Part 1

72.2K 2.5K 30
                                        

Semenjak kedua orang tuanya meninggal tiga tahun lalu karena kecelakaan, Shena hidup di kontrakan sebatang kara. Hingga ia bertemu Arini yang mencari rumah kontrakan, kemudian ia tawarkan untuk tinggal bersama. Sama-sama hidup sebatang kara mereka saling menjaga layaknya saudara.

****
Rona bahagia nampak jelas di wajah Shena. Hari ini ia akan melepas masa lajangnya.

Acara pernikahan sederhana yang dihadiri kerabat dekat Alfa dan Shena.

Alfa terlihat tampan mengenakan kemeja putih dibalut jas dan celana bahan yang berwarna hitam.

Alfa gugup dan gelisah karena berhadapan dengan Penghulu di ruang tamu melangsungkan ijab-qabul.

Suara Penghulu yang memulai ijab-qabul terdengar samar-samar di kamar di mana Shena menanti dengan tegang.

"Ananda Alfardo Bin Sarman, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Ananda Shena binti Rusman Hadi dengan mas kawin perhiasan dan seperangkat alat sholat dibayar tunai," ucap penghulu.

Saya terima nikah dan kawinnya Shena Binti Rusman Hadi dengan mas kawin tersebut, tunai," dengan satu tarikan nafas Alfa melafalkan ijab-qobul.

"Bagaimana saksi, sah?" tanya penghulu.

"SAH ...," para saksi serempak menjawab.

"Alhamdulillah." Semua orang yang hadir mengucap syukur.

Shena terlihat cantik dengan balutan kebaya baby pink pemberian Alfa. Bahagia akhirnya menyandang status istri Alfa. Tanpa terasa ia meneteskan air mata mengingat kedua orang tuanya.

"Ma, Pa, restui pernikahan Shena. Semoga kalian diatas sana bahagia melihat Shena menikah," batin Shena.

Arini memeluk sahabatnya dari samping, memberi sedikit ketenangan pada Shena.

"Jangan menangis," bisik Arini.
"Nanti riasannya jadi rusak, kamu jadi kelihatan jelek, mau?" Arini mengurai pelukan mereka, menghapus air mata Shena.

"Selamat atas pernikahanmu, apapun yang terjadi kedepannya nanti aku beserta lantunan doaku selalu menyertaimu."

"Makasih, Ar. Aku sayang sama kamu," kata Shena berkaca-kaca.

Tok ... tok ... tok

Suara ketukan pintu menghentikan obrolan kedua sahabat itu. Arini melangkah membuka pintu. Nampak Bunda Risma berdiri di depan pintu. Arini menggeser tubuhnya mempersilahkan Bunda masuk. Bunda Risma melangkah masuk kemudian memeluk Shena yang sekarang telah menjadi Menantunya.

Sejak pertama kali Alfa mengajak Shena untuk menemui keluarganya, seluruh keluarga menerima dengan tangan terbuka terutama bunda Risma. Ia langsung menyetujui saat Alfa meminta izin untuk menikahi Shena.

"Selamat ya sayang sekarang kamu sudah jadi bagian dari keluarga ini," ucap Bunda Risma mengurai pelukannya.

"Semoga Shena bisa jadi menantu dan istri yang baik ya Bun, tegur Shena kalau ada salah," Shena berkata dengan suara serak menahan tangis.

"Kita sebaiknya segera membawa Shena keluar,Bun. Suaminya pasti sudah tidak sabar ingin melihat Sang istri," suara Arini menggoda sang sahabat.

Bunda Risma terkekeh, sedangkan Shena menunduk menyembunyikan wajah merona nya.

Didampingi bunda dan Arini, Shena berjalan menuju ruang tamu di mana Alfa menunggu. Shena duduk di sebelah Alfa.

Selesai menandatangani berkas yang dibutuhkan Alfa melirik sekilas istri. Seketika senyum terbit di bibir Alfa mengingat Shena wanita yang ia cintai selama tujuh tahun kini resmi menyandang status Nyonya Alfa.

Tak tergambarkan bahagia yang kini Alfa rasakan. Di saat banyak pasangan lain kandas ditengah jalan, tapi ia berhasil membawa wanitanya ke pelaminan.

Alfa mencium kening Shena lembut, "Kamu cantik hari ini istriku, siap menghabiskan sisa hidup denganku?" bisik Alfa di telinga sang istri.

Shena mencium punggung tangan Alfa, kemudian mengangguk sebagai jawaban atas bisikan Alfa.

Keduanya tersenyum bahagia, tanpa mereka sadari inilah awal dari ujian cinta.

Tidak ada resepsi besar besaran setelah acara ijab-qabul. Hanya acara makan bersama kerabat dekat. Ini adalah permintaan Shena, karena baginya pernikahan bukan dilihat dari seberapa mewah resepsi melainkan dengan siapa dirinya menikah.

Acara telah selesai, sebagian kerabat ada yang menginap ada juga yang pulang ke rumah masing-masing.

"Shena ...," panggil Arini pelan.

"Ya ...," Shena menghentikan langkah berbalik menghadap Arini.

"aku pulang dulu ya."

"Kenapa tidak menginap saja? ini sudah terlalu malam untuk pulang," ucap Shena khawatir.

"Aku besok harus kerja, nanti kejauhan berangkatnya kalau menginap di sini," ujar Arini.
"Lagipula aku tidak ingin mengganggu malam pertamamu." Arini menaik turunkan alis menggoda Shena.

Shena tersipu malu, kemudian Alfa datang menghampiri memeluk erat pinggang sang istri.

"Jaga baik-baik sahabatku sekali saja kamu menyakitinya, aku tidak akan tinggal diam," Arini menatap tajam Alfa.

"Dengan segenap hati aku tidak akan pernah melukainya, karena kebahagiaannya adalah kebahagiaanku juga," ucap Alfa sambil mencium Kening Shena. "Percaya padaku!"

Shena memeluk erat sang suami.

Bersambung...

*********
Revisi 21 Juli 2018

BADAI PERNIKAHAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang