29. Marah

5.6K 221 12
                                    

"Jangan buat keputusan yang kalau pada akhirnya bisa buat kamu sakit hati"
-Dava bramasta
•••

Danan mengeluarkan motornya dari parkiran. Sekilas ia melihat dava yang membonceng rania. Danan mengerutkan alisnya. Kenapa dava bisa pulang bareng rania tidak audy?

Dari pada penasaran dengan hal yang tidak berguna menurutnya, danan lebih memilih pulang saja.

Saat keluar dari parkiran danan melihat seorang perempuan sebaya dengannya duduk di halte sendirian sambil menutup matanya dengan kedua tangan. Menangis. Merasa bahwa perempuan itu tidak asing danan menghentikan motornya tepat dihadapan cewek itu.

Perempuan yang diduga danan tidak asing bagi danan mendongakkan kepalanya.

"Audy?" Danan bingubg, kenapa tadi dava pilang dengan rania sementara pacarnya sendiri tengah menangis sendirian di halte.

"Danan..." lirih audy sambil mengusap air matanya

"Lo gapapa?" Danan ikut duduk disamping audy sambil menenangkan cewek itu

"Gapapa"

"Lo kok bisa sendirian disini? Dava mana?" Audy hanya menggelengkan kepalanya saja dan tidak menanggapi pertanyaan danan.

"Oh gue tau, pasti dava jalan sama rania terus lo gak sengaja ngeliat dava sama rania akhirnya lo nangis disini kan?" Tebak danan 'sok tau'

Lagi-lagi audy hanya membalasnya dengan gelengan saja.

Danan menghembuskan nafas berat. Ia begitu kecewa dengan dava karena tidak bisa menjaga audy.

Awalnya danan sudah mau berniat untuk tidak mendekati audy lagi, karena audy suda bahagia dengan dava. Tapi kali ini, danan tidak akan tinggal diam. Bagaimanapun juga danan pernah menyukai audy dan ia merelakan audy dengan dava.

"Ikut gue" ajak danan

"Kemana?"

"Ke rumah lo, gue yang anter"

Audy menurut saja. Ia langsung naik ke motor danan. Kemudian danan melajukan motornya menuju rumah audy dengan audy yang memberitahukan arah rumahnya.

***

Selesai mengantarkan rania pulang dengan kesal dava langsung pergu menuju warbi. Terlintas pikiran dava untuk menengok audy apakah cewek itu masih menunggu kakaknya atau tidak. Dilihatnya halte sudah tidak berpenghuni. Dava pikir mungkin dika sudah menjemput audy. Langsung saja dava menjalankan motornya ke warbi.

"Jo! Lo jangan ambil bakso gue dong. Ini beli pakek uang tabungan gue" kesal renanta yang baksonya diambil oleh johan.

"Hah? Gue gak ngambil bakso punya lo. Bakso lo masih lengket noh sama batangnya" kata johan sambil menunjuk ke arah celana renanta

"Anjing! Bukan bakso yang itu bangsat"

"Siniin baksonya" desak renanta

"Duhh lo pada kayak gak makan sebulan aja dah!"

"Bukan gitu dev, masalahnya gue beli pakek uang tabungan gue dev. Lo gak tau susahnya nyari uang tuh gimana" ucap renanta dengan nada drama

"Alahh yang ada lo ngutang terus noh sama bu indah!"

"Ya itu beda ceritanya yod"

Troublemaker BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang