Teman

13 1 0
                                    

Teman? Aku tak pernah menyangka tema yang kuambil pada bab ini adalah teman. Yah, kau tau lah semua orang punya teman. Tak terkecuali diriku.

Aku? Aku punya banyak teman. Asal kalian tau, aku pandai bergaul. Semuanya adalah temanku.

Tapi, tentang teman yang kumaksud kali ini adalah bukan teman yang biasa. Teman yang disana, teman yang mengajari kita semua tentang pengkhianatan dan sakit hati.

18 tahun. Umurku sekarang sekitar 18 tahun. Kau tau? Umur seperti ini sangat mudah mencari teman. Namun, mungkin aku terlalu bersemangat, sehingga aku mudah di sakiti.

Bukan hanya doi, pengkianatan terkejam itu ada di teman. Aku pernah percaya dengan orang, dia temanku, dulu. Dan yah, sampai sekarang kita masih teman. Dia orang baik, namun suatu ketika sifat yang baru keluar dari dalam dirinya. Dia menusukkan pisau penghianatan itu tepat di jantungku, kau tau aku akan langsung mati rasa.

Rasanya? Seperti di khianati ribuan orang. Rasanya seperti sangat perih, ingin menangis namun aku terlalu takut. Ingin marah namun aku juga merasa kasihan, ingin berteriak namun aku muak dengan suaraku sendiri. Dia berhasil menghancurkanku.

Sampai detik ini, aku masih memiliki teman, namun tak menjadi apa" hanya sebatas teman bergaul saja.

Aku terlalu takut. Aku seakan ingin bercerita dengan segala masalahku namun tak bisa. Masalah itu hanya berputar di otakku, hanya berada di fikiranku dan akan musnah di hatiku.

Aku tak punya sandaran, hanya diriku. Itu memang mengenaskan. Tpi lebih baik daripada memiliki teman. Itu memuakkan.

Aku sadar, aku tak boleh terlalu percaya. Aku terlalu dilema sehingga aku dibodohi. Yah penulis ini sangat bodoh. Bahkan tak biasa ku menertawakan kebodohan diriku.

Aku muak dengan teman, muak dengan wajah penjilat mereka, muak dengan segala tingkah laku mereka. Aku juga kasih, karena mereka memanfaatkan kata 'teman' itu sendiri.

KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang