11

28 6 0
                                    

10.07 AM

Drap drap drap

Langkah kaki kupercepat. Aku sudah menunggu ini sejak tadi. Guru tidak mengizinkanku untuk pergi langsung dan menjaga Lucas sejak jam pertama. Itu membuatku panik sekaligus khawatir.

Kelasku juga terlambat keluar tujuh menit karena ada quiz yang harus dikerjakan dan tidak ada satupun yang boleh keluar sampai orang terakhir selesai.

Selama jam pelajaran, Ellie sama paniknya denganku. Atau mungkin... Sedikit lebih panik dariku. Dia selalu berkata bahwa dia benar-benar khawatir pada Lucas. Dia ingin segera keluar dan melihatnya. Meskipun... Dia masih menganggap Lucas adalah Daniel.

Kudengar suara langkah lain yang bergerak sama cepatnya denganku. Suara itu berasal dari belakangku. Tapi, kuabaikan saja langkah itu dan terus berlari hingga aku sampai di depan UKS.

"Dania, tunggu!"

Aku menengok dan melihat Ellie yang mengurangi kecepatan larinya dan berhenti di belakangku.

"Hah... Hah... Kau... Begitu terburu-buru. Seharusnya kau menungguku tadi."

"Maaf. Aku lupa kau juga ingin ke sini."

Aku kembali melihat pintu UKS yang tertutup dan memutar kenop pintunya. Pintu pun terbuka dengan lebarnya dan kami bisa melihat ruangan yang begitu besar. Tapi, sayangnya aku tidak melihat seorang pun di sini. Lucas tidak ada di sini.

"Tidak ada orang di sini."

"Lalu... Di mana Daniel? Di mana dia?"

Sudah kukatakan tadi. Ellie masih menganggap Lucas sebagai Daniel. Aku belum memberitahukan kebenarannya padanya. Sepertinya... Aku akan membiarkan Lucas untuk memberitahukan siapa dirinya sebenarnya.

"Entahlah, El. Sepertinya dia sedang-"

Tiba-tiba saja bahuku di tepuk oleh seseorang dari belakang.

"DOR!"

Suara itu benar-benar mengejutkanku. Selain itu tepukan keras itu juga mengejutkanku. Aku dan Ellie berbalik dan melihat Lucas yang tertawa senang karena sudah mengejutkanku dan Ellie juga. Sepertinya.

"Dan! Kau mengejutkanku! Kau pergi ke mana?"

"Aku hanya pergi ke kantin sebentar."

"Lalu bagaimana keadaanmu? Apa kau masih sakit?"

"Tidak. Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir padaku. Ini tidak serius. Terima kasih sudah menanyakan keadaanku."

Kugenggam sedikit lengan sweater hitam Lucas yang membuatnya langsung menengok padaku.

"Kau serius? Kau tidak perlu memaksakan diri. Kau bisa istirahat di sini jika kau masih merasa lemas."

Ia mengangguk, lalu membentuk sebuah senyuman hangat di bibirnya.

"Aku akan mengatakan padamu jika aku merasa kurang sehat. Jadi, kau tenang saja. Sudah sering aku katakan padamu, Dania. Kau tidak perlu terlalu khawatir padaku."

"Baiklah. Tapi, apa kau sudah boleh keluar dari sini?"

"Sudah. Aku akan mengikuti pelajaran setelah istirahat ini berakhir."

"Syukurlah. Aku senang mendengarnya."

Lucas hanya tersenyum dan kembali melihat Ellie.

"Ellie, maafkan aku jika aku menyakitimu. Tapi... Aku bukan Daniel."

Ellie cukup terkejut mendengar kejujuran Lucas. Aku hanya bisa diam mendengar Lucas bicara hal yang sesungguhnya pada Ellie.

"Beberapa orang mengatakan bahwa aku mirip dengannya. Tapi, aku sama sekali bukan dia. Perkenalkan. Namaku Lucasano Tyerenz. Kau bisa memanggilku Lucas."

180 Degrees: Changes of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang