Titik Jenuh

60 0 0
                                    

Ada saat dimana kau merasa ingin berhenti. Kau merasa berada pada puncak lelah dan tak nyaman. Titik ini membuatmu merasa berada di bawah.

Kau membutuhkan sesuatu, kau pun tak tau. Namun, kau membutuhkan untuk berhenti. Tetap saja, kau memaksakan untuk tetap bertahan.

Di depan semua orang, kau tertawa bahagia. Namun dihatimu kau bahkan menangis keras. Kau tersenyum manis, namun di dalam sana kau terisak perih. Kau dihadapkan oleh dua pilihan. Tetap bertahan atau berhenti.

Kau lelah, kau letih, kau capek dengan hidupmu sendiri. Kau berada dititik terlemah hidupmu. Kau membutuhkan bahu untuk menangis, namun lagi-lagi tak ada satupun yang melihatmu. Kau sering berbohong dengan dirimu sendiri dan berkata 'aku baik baik saja'. Kau membutuhkan satu orang yang mengerti dirimu.

Orang lain sibuk dengan urusannya. Didalam sana kau meminta tolong. Kau meronta,kau menangis. Dan lagi-lagi, orang meninggalkanmu.

Kau akhirnya berhenti. Kau memutuskan untuk berhenti. Kau sungguh lelah dengan semuanya. Manusia memang seperti itu, kadang mereka mau di mengerti namun tak mau mengerti. Mereka mencemaskan banyak hal, menyalahkan orang lain, membandingkan orang lain, namun ia tak sadar bahwa puncak permasalahan adalah dirinya sendiri.

Berhentilah jika kau sudah berada dititik ini, karena bertahan akan membuatmu semakin tersakiti. Berhentilah untuk mengharapkan orang lain karena yang mengerti dirimu adalah kau sendiri. Kau adalah kau.

Aku juga saat ini berada dititik jenuhku. Ketidaknyamanan yang terus kupasakan, akhirnya aku jatuh. Aku jatuh sendiri dan mereka tak menyadari itu. Aku mempertahankan hal bodoh yang meninggalkanku disaat terpuruk.

Semua orang pernah atau bahkan masih berada dititik ini, kau hanya perlu menguatkan dirimu dengan doa. Kau hanya perlu berharap kepada Tuhan. Berhentilah selagi kau bisa. Orang orang diluar sana terlampau egois untuk dirinya sendiri.

KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang