22. All in One Day

297 21 25
                                    

Sakit dan ngambek

Keduanya terjadi dalam satu hari

Nah, kok begitu?

Lihat saja

Karena kejadian sabtu kemarin, Dylan dan Hail sakit karena terlalu lama menunggu si penantang mereka datang. Ya, kalau cuaca cerah sih mending. Paling cuma kelelahan dan mengantuk. Lah ini, kehujanan. Ya sudah masuk angin deh.

"Uhuk, uhuk, uhuk. Hatsyii! Hatsyi!! Brrrr....!!!"

"Uhuk, uhuk, uhuk. Hatsyii! Hatsyi!! Brrrr....!!!"

Jadilah mereka berdua tidak masuk kuliah di hari senin ini. Untuk surat izin diserahkan kepada teman mereka untuk disampaikan kepada dosen terkait.

"Uhuk, awas saja, uhuk, akan brrrr kubalas hatsyi! Nanti! Hatsyi! Hatsyi! Hatsyi!" ucap Dylan terputus-putus karena bersin, batuk, dan kedinginan. Sementara Hail tidak berkomentar apa-apa. Ia lebih ke merutuki dirinya yang mudah dikerjai kakak kelasnya itu.

"Lain kali aku akan jadi lebih cerdas darinya- hatsyi!" ucapnya menyeringai tetapi seringainya tidak bertahan lama karena ia bersin.

Setelah makan dan meminum obat yang diberikan dokter ketika memeriksakan diri ke klinik, mereka pun beristirahat. Ya, seperti hari ini. Mereka istirahat dengan berbalut selimut di ruang tamu.

Lah, kok gitu? Ada apa dengan kamar mereka?

"Neng, satenya seratus tusuk."

"Hik hik hik hik hik."

Rupanya, kamar mereka telah dipesan (booking) oleh dua setan legend di dunia ini. Yang satu katanya sedang mengadakan persalinan sementara satunya lagi bulan madu. Siapa mereka?

Yang sedang bersalin adalah perempuan berambut panjang bergaun putih sekaki. Wajah putih karena cat Dilux (eh?), dan lingkar mata hitam karena cat Dilux juga dan ia tengah mengandung. Tetapi, letak kandungannya bukan di perut, melainkan di punggung. Ia tengah mendiami kamar Hail dengan sukacita.

"Aku lupa- uhuk, buat tasyakuran- brrr, setelah membeli rumah ini. Hiiy- hatsyi!" gerutu Hail kesal.

Sementara di kamar Dylan ada dua setan yang sedang memadu cinta, yang satu merupakan setengah manusia setengah anakonda sementara yang satunya setengah manusia setengah piton.

"Brrr maaf, itu siluman, thor, bukan setan." seru Dylan. Ia menggigil kedinginan dengan masih berbalut selimut.

Oh, salah ya?

Terserah, uhuk, deh. 😑

Oh, baiklah.

😑

"Brrrr padahal- uhuk baru ditinggali- brrr seminggu- hatsyi! Tetapi- uhuk sudah- uhuk ditempati setan. Ya- uhuk, meski- brrr mereka bayar- hatsyi!" ucap keduanya bersamaan.

Faktanya, mereka memang sudah membayar di muka sebesar 200.000 won. Tetapi sisanya akan dibayar nanti setelah mereka puas berada di kamar itu, dan entah sampai kapan puasnya. Dua hari kemudian? Tiga minggu kemudian? Lima tahun kemudian? Atau selamanya?

Duh, kalau mereka menginap lama, bisa kelar urusannya. Mana kamar penuh semua kecuali rumah Dylan karena kedua orang tua dan adik angkatnya sudah meninggal semua. Ia hanya diurus oleh kuratornya namun sang kurator tidak tinggal di sini. Parahnya lagi Dylan tidak punya sanak saudara. Adanya teman (mantan) itupun satu nasib dengannya. Jadilah kehidupannya semakin memprihatinkan saja.

"Haaa..." keluh mereka berdua bersamaan. Mereka janji setelah tiga- eh empat (bayi dalam kandungan dihitung juga) setan itu pergi, mereka akan bilang ke kurator dan orang tua mereka untuk melakukan tasyakuran agar rumah dan hidup mereka selamat. Semangat menempuh badai ini, Dylan, Hail.

Jomblo Ngenes vs Jomblo HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang