"eh neng cantik,"
devanto haechan mengangkat kedua alisnya sambil memasang muka yang tengil.
pemuda itu baru saja turun dari motor rafian sunwoo, maklum dia ga punya motor jadi yang searah sama rumah dia jadi tumpangan.
yerina danisa, kakak kelasnya, yang baru saja datang langsung menoyor kepala deva "ckck, belum aja gua laporin somi." ancamnya. deva langsung lari menuju kelasnya menghindari yeri.
ia baru saja menarik nafas langsung ditoyor lagi sama carissa chaeyoung. pemuda itu meringis sebentar lalu berdiri tegak.
"anjir, ga elu ga kak yeri sama aja, demen noyor gua." keluhnya. caca hanya berdecak kesal lalu menatap deva. "kan udah gua bilangin, jangan genit sama dekel, belum aja gue laporin ke cewe lu."
lagi-lagi pemuda itu membulatkan matanya saat somi disebut, secara ga langsung kalo yang ini, ia langsung meminta ampun kepada caca.
noah kalandra dan jeongin aksa hanya menonton tingkah laku deva dari kejauhan. kebetulan mereka berdua satu kelas, xi ips 3, aksa sih udah pasti pilih ips, kalo noah awalnya mau masuk ipa tapi akhirnya centang dua-duanya dan masuk ke ips.
keduanya menertawakan deva saat ia meminta ampun kepada caca, lucu aja gitu. "aduh anjir perut gua sakit gara-gara deva." aksa memegang perutnya lalu lanjut tertawa.
sementara noah memvideokan deva lalu mengirimnya ke somi. biar ikutan ketawa juga ngeliat tingkah deva.
pemuda itu menaruh ponselnya di kantongnya, matanya menangkap sebuah perempuan yang terlihat familiar di matanya. "tika!" teriaknya.
aksa berhenti tertawa lalu melihat siapa yang dipanggil noah. ia mengangkat salah satu alisnya lalu menatap kembali noah.
gadis itu, antika jinsol ravinka, menyahuti panggilan noah, ia samperin kedua pemuda itu lalu bertanya mengapa memanggilnya. "gapapa sih, mau manggil doang." kata noah. tika hanya mengiyakan lalu mengeratkan pegangan tasnya.
"eh elu di sebelah nih?" tanya noah.
tika menganggukkan kepalanya lalu menunjuk ke arah xi ips 2. "widih tetanggaan nih kita, gua di ips 3 coy." tika terkekeh melihat noah, ia lalu pamit ke kelasnya.
aksa yang kebingungan ini siapa langsung menanyakannya ke noah. pemuda itu tertawa saat mengetahui aksa tidak tau siapa tika. sedih banget padahal duluan aksa di sini daripada noah.
"itu tuh, temen kelas gua yang dulu, pinter tau, ya modelannya sebelas dua belas sama ivanna, tapi ga sehalus ivanna atau adel ya." jelasnya.
"tapi asik banget lho anaknya, kayak semuanya diajak main aja kalo gabut."
aksa menyimak penjelasan noah tentang si tika ini, penasaran anaknya aslinya gimana, udah lama aksa tidak mempunyai temen gadis yang bisa diajak nongki ala kadar.
🚬
"ASSALAMUALAIKUM XI MIPA 3!"
teriakan regina ryujin menggema di kelas tersebut, gadis itu menaruh tasnya di sebelah meja alena.
di belakangnya ada dimas yang sibuk dengerin lagu di spotify dan renjun yang sibuk molor. hebat lho, teriakan seorang rea aja dia ga kedengaran tetep tidur.
alena yang tadinya lagi nonton video di youtube langsung melepas earphone nya saat rea mengucapkan salam, lebih tepatnya teriak.
bingung aja kok bisa yang modelan rea masuk ipa, padahal males banget kalo disuruh itung-itungan. "anjir gua mah males banget kalo disuruh hafalin sejarah atau ekonomi atau apalah." jelasnya.
tentu saja banyak sekali murid-murid yang modelan rea, contoh lainnya adalah sherina kalila.
gadis itu tengah melongo di depan mading. ia masuk jajaran anak mipa?? mana mungkin seorang sherina kalila yang nilai ipa sama mtk aja masih jebol.
padahal diri sendirinya yang malah centang dua-duanya. arka juga sih cuman anaknya lolos ke ips.
sheri langsung lari ke kelas xi mipa 4 lalu membuka pintu tersebut dengan kencang. ia menatap keseluruhan kelas tersebut. seseorang yang menangkap pandangannya.
mashiho dirgantara.
'sahabat' laki-laki sheri selain gibran dan bima. anak indie kesayangan semua orang. temen cerita sheri saat pulsek, tetangga lokernya sheri dan masih banyak lagi julukan untuk mashiho.
"MASHIHOOOOOOOOOO" teriaknya.
mashiho yang sedang menggambar sambil mendengarkan 'argumentasi dimensi' milik fourtwnty langsung menarik earphone nya lalu mengangkat satu alis.
kebetulan di sebelah mashiho kursinya belum ditempati. kesempatan sempurna untuk sheri ambil.
beneran gadis itu ga kenal sama siapa-siapa selain mashiho di kelas itu. ada sih tapi cuman kenal nama tar palingan deket kalo udah pertengahan semester.
mashiho menutup buku gambarnya lalu menatap sheri. "ada apa sher?" gadis itu meletakkan ponselnya di meja "SEDIHHH BANGETTT TAU GA SIH HO, GUA SENDIRIAN DI KELAS INI SEMENTARA TEMEN-TEMEN GUA YANG DI MIPA PALINGAN DI MIPA 1 ATAU 2 ATAU 3 SISANYA DI IPS."
baru aja pemuda itu hendak buka suara sheri memotongnya "TERUS SI GIBRAN SAMA BIMA MASUK IPS YA ALLAH BENERAN GA ADA TEMEN." pemuda itu menghela nafas lalu menatap sheri.
"udah?"
gadis itu menganggukkan kepalanya lalu tersenyum "gapapa kan ada eluu hoooo." mashiho menggigit bibir bawahnya lalu ikut tersenyum.
anjir kalo kayak gini mah, mashiho kagak bisa move on dari sheri.
mashiho mempunyai sebuah aspirasi saat memasuki kelas 11 yaitu menganggap sheri sebagai teman saja bukan sebagai orang yang ia sukai.
sheri mulai menceritakan liburannya dan hal-hal yang ia lakukan selama libur. kalo mashiho mah ga usah ditanya, udah pasti tiduran sambil mendengarkan lagu indie nan galau.
"terus liat nih, ada baju sebagus ini ho di london, aduh mau nangis ga sih lu nyokap gw yg beli terus gue ga boleh pake." cerocosnya, mashiho melihat sheri gemes, gemes banget ya allah pengen diunyel-unyel pipinya.
satu persatu foto di ponselnya sheri kasih liat ke mashiho, lumayan ada hiburan sebelum walasnya datang.
sheri mengscroll gallerynya kebablasan, salah satu selca yang ia ambil terpampang di ponselnya. "EH ANJIR!" pekiknya.
mashiho hanya tertawa lalu mengambil ponsel gadis itu darinya dan mengirimnya lewat airdrop kepadanya. sayangnya, sheri kurang cepet, fotonya udah kekirim.
"sumpah ya, mashiho delete foto itu sekarang." sheri berusaha merebut ponsel mashiho, tangan pemuda itu menjauhkan ponselnya dari sheri sehingga gadis itu harus berdiri lalu berusaha mengambilnya.
"mashiho, please." rengeknya.
mashiho mengembalikan tangannya ke posisi semula lalu menatap sheri. "gua juga serius ini, lu cantik banget di foto ini."
sheri tertegun. mashiho bisa aja pake kata cakep yang artinya universal, dapat lucu, bagus, dll, tetapi kenapa pemuda itu malah memilih kata cantik?
di dalam pikirannya, sheri berfikir bahwa apa yang ia bahas dengan ivanna sebelumnya beneran. mashiho menyukainya. semua orang berfikir, mana mau sheri dengan pemuda kayak mashiho, sudah pasti sheri mau yang modelan kayak jeno atau kak mark.
itu yang membuat mashiho minder saat menyukai sheri, takut sakit hati saat gadis itu akhirnya jadian sama orang lain. biasa lah.
sebaliknya dengan sheri, ia minder, ia bisa aja suka sama mashiho, tetapi ia lebih mementingkan apa yang orang-orang ucapkan kepadanya. masa sih sheri mau sama mashiho? ga mungkin.
sheri kembali memposisikan dirinya menghadap ke depan sambil memainkan ponselnya.
anjir baru hari pertama gue udah fucked up, batin mashiho.
KAMU SEDANG MEMBACA
daily life | millennials
Fanfiction'hampir' semua orang berkata bahwa masa remaja ialah masa terindah, tapi bagaimana jika masa remaja mereka tidak seindah yang dikatakan oleh sosialita? warning. lowercase, bahasa non baku, harsh words © violetfades, 2018