Pertandingan basket antara SMA Nusantara lawan SMA Taruna diselenggarakan pada hari senin di lapangan GOR. Siswa maupun siswi SMA Nusantara diijinkan dispen bagi mau yang datang untuk mensuport tim basket sekolah mereka. Yang akan bertanding mewakili sma nusantara adalah Dava, Satria, Diego, Danan, dan Nathan.
Sedangkan bagi sma taruna adalah Rayhan, Okta, David, Gege, Vernan.
Tentu saja anak anak lavasa datang untuk menyaksikan sekaligus memberi support pada tim basket sekolah mereka. Di samping kanan kursi penonton sudah ada audy, mawar, vania, bunga, yulia, jessica, lala, zesa dan sinta. Dava tambah bersemangat karena hadirnya audy. Sekilas mata audy dan dava bertemu. Dava menyunggingkan senyumannya kepada audy begitu juga audy yang juga membalas senyuman hangat dava. Para anggota cheers sudah siap dengan tariannya. Kini tim basket sma nusantara sudah menghadap ke arah lawan yaitu sma taruna. Mata dava memandang sengit ke rayhan. Tanda akan suatu perlawanan dimulai. Seorang mulai melambungkan bola basket tinggi tanda perlombaan dimulai, dava dan rayhan mulai beradu mengambil bola tersebut. Bola basket tertangkap oleh Dava. Suara teriakan para supporter mulai menggema memecah ketegangan di lapangan basket ini. Dava mulai mendribble bola menuju ring basket, begitu juga rayhan yang mulai mengadu untuk merebut bola. Para anggota cheers mulai menari nari. Memberi semangat pada anak basket sekolah mereka.Score pada papan nilai menujukkan angka 17-17. Artinya tim mereka seri. Satu babak lagi akan menentukkan siapa pemenangnya. Time sudah menunjukkan angka 01.15 menit lagi. Satria mulai berusaha merebut bola dari tangan okta. Satu ide terlintas di pikiran okta. Okta melempar bolanya ke tangan david otomatis satria juga berlari ke arah david untuk mengambil bola. Kesempatan itu digunakan okta untuk mensleding kaki satria. Pas!. Satria tersungkur ke tanah lapangan basket ini. Sontak keadaan yang tadinya riuh seketika hening karena adegan itu. Dava yang melihat itu langsung geram di tempat dan lamgsung menghampiri okta yang menahan senyumannya. Dava langsung mendorong pundak okta dan okta juga yang belum siap mendapatkan dorongan itu langsung jatuh ke belakang. Satu bogem mentah mendarat di pelipis okta. Okta tidak bisa berbuat apa-apa karena pukulan yang diberikan oleh dava sangat keras.
"BANGSAT LO ANJING!"
Emosi dava sudah dipuncak. Ia menarik kembali kerah baju okta dan membuat okta lemas karena satu pukulan. Para penonton yang melihat langsung kejadian itu bergidik ngeri. Begitupun dengan para juri. Pak Harto langsung menghampiri dava dan okta untuk meleraikan keduanya.
"STOP STOP! APA APAAN INI?!" Marah pak harto. Satria masih diam di tempat dengan kaki yang terkilir. Cowok itu berusaha buat bangun dibantu oleh Diego."DAVA KAMU SUDAH MELANGGAR PERATURAN!"
"Kenapa bapak nyalahin saya? Kalo dia gak main curang maka saya gak bakal ngehajar dia pak!" Bela dava
"Oke sekarang babak terkahir untuk menentukan pemenangnya. Satria kamu bisa lanjut?"
"Bisa" jawab satria seadanya
"Oke sekarang permainan dilanjutkan!"
Dava memandang rayhan, david, okta satu persatu. Bermaksud untuk membalas dendam. Suara sorakan-sorakan kembali menggema disetiap sudut lapangan ini.
Dava kembali bermain dengan sengit. Waktu tinggal 10 detik lagi. Bola yang dibawa dava akhirnya direbut oleh rayhan. Waktu tinggal 5 detik. Dari arah barat seorang berusaha merebut bola yang dipegang rayhan dan berlari dengan pincang untuk memasuki bola ke dalam ring.
12
3
4
PAS!
Satria berhasil memasuki bola ke ring lawan. Angka yang terdapat di papan score menunjukkan 20-19. Artinya perlombaan ini dimenangkan oleh SMA NUSANTARA. Suara tepuk tangan menyoraki kemenangan sma nusantara. Audy tersenyum melihat dava yang sudah mau berjuang untuk sma nusantara. Disana rayhan malu karena tidak bisa berjuang untuk sekolahnya. Lagi lagi ia berdecih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker Boy
Teen FictionWARNING! Belum di revisi. Alur masih random. Masa SMA. Masa yang dimana tepatnya para siswa-siswi memakai pakaian putih abu-abu. Dimana juga para siswa siswi menikmati kisah kisah pacaran yang sewajarnya. Dimana juga sebuah perkumpulan yang membuat...