01. loh?

5.1K 365 2
                                    

bel pulang sekolah telah berbunyi, semua murid berlalu lalang buru-buru balik. tak terkecuali keduapuluh dua anak sma ini.

bedanya kalo siswa lain kan langsung balik ke rumah, mereka beda. 6/11 anak santuy club lebih memilih untuk ngopi dulu daripada balik ke rumah. hawanya ga enak, katanya.

"sokin bos?"

adytama jeno langsung menoleh kepalanya ke arah haechan devanto lalu mengelengkan kepalanya sambil mengambil tasnya.

"loh tumben bos besar jeno kagak ngopi dulu." cemberut deva. sedih bos, ga ada yang bisa traktir dia.

jeno hanya tersenyum mendengar ucapan deva lalu lari ke kelas sebelah, kelas agatha siyeon.

gadis bernama lengkap agatha siyeon pratama itu sedang beberes barang-barang sesekali menyahuti omongan sherina kalila defisha.

sheri di sebelah udah menenteng tasnya di bahunya sambil ngoceh ga jelas.

"terus kan gue bilang gini—"

gadis dengan surai hitam panjang tersebut langsung membungkamkan mulutnya saat melihat jeno. "eh tha, gue balik dulu deh, gibran udah nungguin." pamit sheri.

"loh tumben ga bareng kak mark—" agatha langsung menahan omongannya saat melihat jeno.

gadis itu menatap keseluruhan muka jeno lalu memasang ekspresi bingung.

"tumben, ga ngopi dulu." sindir agatha. gadis itu langsung membawa tasnya keluar kelas dan menelusuri koridor kelasnya.

jeno terkekeh melihat tingkah cewenya yang mendadak salting menemuinya. "gapapa lah, sekali-kali jemput kamu." ujar jeno.

sebuah senyuman melukisi paras cantik agatha. gadis itu membalikkan badannya lalu memegang bahu jeno.

"yaudah ayo, tar papa marah-marah kenapa anak gadis dia yang satu ini ga balik-balik." canda agatha.

dan sore itu, jeno akhirnya sadar, seharusnya dia lebih banyak mengantar agatha balik daripada ngopi + nyebat.

🚬

setelah bilang bahwa gibran guanlin sudah menunggunya, sheri menyesal.

seharusnya ia balik bareng kakak kelasnya, mark ferdilan bukan gibran guanlin. kebetulan gibran belum cabut ke warung teh yayan jadi sheri langsung minta gibran mengantarnya balik.

dan di dalam mobil bmw m3 milik gibran itu hanya ada kesunyian dan suara lagu made in jakarta dari radio mobil guanlin.

"gimana sama kak mark?" tanya gibran.

sheri hanya bergumam menjawab pertanyaan gibran lalu kembali menatap jalanan sore hari jakarta.

"hanya hm?"

sheri menghela nafas panjang. "b aja sih, ga ada kemajuan, lagian doi sibuk jadi calon ketos." jawabnya.

gibran hanya menganggukkan kepalanya lalu kembali fokus nyetir.

"masih suka sama bima?"

bam. satu pertanyaan yang cukup membuat sheri malu, yaiyalah malu, orang dia di deketin oleh mark tetapi hatinya masih untuk abimana seonho.

"iya." jawab sheri. gadis itu tau kalo dia bohong gibran udah langsung tau. katanya gibran, sheri bohong udah ketauan banget.

"hadeh sher, move on napa, bima dah ada lami, cowo masih banyak contohnya kak mark." keluh gibran.

sheri juga bingung sebenarnya. kenapa sampe saat ini dirinya masih suka sama bima. padahal dia udah melakukan seribu cara untuk tidak jatuh ke dalam pesona abimana seonho tetep aja gagal.

gadis berlesung pipi ini kadang membenci dirinya sendiri saat melihat bima jalan sama lami. kenapa aja harus bima yang ia sukai? kenapa ga gibran?

"ya maap gib, mana gue tau kalo akhirnya kek gini." ucap sheri dengan kesal.

gadis itu langsung bad mood gara-gara ucapan gibran yang bikin dia tambah galau. gibran tau kok kalo sheri lagi bm gara-gara dia.

"sher,"

tak ada sahutan, hanya aura kesal sheri yang terpancar.

"mcd yuk."

mau sekesal apapun sheri terhadap gibran, gadis itu tidak dapat mempungkiri fakta bahwa ia tidak bisa menolak sebuah ajakan seorang gibran guanlin.

daily life | millennialsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang