tetapi, ia tidak mungkin mengadu pada Angela atau ia akan dihukum sama seperti mereka. Jadilah ia hanya manyun sembari mendengarkan penjelasan Angela.

🎍🎍🎍🎍

- Skip time -

Sore, 18:00...

Kucoba untuk bangkit bumi ke langit
Meski terasa sulit dari bumi ke langit
Terbang melayang bumi ke langit
Dari bumi ke langit dari bumi ke langit

Ryan segera meraih earphone yang terpaut di lubang di bagian atas smartphone lalu memasangnya di telinga. Ia tekan tombol di kabel dan telepon pun tersambung.

Jomblo Ngenes vs Jomblo HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang