Fathir masuk ke dalam rumah Emir tanpa permisi, hal yang sudah sering ia lakukan selama ini. Kali ini dia harus memuaskan rasa ingin tahunya sampai tuntas, kalau ia tidak ingin mati dalam keadaan penasaran. Kejadian siang tadi sudah mengacaukan konsentrasinya seharian ini. Fathir tidak ingin ini berlangsung selamanya.
"Mengapa kau kelihatan tergesa-gesa seperti itu ?", tanya Emir ketika Fathir sudah sampai di ruang tengah.
Emir, sahabatnya, sedang santai menonton televisi. Satu mangkuk kacang ada di pangkuannya. Fathir yakin, beberapa tahun lagi sahabatnya itu akan mengalami obesitas.
"Mana Kana ?", tanya Fathir tidak sabar lalu duduk di sofa di dekat Emir.
"Ada di kamar, sebentar lagi dia kesini. Ada apa ?"
Fathir menegakkan tubuhnya, seakan-akan siap memberitahu informasi penting, "Kau tahu em, aku tadi bertemu dengan Lyla, sahabat Kana.", bisik Fathir.
Emir menaikkan sebelah alisnya, "Lalu ?"
"Aku baru tahu kalau dia ternyata sudah berhenti bekerja dan membuka toko bunga. Aku benar-benar shock tadi. Selama ini nama Lyla hampir terlupakan dari memory otakku. Jadi wajar kalau aku tadi sempat tercengang ketika melihatnya lagi."
"Kau yang baru tahu, kami tidak.", komentar Emir santai.
"Dia bilang dia dipecat."
Emir mengangguk.
"Kau tahu kenapa ?", tanya Fathir lagi.
"Tahu."
"Astaga Emir, mengapa responmu dingin sekali ? Apa aku harus menanyakan satu-satu semuanya baru kau mau jawab ? Mengapa tidak langsung kau jelaskan saja yang kau tahu itu. Menyebalkan sekali."
"Kau yang mengapa ? Mengapa kau seolah-olah begitu tertarik dengan kehidupan Lyla ? Jangan bilang kau mau mendekatinya juga. Kau kan sudah punya incaran lain ? Kalau Kana sampai tahu, aku yakin dia akan mencekikmu sampai mati."
Fathir tersenyum malu, "Sudah aku bilang kan kalau aku shock dan menjadi sedikit penasaran. Aku pikir wanita seperti Lyla tidak mungkin bertindak ceroboh hingga cukup menjadikannya alasan untuk dipecat. Apalagi dia sudah bekerja bertahun-tahun. Oh iya kau tahu penampilannya tadi juga berubah."
"Berubah ?", tanya Emir bingung.
"Terakhir aku melihatnya di rumah ini, rambutnya pendek dan Lyla sedikit kurus. Tetapi tadi, rambutnya tergerai panjang dan badannya lumayan berisi. Jujur saja, dia jauh lebih cantik sekarang."
"Kambing saja kalau dikasih bedak pasti kau anggap cantik juga."
Fathir menoleh ke belakang dan langsung tersenyum lebar mendengar ucapan Kana. Kana bergabung bersama mereka dan duduk di sebelah Emir, suaminya.
"Sepertinya sahabatmu sedang dalam masalah.", komentar Emir kepada Kana.
Kana melotot tajam ke arah Fathir, "No Fathir ! Sudah pasti aku tidak akan membiarkannya."
Fathir melemparkan senyum kecut ke arah Kana, "Apa aku memiliki penyakit menular Kana ? Sepertinya aku begitu menyeramkan."
Kana mengangguk mantap, "Aku sudah tahu dengan pasti track recordmu dalam mencari seorang kekasih. Kau pasti akan mencampakkan mereka setelah sebelumnya kau menodai mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MIRACLE ( MIRACLE SERIES #3 ) (COMPLETED)
RomansaNamanya Lyla, wanita mandiri yang sedang patah hati~~ Jangan ganggu dia lagi, dia tidak ingin kembali patah hati~~ Dirinya sudah hampir selesai mengerjakan apa yang telah ia mulai, membangun tembok untuk menjaganya, menjaga dari trauma masa lalunya...