Tergambar jelas saat itu. Waktu kau masih bersamaku dengan berjuta kebahagiaan. Aku masih mengingatnya, saat kita bertemu sapa dan akhirnya menjadi sepasang kekasih.
Kau adalah milikku, dan aku adalah milikmu. Itu yang pernah kau katakan. Aku bahagia, sangat.
Berlalu menjauh, dengan berbagai cobaan. Aku kira, kita bisa terus bersama. Walau, apapun yang menghadang kita.
Namun, kau lebih dulu melepaskan. Sebelum aku memegangmu lebih erat. Kau lebih dulu pergi, sebelum aku berlari mengejar keterlambatanku.
Aku masih disini, dipersimpangan jalan yang pernah kita lalui. Aku tak menyangka akan secepat ini kau pergi.
Aku menunggumu, berbalik dan berkata bahwa kau kembali lagi. Aku menunggumu dengan waktu yang lama.
Setiap malam, kukirim pesan untukmu di nomor yang sudah tak aktif lagi. Aku sudah terbiasa melakukannya. Katakanlah bahwa aku gila karenamu.
Bisakah kau kembali lagi? Bisakah kita bersama lagi? Apa kau sudah tak ingin? Aku masih menunggumu disini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kata
Teen FictionSebuah catatan kecil yang bersarang dari sebuah hati, Menjadi sebuah kata, berubah menjadi kalimat dan di lengkapi dengan paragraf. Hanya sebuah kata yang menjadi curahan hati.