Ya lah, Senin pagi, Kory sudah dibuat ngenes.
Berawal dari bangun pagi. Lagi-lagi abangnya sudah berangkat sehingga ia tidak di rumah. Ia tahu abangnya pergi kemana. Pasti pergi ke rumah Dolly dan mengajaknya jogging (olahraga bersama), lalu setelahnya ke gymnasium mentang-mentang mereka kuliah siang. Memikirkan aktifitas mereka saja membuat Kory sedih.
'Pasti mereka sedang senang-senang sendiri.'
Dan Kory mulai membayangkan momen yang tidak-tidak seperti Dolly yang memberi minuman untuk Ryan, Dolly yang mengelap dahi Ryan yang berkeringat, mereka bertatapan lalu tersenyum bersama, Dolly yang tidur di paha Ryan di bangku taman dengan Ryan yang mengelus rambut dan pipi Dolly, dan lain sebagainya.
Membayangkan hal itu membuat Kory sedih. Air matanya pun berlinang lalu ia mengelap ingusnya.
'Andaikan aku yang jogging bersama Dolly..."
Tetapi, ia buru-buru sadar dari lamunannya. Yep, ia tadi hampir melamun tadi. Wuh, daripada bersedih karena sang kakak tidak perhatian, lebih baik ia pergi kuliah. Ia harus cepat-cepat berangkat atau ia akan terlambat. Secara dosennya saja Diluk Oktavius. Dosen hunter namun baik hati.
Eh, ralat, maksudnya dosen killer. Hehehe.
Tetapi, bagaimana dengan rumah? Siapa yang bersih-bersih?
Awalnya, Kory sempat galau karena ia belum bersih-bersih rumah dan sayangnya ia tidak bisa melakukannya karena pagi ini ia ada kuliah. Namun, akhirnya ia pun ingat bahwa keluarganya punya banyak pelayan. Ia menghela nafas lega lalu ia segera ke kamar untuk berganti pakaian.
Setelah mengenakan kemeja dan celana jeans, Kory segera memakai sepatu sneakers. Setelah selesai memakai sepatu, ia buru-buru berlari menuruni tangga menuju lantai dasar. Setelah sampai di sana, ia pun berlari ke luar rumah. Tampak beberapa pelayan sedang membersihkan guci dan lantai.
"Maaf, bi, aku numpang lewat." ucap Kory.
"Ya, tuan."
"Aku kuliah dulu. Dah."
"Hati-hati, tuan."
"Ya."Kory berlari ke teras, menyusuri taman, lalu membuka gerbang.
Kory yang ceria berubah menjadi bersemangat. Mobilnya melaju, menelusuri jalanan kota Daedo dengan masih sembari bersenandung."Hey Spongebob Hey Spongebob dia temannya Patrick. Ke Krusty Krab pakai unicycle dia selalu ceria."
Tetapi, keceriaan Kory tidak berlangsung lama begitu ia melihat sebuah Mobil KIA berwarna merah dengan plat nomot PEL 002. Tatapannya kini berubah menjadi serius dan ia memicingkan kedua matanya.
'Itu kan mobilnya Dylan?'
Kory segera memajukan mobilnya. Entah kepo atau bagaimana, yang pasti mobilnya kini sudah agak merapat dengan mobil tersebut.
Dylan sendiri tidak menyadari ada mobil milik Kory di belakangnya. Itu karena ia sedang asik bermesraan dengan Layla. Tangan kanannya tengah merangkulnya lalu mengelus pipinya sementara tangan kirinya menyetir. Pandangannya juga bolak balik antara depan dan Layla. Layla yang pipinya dielus hanya tersenyum simpul.
"Kau benar-benar cantik pagi ini."
"Ih, gombal."
"Serius."
"Hahaha..."Melihat mereka bermesraan membuat Kory manyun dan seketika ia galau. Itu karena saat ini ia ke kampus naik mobil sendirian. Boro-boro kakak, pacar saja tidak punya jadi tidak ada yang bersamanya saat ini.
"Senin yang membuatku ngenes." gumam Kory dan ia pun mewek.
Ketika ada kesempatan, Kory menyalip ke sisi kiri dan mobilnya melaju cepat agar tidak ketahuan Dylan dan Layla. Beruntungnya Kory karena Dylan dan Layla tidak melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Ngenes vs Jomblo Happy
FanficKata siapa jomblo itu akhir dari dunia? Hanya Kory Char yang bilang. Waktu demi waktu kadang ia isi dengan tangisan karena dirinya jomblo. Jomblo ngenes, pikirnya. Tetapi, berbeda dengan Nathan Ogong. Ia sendiri senang dikatai jomblo. Bahkan, ia men...