5. Mocked Because Single

501 39 83
                                    

Satu persatu tamu undangan pun hadir. Penampilan mereka sungguh variatif. Ada yang tampak kasual namun tetap trendi, ada yang pakai tuxedo, bahkan ada yang pakai setelan jas ala pebisnis dan pengusaha kaya.

Ryan sendiri berpenampilan layaknya Pengusaha sukses. Ia mengenakan kemeja putih berlengan panjang dipadu jas berwarna emas dengan celana panjang berwarna senada. Tidak lupa sepatu kulit berwarna hitam dan dasi berwarna senada dengan sepatunya.

Sementara Dolly berpenampilan sangat cantik hari ini. Ia mengenakan gaun panjang yang menutupi kaki berwarna emas bertabur permata putih dipadu sepatu high heels berwarna senada. Tidak lupa riasan make up yang natural dengan lipstik berwarna merah jambu dan aksesoris berupa perhiasan berwarna perak.

Ya, tadi setelah membeli benda sebagai kado dengan secepat kilat, Ryan buru-buru berganti pakaian lalu menjemput Dolly. Saat sampai di rumah Dolly, Ryan sempat dibuat terpana dengan tampilan Dolly yang anggun ditambah serasi nan kompak dengannya (sama-sama berpakaian warna emas). Setelah sadar dari keterkejutannya, mereka pun berangkat bersama dan kini mereka telah sampai di restoran.

"Hey, Honey, mengapa kau tidak bilang padaku kau sudah jauh-jauh hari membeli kado?"
"Ups, maaf. Aku tiba-tiba diajak Layla kemarin lusa. Hehehe."
"Huh!"
"Sudahlah. Ayo masuk."

Dan mereka pun masuk dengan Ryan yang masih manyun. Tetapi, itu tidak berlangsung lama karena ia mulai bersikap biasa (menjaga reputasi) ketika semua mata tertuju pada mereka.

"Wah, cantiknya..."
"Dolly cantik sekali..."
"Eh, itu Dolly, kan?"
"Ryan juga tampan."
"Kyaaa, Ryan...!"

Begitulah komentar para undangan yang datang lebih dulu. Mereka terkejut, terpana, terpesona, bahkan jatuh hati melihat Ryan dan Dolly. Dolly hanya tersenyum ke arah mereka begitu pula Ryan, terlepas apakah mereka akrab atau tidak.

Ingat, jaga reputasi di hari besar, pikir Ryan dan Dolly.

"Halah, mereka hanya menjaga reputasi. Jadi, jangan tertipu."
"Haha, iri nih ceritanya?"
"Dih, tidak lah. Untuk apa iri pada mereka? Aku senang menjadi diriku sendiri."
"Kau tidak tahu bagaimana mereka di kampus. Uh, tidak, terima kasih."

Dan ya, di lain sisi ada yang kagum pada mereka tetapi ada juga yang sebal pada Ryan dan Dolly. Bukan, bukan karena mereka iri. Tetapi karena mereka tahu tabiat Ryan dan Dolly sebenarnya. Contohnya, tidak begitu peduli pada teman ketika sedang bersama pacar. Cueknya Ryan dan Dolly pada adik Ryan dan Nathan bukan lagi menjadi rahasia khusus bagi mereka.

Nyatanya, Ryan dan Dolly mendengar mereka berbisik. Meski tidak tahu mereka berbisik apa, Ryan dan Dolly tidak peduli dan mereka terus saja berjalan ke dalam, hendak mencari si empu pemilik acara.

"Apakah Dylan belum datang?" gumamnya pada dirinya sendiri sembari celingukan sana sini.
"Yo."

Ryan menoleh ketika bahunya ditepuk agak keras. Tampak olehnya Nokwon dan sang kekasih yang tersenyum ke arah mereka.

"Oh, Nokwon, selamat ulang tahun." ucap Ryan sembari mengarahkan tangannya ke depan. Tangannya langsung dijabat Nokwon lalu Ryan menjabat tangan pacar Nokwon dan dijabat olehnya. Dolly pun melakukan hal yang sama dan Nokwon serta sang kekasih menjabat tangannya bergiliran.

"Selamat ulang tahun, Nokwon." ucap Dolly.

"Terima kasih. Kadonya bisa kalian taruh di sebelah sana. Dan ngomong-ngomong kalian tampak serasi. Yang satu tampan dan yang satu luar biasa cantik. Bahkan malaikat pun kalah cantiknya denganmu, Dolly." puji Nokwon sembari mengedipkan mata kirinya.

"Hahaha, kau bisa saja." jawab Dolly sembari tertawa sementara Ryan agak sebal melihatnya.

Jujur, kalau saja Dolly belum punya pacar, Nokwon akan mencium tangannya dan akan melamarnya saat ini juga. Jika lamarannya diterima, ini akan menjadi kado yang istimewa dan dengan demikian, ia akan memutuskan hubungannya dengan sang kekasih. Tetapi sayang, Dolly sudah ada yang punya begitupula dirinya. Jadi, Nokwon memilih mengurungkan niatnya.

Jomblo Ngenes vs Jomblo HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang