34

3 0 0
                                    

Kak Ame pun memanggil kami untuk sarapan. Kami segera pergi ke meja makan untuk sarapan bersama ayah.

Ayah sudah menunggu kami berdua di meja makan sembari melihat Kak Ame yang telah kembali ke dapur. Dia pun menatap kami yang berjalan beriringan setelah menyadari kehadiran kami berdua. Senyuman tipis ia tampakan pada kami sesampainya kami di meja makan dan menarik kursi untuk diduduki.

"Selamat pagi, kalian berdua." Ucap ayah dengan suaranya yang lembut.

"Selamat pagi, ayah."

"Selamat pagi, Tuan Freddy! Anda belum berangkat kerja, ya?" tanya Lucas.

"Belum. Hari ini aku berangkat sedikit siang. Aku akan berangkat pukul setengah sepuluh." jawab ayah.

"Begitu, ya? Jadi, anda bisa sedikit bersantai, ya."

"Ya. Begitulah. O iya, tadi kalian dari halaman belakang, ya?" Tanya ayah.

"Iya, tuan. Tadi Dania mengajak saya ke sana untuk menghirup udara segar." Jawab Lucas lagi.

"Jam seperti ini adalah saat yang bagus untuk menghirup udara segar. Apalagi, pagi ini begitu cerah. Aku cukup terpukau melihat langit yang bersih dari ruanganku. Padahal kau tahu sendiri kota ini begitu padat dengan kendaraan. Akan sangat sulit mendapatkan langit yang seperti itu."

"Anda benar, tuan. Saya juga terpukau melihat langit di pagi ini. Bukan hanya pagi ini, setiap harinya saya terpukau dengan keindahan langit dan alam ini."

Aku melihat Kak Ame yang berjalan ke arah kami sembari membawa hidangan pagi ini.

"Kau memang menyukai keindahan alam, ya? Apa kau menyukai burung dan juga angsa?" Tanya ayah.

Kak Ame pun berhenti di tengah-tengah antara aku dan juga ayah. "Maaf menyela pembicaraannya, tuan. Saya ingin menyajikan hidangan pagi ini."

"Ah, baiklah silakan."

Kak Ame meletakkan hidangan khusus di hadapan kami dan rupanya itu adalah steak salmon.

"Pagi ini, saya menyajikan hidangan khusus, yaitu steak salmon. Sarapan ini diharapkan agar pemeriksaan Lucas hari ini keluar dengan hasil terbaik. Selain itu, salmon juga mengandung vitamin dan mineral yang baik untuk tuan dan juga nona.

"Selain itu, kentang tumbuk dan juga brokoli di sana berfungsi sebagai penambah darah bagi Lucas. Kentang di sini juga digunakan sebagai penambah energi. Sarapan pagi ini dikategorikan cukup ringan sehingga tidak begitu mengenyangkan dan tidak menyebabkan mengantuk saat melakukan aktivitas.

"Silakan menikmati sarapannya." Kak Ame pun pergi ke posisi biasanya untuk menunggu kami sarapan.

"Terima kasih atas sarapan khususnya, Ame. Selain itu terima kasih karena sudah membantunya seminggu belakangan. Kau benar-benar bisa kuandalkan." Ucap ayah.

"Sudah menjadi tugas saya, tuan."

"Kalau begitu, selamat makan semuanya."

Kami pun memakan sarapan kami dengan santai. Dalam satu kesempatan, ayah kembali membuka pembicaraan santai.

"Ah... Aku belum bertanya soal kesiapanmu hari ini? Bagaimana? Apa kau sudah siap?" Tanya ayah pada Lucas sembari memotong salmon di piringya.

"Sangat siap, tuan!" Jawabnya.

"Baguslah. Kita masih memegang perjanjian. Kau ingat, kan? Jika pemeriksaan hari ini mendapatkan hasil yang baik dan kau dinyatakan pulih, besok aku akan mengizinkanmu untuk pergi bersama temanmu."

"Terima kasih, tuan!"

"Berterimakasihlah pada Ame dan juga Dania karena sudah mendukungmu sejauh ini."

180 Degrees: Changes of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang