32

10 0 0
                                    

Hari demi hari kembali terlewati. Lucas berjuang untuk bisa mendapat izin ayah dan tentu aku membantunya sebisaku. Sudah dua kali dokter datang untuk memeriksanya dan semuanya baik-baik saja. Aku sangat senang mendengarnya.

Kehidupannya di sekolah juga sangat hebat. Semua anak di kelas begitu menyukainya. Bukan hanya sebagai anak baru yang begitu menarik perhatian. Mereka menyukai semangat dan kehangatan yang dimilikinya.

Minggu kedua Lucas mulai mewarnai sebagian Maplewood Forest. Keberadaannya mulai diketahui oleh angkatan junior. Cerita tentangnya mulai tersebar dan sebagian besar murid juga sudah mengenalinya. Lucas menjadi sedikit populer dikalangan junior.

Ia juga tengah tertarik dan mencoba untuk belajar bermain basket sejak hari Rabu, ketika anggota eskul basket sedang berlatih. Caroline, yang telah menjadi anggota baru eskul basket, mau mengajarinya teknik dasar bermain basket. Ia sangat bersemangat untuk mencoba dan ingin menguasainya.

Satu minggu hampir terlewati dengan panjang. Ini adalah hari terakhir untuk menentukan apakah Lucas bisa mewujudkan keinginannya untuk pergi ke bersama Ellie atau tidak.

18th August 2017 on 15.21 PM

Sore ini, Lucas kembali berlatih basket. Aku melihatnya yang tengah melemparkan bola basket menuju ring. Bola itu melambung tinggi dan memasuki ring itu.

"Bagus, Lucas! Kau berhasil lagi!" Caroline sangat senang melihat orang yang dilatihnya berhasil.

"Ya! Aku berhasil!" Lucas berbalik melihatku yang duduk di pinggir lapangan, "Dania! Aku berhasil! Kau lihat tadi, kan!?"

"Ya! Aku lihat semuanya! Kau luar biasa!"

"Terima kasih, Dania!"

Ia kembali berbalik pada Caroline dan bicara padanya. Kemudian, tiba-tiba saja beberapa anggota eskul yang tadinya tengah berlatih di ring lainnya menghampiri Lucas dan Caroline.

Aku senang melihat Lucas menemukan sesuatu yang bisa ia coba. Ia bisa melupakan semua kejenuhannya selama belajar dan membuatnya sangat bahagia. Aku sungguh berterima kasih pada teman sekelas yang sudah membantu dan mendukung Lucas menjadi seseorang yang lebih baik. Dia sudah menemukan dunianya dengan cepat dan dapat menyesuaikan diri dengan cepat pula. Dia sungguh hebat.

"Wah! Benarkah!? Kakak pikir begitu!? Terima kasih banyak!" Suara Lucas terdengar kencang.

Aku tidak bisa mendengar perkataan anggota eskul itu. Aku hanya bisa mendengar suara Lucas yang keras dan bersemangat. Sepertinya mereka sedang memuji Lucas.

"Bergabung dalam tim!? Aku!? Benarkah!?"

Mereka mengajak Lucas untuk masuk ke dalam tim? Sungguh luar biasa.

"Ya! Akan kupertimbangkan!"

"Dia luar biasa." Suara halus pria yang begitu familiar terdengar dari belakangku. Aku segera menoleh dan menemukan Kak Ame yang segera duduk di sampingku. Ahirnya dia muncul setelah hampir setengah jam aku menunggunya tanpa memberitahuku apapun.

"Maaf sudah menunggu. Ada kuis yang harus kuselesaikan."

"Tidak apa, kak. Lagipula, Lucas kembali mencoba bermain basket di sini dan aku menunggunya."

"Kau menunggunya sendirian sejak tadi? Apa kau tidak bosan?"

"Tidak. Justru aku senang melihatnya berlatih."

"Apa kau tidak berniat mencoba memasukan bola itu ke dalam ring selama kau melihatnya berlatih?"

"Tidak. Aku tidak ahli dalam olahraga ataupun melempar bola. Lemparanku cukup buruk."

180 Degrees: Changes of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang