Bukan Update

33.2K 390 34
                                    

Cuma mau ngucapin Selamat Hari Ibu untuk seluruh Ibu di dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuma mau ngucapin Selamat Hari Ibu untuk seluruh Ibu di dunia.

Judul: Simfoni KehidupanOleh: Purwanti Pratama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Judul: Simfoni Kehidupan
Oleh: Purwanti Pratama

......

....

.....

Aku terhenti saat melintasi ruang tamu menuju dapur. Kulihat Iqbal sedang menikmati sarapannya. Nasi dengan sepotong tempe goreng dan tumis bayam menjadi menu pagi ini. Anakku tak pernah mengeluhkan hidangan yang hanya itu-itu saja setiap hari. Seolah tahu tentang kepahitan hidup kami. Apapun yang aku siapkan selalu habis dimakan.

    Ada rasa haru mengalir. Netraku memanas. Sang jagoan kecil selalu memberiku alasan untuk terus berjuang. Kutahan air mata ini, menepuk dada pelan. Aku harus kuat!

     Aku dekati Iqbal yang tengah makan dengan duduk di sampingnya.

"Hari ini Iqbal ikut jualan Mama, ya ... jangan rewel tapinya. Janji?!" kataku sambil mengusap lembut kepalanya.

"Iya aku janji. Horeee ... aku ikut Mama!" teriaknya riang sambil bertepuk tangan.

"Mama antar sarapan dulu buat Nenek. Setelah itu kita berangkat. Cepat habiskan dulu sarapan Iqbal, ya!"

"Oke, Mama."

    Setelah memastikan Ibu menghabiskan sarapan dan minum obat, aku dan Iqbal berangkat berjualan sayur keliling. Sebelumnya aku sudah berpamitan pada Ibu dan mengatakan hari ini Iqbal ikut denganku.

    Dengan mendorong sepeda tua yang dibeli dari tukang loak, aku menjajakan sayuran dari rumah ke rumah. Keranjang sayuran di bagian belakang dan Iqbal duduk di sadel berpegangan pada setang sepeda. Terik Mentari yang menyengat pun tak mampu menyurutkan tekadku.

"Sayurannya, Bu. Masih segar-segar," tawarku saat melewati sekumpulan ibu-ibu yang duduk di teras rumah salah satu warga. Satu, dua dari mereka datang menghampiri dan memilih sayuran sesuai keinginan mereka.

"Duh, kasihan sekali sih, Dek. Panas begini kok anaknya diajak? Biasanya di rumah aja sama nenek, kan?" Suara Budhe Marni tiba-tiba terdengar di antara kerumunan ibu ibu.

BADAI PERNIKAHAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang