24. Bolos

6.3K 202 2
                                    

Berita tentang dava yang sudah resmi pacaran dengan audy telah menyebar seantero sekolah bahkan sampai sekolah disebelah. Audy baru sampai disekolah. Disana audy juga melihat rania dan pinkan yang baru sampai. Rania dan pinkan mendekat ke arah audy.

'Duh isi pakek acara kesini lagi' batin audy yang setengah ngeri melihat rania dan pinkan. Takut? Sebenarnya sih biasa aja, cuma audy malas berdebat dengan mereka.

"Hai yang udah jadi pacarnya dava" ucap pinkan lebih menjurus ke sindiran.
Audy tak menggubris sapaan pinkan, malah berjalan menghiraukan rania dan pinkan yang sudah geram dengan sikap audy.

"Oh lo udah berani sama gue?" Rania menarik tas audy. Audy memutar malas bola matanya karena sebentar lagi ia akan diajak debat oleh rania.

"Sejak kapan gue takut sama lo?" Audy membalas dengan berani.

"Bagus ya lo sekarang udah jadi pacar nya dava! Berarti gosip-gosip bener dong kalo lo cuma manfaatin dava biar jadi famous doang. Kampungan lo!" Pekik rania

"Oh kampungan ya? Gak masalah! Dari pada jadi BAD GIRL!" Sarkas audy sambil menekankan kata 'bad girl'

"DIEM LO!" Kali ini rania sudah benar-benar emosi dibuatnya. Ia menjambak rambut audy sampai audy kesakitan. Posisi mereka masih di area parkiran. Semua pasang mata memandang mereka bertiga. Kepala audy berdenyut merasakan kesakitan akibat jambakan rania terlalu kuat. Mata audy sudah memerah. Tapi audy menahan agar benteng pertahan air matanya tidak hancur. Audy tidak boleh lemah menghadapi rania. Jika ia sampai lemah maka audy memberi ijin kemenangan untuk rania.

"PUAS LO SEKARANG HAH?! NGEREBUT ORANG YANG SELAMA INI GUE SUKAIN, DENGAN ENTENGNYA LO REBUT DIA DARI GUE?! BANGSAT LO DY!" Teriak rania tepat didepan muka audy. Jambakan itu semakin erat.

"LO EMANG MURAHAN BANGET DY! GUE BENCI BANGET SAMA LO. LO PACARAN SAMA DAVA CUMA UNTUK NUMPANG FAMOUS DOANG KAN?! JAWAB! JANGAN GAGU LO JADI ORANG!" Tambah nya. Audy sudah tidak dapat lagi menahan sakitnya jambakan rania. Matanya sudah berkaca-kaca. Kepalanya sangat berat. Pusing. Itu lah yang dirasakan audy sekarang.
Seilas audy dapat mendengar deruman motor memasuki area sekolah dan audy juga dapat mendengar teriakan vania, lala, yulia dan temannya yang lain.

"BANGSATT LO RAN! LEPASIN AUDY!" Teriak lala

"GUE GAK ADA HUBUNGAN SAMA LO ANJING!"

"RANIA!" Pekik dava yang baru saja datang dengan ransel tas di pundak sebelah kanan.

"LEPASIN AUDY!"

"Apa peduli lo hah?!" Balas rania berani
Disisi lain pinkan sudah tidak berani lagi menatap dava yang sudah dibara api kemarahan di sorotan matanya.

"LEPAS ATAU LO KELUAR DARI SEKOLAH INI?!" Ancam dava

"EMANG LO SIAPA BERANI NGANCEM GUE?! PEMILIK SEKOLAH? BUKAN KAN?"

"GUE EMANG BUKAN PEMILIK SEKOLAH INI. TAPI GUE UDAH REKAM KELAKUAN LO SEKARANG. GUE RASA INI CUKUP JADI BUKTI BUAT LO KELUAR DARI SEKOLAH INI!" Kata dava sambil menunjukkan hp nya yang tertera tombol rekaman. Audy masih menangis dalam diam. Lala dan yulia juga merangkul audy.

Bahkan sekarang area parkiran sudah dipenuhi oleh segerombolan murid-murid SMA Nusantara.

"LO GAK BISA NGANCEM GUE DAV!"

"KENAPA NGGAK? SEMUA YANG GUE LAKUIN PASTI BISA!"

"LO GAK PERNAH PEKA DAV! PERCUMA LO PUNYA OTAK TAPI NGGAK PERNAH BERFIKIR KALO GUE SUKA SAMA LO SEBELUM LO DEKET SAMA AUDY! LO NGGAK PERNAH NGELIAT KE SINI DAV! GUE CINTA SAMA LO! GUE SUKA SAMA LO! BAHKAN GUE SEMPET NGIRA LO SUKA SAMA GUE DULU PAS LO NENANGIN GUE YANG WAKTU ITU DIPUTUSIN SAMA RAYHAN!" Ucap rania yang sekarang matanya sudah berkaca-kaca menahan antara amarah, kecewa, cemburu.

Troublemaker BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang