14

22 6 0
                                    

Aku mengerti. Ini masih soal waktu. Ini juga masih soal kepercayaan. Ini masih soal hubungan kami yang masih berupa orang asing.

Kami belum mengenal satu sama lain.

"Aku tahu. Kita masih perlu kepercayaan satu sama lain. Masih terlalu cepat, bukan?"

Lagi-lagi Lucas terdiam. Pandanganku kujauhkan darinya.

Semuanya normal-normal saja. Semuanya baik-baik saja. Tapi...

Saat pertanyaanku ini terucap, kami seolah menjauh. Tanganku terlepas darinya dan kami terpisah jauh. Sangat jauh.

Pertanyaanku ini membuat kami kembali menjadi dua orang asing yang saling tak mengenal. Pertanyaanku ini seolah menjadi gerbang untuk menghancurkan kedekatan kami.

Kedekatan yang kubuat ini tidak boleh sampai hancur. Jangan sampai Lucas pergi hanya karena aku terus menanyakan pertanyaan ini.

Aku harus berhenti bertanya dan biarkan hari-hari berjalan dengan sendirinya. Biarkan dirinya mengungkapkan semua isi hatinya.

Biarkan dia memberitahuku sendiri semua yang ada padanya.

"Baiklah. Aku tidak akan pergi."

Irisku kembali mengarah padanya yang masih menatapku.

"Kau terlihat sangat khawatir padaku. Aku tidak bisa pergi dan membiarkanmu terus memikirkanku."

Dilihat dari perkataan Lucas, aku seolah sudah berlebihan padanya. Aku tidak bisa bersikap seperti sedang berhadapan dengan Daniel.

Saat aku masih berurusan dengan Daniel, aku memang tidak bisa berkata apapun padanya. Aku tidak bisa menjangkaunya sama sekali. Aku tidak bisa memperingatinya. Sekali saja aku memperingatinya atau hanya berpesan padanya, dia selalu menjauh. Bahkan sampai menolakku dengan segala cara.

Pikiranku selalu mengarah padanya. Aku selalu bertanya bagaimana cara agar aku bisa menjangkaunya. Bagaimana aku bisa menghentikannya dari semua tindakan gilanya yang selalu ingin mengarah pada kematian. Bagaimana aku bisa membuatnya berbalik dan kembali ke jalur yang seharusnya.

Sebenarnya, dia sudah berhasil kembali. Namun, sayang dia harus pergi karenaku.

Karena ingin membiarkanku hidup.

Jadi... Aku berpikir.

Dengan adanya Lucas di sini, aku tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Aku ingin Lucas selalu ada di sampingku dan selalu menceritakan segala yang ia alami setiap harinya. Menceritakan semua petualangan serunya. Menceritakan segala pengalaman yang ia dapat selama hidupnya.

Jangan sampai Lucas menjadi sangat tertutup dan menyimpan masalahnya sendirian seperti Daniel.

Jangan sampai dia melakukan tindakan gila seperti Daniel.

Jangan sampai dia juga mati karena tindakan gilanya.

Jangan sampai aku kembali merasakan hal yang sama seperti masa lalu.

Aku tidak menginginkannya.

Aku tidak menginginkan itu terjadi kembali.

"Dania?"

Setetes dua tetes air mata mengalir begitu saja dari mataku. Kukuatkan segala beban yang kurasakan di masa lalu.

Semuanya yang kualami berputar dengan sendirinya di benakku.

Semua konflik dan masalah keluargaku yang begitu tak terkendali di mainkan. Bentakan dan amarah menggema dalam pikiranku.

Beban-bebanku khususnya pada masalah Daniel yang selalu kuurus sejak dulu juga ada.

180 Degrees: Changes of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang