Empat ~ Belum Menyerah

7.7K 781 19
                                    

Setelah makan siang tiga hari lalu, Fathir belum menghubungi Lyla lagi. Lyla pikir strateginya pasti berhasil. Fathir pasti kapok mendekatinya. Setelah selesai makan siang saat itu, Fathir bermandikan keringat, belum lagi harus jalan kaki pulang ke toko Lyla. Lyla setengah kasihan kepada pria itu. Kalau pria itu pikir mereka akan makan di restoran mahal, maka Fathir bisa mengubur pikirannya itu dalam-dalam.

Pikiran Lyla buyar ketika handphonenya berbunyi. Lyla mengerutkan dahi memandang nama yang muncul di layar. Lyla jadi bingung, apa mungkin Fathir tahu kalau Lyla baru saja memikirkannya.

"Mau apa lagi ?", tanya Lyla ketus tanpa basa-basi terlebih dahulu.

"Assalamualaikum Lyla.", sapa Fathir dengan lembut, mengacuhkan pertanyaan Lyla sebelumnya.

"Walaikumsalam.", Lyla menjawab datar

"Lagi apa ?"

"Lagi sibuk."

"Sibuk bertanya-tanya mengapa aku baru menelepon ?", Lyla mendengar ada suara tawa yang ditahan diujung sana, membuat Lyla tambah kesal setengah mati.

"Mimpi !"

"Kau rindu kepadaku ?"

"Fathir, apa kau pikir aku berbohong ketika aku bilang aku sedang sibuk sekarang ? Aku tidak punya banyak waktu untuk meladeni basa-basi murahanmu itu."

"Oke oke, kau sibuk apa sekarang ?"

"Aku sedang rapat di toko dengan karyawanku untuk dekorasi besok. Bisa tunda teleponmu ?"

"Selarut ini ?"

Lyla melirik jam tangannya, sekarang sudah hampir jam sepuluh malam, "Iya, dan akan lebih lama lagi jika kau terus menganggu."

"Baiklah kalau begitu, lanjutkan pekerjaanmu. Besok aku telepon lagi."

"Terima kasih untuk pengertianmu."

"Bye... Malam Lyla."

"Malam Fathir."

Lyla memutus sambungan telepon mereka dan kembali ke ruang tengah tokonya. Lyla tidak bohong ketika ia bilang mereka sedang rapat. Lyla melihat tatapan menggoda sekaligus bertanya-tanya dari Fifi. Lyla mengacuhkan tatapan Fifi dan melanjutkan rapat mereka yang sempat tertunda tadi.

****

Mereka sudah selesai rapat dan karyawan Lyla satu persatu meninggalkan toko ketika secara tiba-tiba sosok Fathir muncul di depan pintu toko. Lyla tentu saja kaget sekaligus malu ketika melihat Fathir datang menemuinya.

"Dia yang tadi telepon yah ?", bisik Fifi di telinga Lyla.

Lyla cemberut mendengar pertanyaan Fifi, "Menyebalkan.", desah Lyla lebih kepada dirinya sendiri.

"Tangkapan bagus La. Kalau kau tidak mau, aku bersedia menampung.", goda Fifi.

"Jangan gila. Dia itu pria bodoh."

Lyla tidak menunggu balasan dari Fifi dan langsung menemui Fathir.

"Ada apa ?", tanya Lyla dengan nada yang ia buat seketus mungkin.

"Rapatnya sudah selesai ?", Lyla tidak yakin pria di depannya ini peka dengan apapun yang coba Lyla tunjukkan, Fathir tetap santai menghadapi keketusan Lyla.

YOU ARE MY MIRACLE ( MIRACLE SERIES #3 ) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang