Kuambil pena yang ada di atas nakas. Mengambil secarik kertas dan menuliskan sesuatu. Mata sayu khas seseorang yang baru terbangun dari tidurnya. Mataku teralih, memikirkan sesuatu yang akan kutulis.
Mimpi buruk, siksaan, serta sesak di dada. Itulah yang saat ini ingin kutuliskan.
Mimpi buruk. Kadang kala, aku kalah dengan itu. Hanya bisa terbangun dengan keringat di pelipis dan dada yang naik turun. Tenggorokan yang kering serta nafas yang memburu.
Kadang kala. Itulah yang terjadi setiap malamnya. Berakhir dengan suara jeritan yang hanya aku sendiri yang dengarkan. Memejamkan mata agar dapat kembali terlelab, namun nihil. Aku tetap saja terbayang dengan mimpi buruk itu.
Siksaan. Orang tau, sisaan adalah bentuk fisik. Namun, tidak denganku. Aku sehat, fisik. Tidak dengan batin. Aku sakit.
Siksaan yang terus menyiksa ketika sendiri menyerang. Kadang kala ingin menangis ketika tak satupun yang melihatku. Ingin berteriak kuat agar orang berlari kearahku dan memelukku.
Sayangnya, aku terlalu takut untuk melakukannya.
Sesak didada. Akan ada ketika perasaan tertahan dan menahan. Ingin menangis namun air mata sudah habis. Lelah dan letih. Itulah yang terjadi.
Seakan seseorang membekap mulutku dan berkata bahwa aku tak berhak berteriak keras. Lagi-lagi. Aku kalah dengan ego besar yang ada. Saat seperti ini, aku hanya akan menenggelamkan kepalaku di lengan tangan sambil menekuk lutut dan duduk di sudut ruangan. Menangis dengan isakan pilu.
Diluar, orang-orang memanggilku dengan sebutan manis. Kuat dan hebat. Tersenyum dengan orang-orang dan bergurau ria.
Pulang semalaman dan beristirahat.
Namun, ragaku tak bisa. Masih saja tersiksa dengan keberadaan sisi lain diriku.Diluar, aku punya banyak teman. Namun, didalam? Tak ada yang menemaniku.
Diluar, aku tersenyum manis. Namun didalam? Aku bahkan menangis dengan isakan pilu.
Diluar, aku adalah gadis kuat. Namun, di dalam? Aku lemah.
Itulah sisiku yang satu. Sisi yang gelap dan kelam. Sisi yang hanya aku yang mengetahuinya. Sisi yang penuh dengan isakan, tangisan, dan sesak. Sisi yang hanya ada mimpi buruk dan siksaan.
Berbanding terbalik dengan kehidupan luar yang sangat luar biasa sempurnanya. Kuharap semuanya berakhir. Bukan cuma sisi gelap itu, namun juga sisi yang sempurna. Karena aku lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata
Genç KurguSebuah catatan kecil yang bersarang dari sebuah hati, Menjadi sebuah kata, berubah menjadi kalimat dan di lengkapi dengan paragraf. Hanya sebuah kata yang menjadi curahan hati.