"itu shot terakhir del!" teriak hyunjin arkanta
adelia hyunjin langsung berlari kecil menuju arka untuk melihat hasil jepretan pemuda itu.
gadis itu mengangkat ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman lalu mengomentari gambar hasil kamera arka. bisa diakui arka memang punya skill di fotografi.
kedua remaja ini menelusuri koridor sekolahnya menuju parkiran. sama sekali ga ada yang mau memulai obrolan sampai sana.
arka ingin menawari balik bareng tapi malu, adel ingin nebeng arka balik tapi gengsi, MAUNYA APA SIH
adel sih udah pasti gengsi. wong balik sama mantan sahabatnya sendiri tar mau dibilang apa sama netijen smawi?
sampai akhirnya adel jalan menuju lobby sambil input alamat rumahnya ke aplikasi ojol dan arka siap-siap balik. melihat adel menunggu ada orang yang terima orderannya membuat arka tidak tega membiarkan gadis ini balik dengan ojol.
ya namanya juga jakarta, intensitas penjahat tinggi, arka khawatir sama adel.
"del!" sahut arka.
yang punya nama hanya memutarkan kepalanya menatap arka lalu sahut balik.
"bareng gue mau ga?" ajak arka.
sejujurnya adel mau, tapi karena gengsi gadis itu hanya diam mematung saat ditanyakan arka gitu. arka nya sendiri udah gemes sama adel, ditanya dijawab dong.
berakhir arka jalan ke arah adel dan membawa adel menuju motornya. dan adel sendiri ga ada pilihan lain selain nurut dan mengikuti arka.
🚬
alunan lagu labirin milik tulus menemani ivanna nakyung sore ini
gadis itu sibuk membuat beberapa coretan di buku tulis kecil yang baru saja ia beli tadi sore sehabis pulang sekolah. tidak lupa ia membeli kertas foto untuk memprint foto dirinya berdua dengan renjun.
rencananya ia akan memberi buku tulis berisi coretan dan foto kepada renjun saat hari jadi mereka.
lebih tepatnya besok ia akan kasih ke renjun, makanya gadis itu harus cepat menyelesaikan buku tersebut malam ini juga.
gadis itu sibuk memilih foto yang akan ia print dan tempel di buku tersebut.
playlist milik ivanna lanjut memainkan lagu jakarta sunset milik hiroaki kato yang menurutnya pas dengan suasana sore ini.
ivanna cenderung membiarkan kamarnya gelap saat matahari mulai tidak menampakkan dirinya, hanya lampu belajarnya yang nyala dan fairy light yang dipajang sempurna di tempat tidurnya.
"ahh, dikit lagi va, lo bisa."
kebiasaan, ivanna selalu menyemangati diri sendiri di saat orang lain tidak bisa. sudah menjadi kebiasaan sejak kecil.
buku hasil karyanya sudah selesai, berisi sepatah dua patah kata untuk renjun, gambar yang ia buat acak dan foto mereka berdua. pas untuk hari jadinya.
ivanna berdiri dari kursi meja belajarnya lalu merenggangkan ototnya dan berjalan menuju kasur empuk miliknya
gadis itu melihat notifikasi yang terpampang di ponsel miliknya.
line
renjun☀︎ : bsk aku jemput ya
seoyeon vania : ihh lucu bgt sihh kalian berdua
patriciaa (classy b) : yg kiri lha nat
vinaa 😝 : vannaa bsk gue bawa apa?
vinaa 😝 (kerkel bindo) : eh lo pada tau gue bawa apa?ivanna menepuk jidatnya pelan. itu pesan dari davina saeron fawnia sejak dua jam yang lalu baru dibalas olehnya sekarang.
betapa bodohnya ivanna saat mengetahui hal tersebut, pasti gadis itu udah menunggunya untuk menjawab pesannya sejak tadi sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
daily life | millennials
Fanfiction'hampir' semua orang berkata bahwa masa remaja ialah masa terindah, tapi bagaimana jika masa remaja mereka tidak seindah yang dikatakan oleh sosialita? warning. lowercase, bahasa non baku, harsh words © violetfades, 2018