180 Degrees: Changes of Life

28

Dulu, kami sempat ribut di tempat ini. Aku mempertanyakan tentang pemakaman ini. Di batu yang ada di hadapanku tidak tertulis nama lengkapnya. Hanya Daniel. Tanpa nama marga.

Aku merasa bahwa ayah telah dibodohi saat itu. Aku merasa orang gila itu telah mempermainkan ayah. Aku kira ayah telah putus asa dan memilih untuk menyerahkan dirinya padanya. Rupanya, ini adalah kesepakatan. Aku dan ayah terikat dengan berbagai kesepakatan gilanya. Saat itu, aku yakin bahwa Daniel masih ada di dunia ini. Dia masih ada di luar sana, karena kematiannya saat itu hanya berselang beberapa minggu saja.

Sekarang, dengan pertanyaan yang sama dan di waktu yang berbeda...

Bisakah aku mengatakan bahwa Daniel masih hidup? Bisakah aku mengatakan bahwa dia masih ada di luar sana?

Selama ini, aku bodoh dengan terus mengatakan kebohongan yang sama tanpa melihat logikanya. Sudah empat bulan berlalu. Apakah mungkin Daniel masih hidup?

Aku yakin polisi akan menghentikan pencariannya dan Daniel akan dinyatakan menghilang untuk selamanya. Padahal, jasadnya ada di sini. Di bawah sini. Dia sudah mati sejak awal.

Saat dia dikabarkan menghilang untuk pertama kali. Saat mereka sadar Daniel tidak ada di antara kami, semua pertanyaan ini muncul begitu saja.

Di mana dia? Apapah dia benar-benar gila? Apakah dia memutuskan untuk bunuh diri karena depresi yang dideritanya selama ini? Siapa yang tega menyakiti anak muda sepertinya? Siapa yang bertanggung jawab atas menghilangnya dia?

Pertanyaan itu terus terlintas di hadapan kami. Yang hanya bisa kami lakukan adalah membungkam atau berbohong pada dunia. Dunia tak tahu apa yang tersimpan dalam hati kami.

Kebohongan itu yang terus kami ucapkan pada dunia. Katanya kebohongan tidak bisa bertahan lama. Memang itu yang terjadi. Itu nyata. Aku tidak bisa menumpuk begitu banyak kebohongan pada dunia. Perasaan tidak tenang, tentu saja. Ingin aku menangis dan menyatakan kejujuran itu. Ingin aku berteriak berkata "Daniel sudah mati" sejak awal. Ingin kuluapkan perasaanku yang kacau saat aku mengingat hari terakhir Daniel.

Bagaimana jika aku mengatakan kejujuran itu? Semuanya pasti akan sangat berbeda. Bisa saja Tuan William sudah ditangkap oleh kepolisian dan tidak ada lagi ancaman dan kejahatan yang terjadi di dalam perusahaan. Namun, Nyonya Sandra dan Ellie pasti akan sangat kecewa. Mereka juga akan sulit berkomunikasi dengan dunia luar karena siapa yang ingin dekat dengan seorang istri atau keturunan seorang penjahat? Hal itu mungkin saja terjadi.

Meskipun begitu, aku yang sudah tahu sejak awal masih dekat dengan Ellie. Aku merasa Ellie tidak tahu apapun soal konflik perusahaan apalagi soal kematian Daniel. Ia masih berusaha untuk mencari Daniel dan bertanya apa yang terjadi padaku.

Selain itu, Ellie tidak seperti ayahnya. Ellie justru adalah seorang malaikat kecil berhati lembut. Dia adalah orang yang baik, bertolak belakang dengan ayahnya. Dia juga senang berbagi kebahagiaan dan juga bisa menjadi apapun untuk orang lain. Dia bisa menjadi pendengar yang baik atau juga pembicara yang baik. Dia mengerti keadaan orang lain dan mencoba untuk bersimpati untuk orang lain.

Dia baik padaku, pada Lucas juga. Pada semua orang yang berada di sekitarnya. Dia adalah orang pertama yang peduli pada Lucas. Dia yang lebih menjaganya daripada aku sendiri. Aku tertolong, tentu saja. Aku sangat berterima kasih untuk semua yang ia lakukan untuk Lucas.

Selama hidupku berjalan bersama Ellie dan juga orang-orang terdekatku, aku merasa hidupku berbeda dari yang sebelumnya. Sedikit demi sedikit, luka akan rasa kecewa dari diriku sendiri mulai terobati, meskipun aku masih bisa mengingat semuanya dengan jelas dan kembali terluka.

Setelah empat bulan berjalan, semuanya baik-baik saja. Semuanya terasa indah. Sekarang aku bisa kembali ke tempat ini dengan keadaan berbeda dari sebelumnya. Berbeda dengan saat pertama kali. Aku sudah bisa mengatakan pada dunia bahwa aku bahagia. Sekarang aku sudah bisa menerima kematian Daniel sepenuhnya.