09

27 8 0
                                    

Dua minggu telah berlalu. Setelah malam itu, hari-hari berjalan sama seperti biasanya. Ayah tidak membicarakan soal permintaanku itu. Jelas sekali dia menolakku. Lucas tetap tidak membuka mulutnya untuk mengatakan soal dirinya.

Aku mencoba untuk tidak memikirkan masalah itu lagi. Aku membuka setiap hari baruku dengan kegiatan sehari-hariku. Bicara dengan ayah ataupun Lucas dengan biasa saja, seolah tidak ada yang terjadi di hari itu. Aku berusaha pula untuk tidak memaksa Lucas untuk jujur pada kami semua.

Semuanya berjalan lancar seperti biasa dan aku semakin percaya pada Lucas. Rupanya dia benar-benar bisa menjaga dirinya sendiri selama aku sekolah. Itu bagus. Tapi, sayangnya kehidupanku ini tidak ada kemajuan ataupun perubahan. Namun, aku tetap bahagia karena Lucas selalu mengajakku membuat permainan kecil setelah aku menyelesaikan tugas sekolah.

6th August 2017 on 20.58 PM

"Yes! Aku menang!"

Lucas baru saja memenangkan sebuah permainan kecil-kecilan yang kami buat. Ah... Ini hanya permaian menatap.

Lucas mengambil beberapa keripik kentang sebagai hadiah karena memenangkan satu ronde permaian. Tapi sayang sekali dia curang. Dia selalu membuat wajah lucu saat bermain.

"Ah... Kau curang! Kau selalu membuatku tertawa karena wajahmu itu."

Lucas hanya bisa tertawa mendengar perkataanku. Ia mengambil bungkus keripik kentang itu dan memberikannya padaku.

"Ini makanlah. Cukup untuk permainan hari ini."

Aku mengambil keripiknya dan memakannya.

"Baiklah. Tapi untuk selanjutnya, kau tidak boleh curang. Aku akan langsung memberimu hukuman jika kau curang."

"Siap, bos!"

Kami pun menghabiskan keripik kentang kami sembari membicarakan beberapa hal.

"Sayang sekali hari liburmu sudah habis. Besok kau harus kembali bersekolah, Dania!"

Aku langsung memasang wajah cemberut saat dia mengatakan itu, karena dia mengatakannya dengan nada yang cukup menunjukkan kebahagiaan dan wajahnya yang cerah.

"Kau tampak senang sekali saat mengatakannya. Kau senang, ya, aku tidak bersamamu lagi?"

"Tentu saja tidak!"

"Lalu? Apa maksud nada suara dan wajah bahagia itu?"

Pandangannya ia arahkan ke atas dan telunjuk di tangan kirinya mengetuk-ngetuk daerah dagunya.

"Hm..."

Wajahku semakin cemberut saja ketika melihat tingkahnya itu.

"Apa?"

"Dania!"

Panggilan keras yang terdengar dari sebelah kiriku membuatku langsung melihat ke asal suara. Di sana terlihat ayah yang berdiri di samping daun pintu ruang kerjanya dengan wajah seriusnya seperti biasa.

"Ayah ingin denganmu dan juga anak itu."

Aku cukup terkejut mendengar ayah yang ingin bicara dengan kami berdua. Aku kembali melihat Lucas dengan wajah kebingungan. Lucas nampak biasa saja menanggapi hal ini.

"Apa yang ingin Tuan Freedy bicarakan dengan kita?"

Aku mengangkat bahu menandakan tak tahu.

"Sebaiknya kita masuk saja."

Lucas mengangguk. Kami pun bangkit dari sofa dan berjalan ke ruangan ayah bersama-sama.

Aku benar-benar tidak tahu apa yang akan ayah katakan pada kami berdua. Tapi, aku harus siap menghadapinya.

180 Degrees: Changes of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang