Nyatanya Fathir menelepon karena tidak bisa menjemput Lyla malam ini. Ada pertemuan dengan klien penting katanya. Lyla memakluminya. Fathir memang sibuk dengan pekerjaannya, hanya saja pria itu suka membandel dan sering lebih memilih untuk menemuinya ketimbang menyelesaikan pekerjaannya. Kalau Lyla protes, Fathir bilang tidak masalah. Perusahaan itu memang miliknya tetapi juga bekerjasama dengan perusahaan Emir. Ada tanggung jawab besar di dalamnya. Terkadang Lyla tidak habis pikir dengan Fathir. Jika menyangkut tentang Lyla, Fathir akan mengabaikan semuanya.
Hati Lyla menghangat mengingat Fathir. Sekarang Lyla sudah memandang Fathir dengan perasaan yang berbeda. Kalau dulu dia biasa saja jika memikirkan Fathir, maka sekarang beda lagi. Setiap ada yang menyebutkan nama Fathir di depannya, maka hati Lyla akan menghangat. Otaknya akan dengan cepat memproses nama itu. Bisa dibayangkan kan kalau sosoknya yang datang menemui Lyla?
"Melamun!", Fifi tiba-tiba datang mengagetkan Lyla.
"Apa?", tanya Lyla bingung.
"Pulang sama siapa? Sudah malam nih."
"Pulang sendirian."
"Si handsome tidak jemput?", goda Fifi sambil menaik-turunkan kedua alisnya.
Lyla menggeleng, "Ada rapat penting."
"Kasihan. Mau pulang sama-sama?"
"Tidak mau. Aku bukan obat nyamuk."
Fifi tertawa mendengar jawaban Lyla. Fifi memang dijemput kekasihnya malam ini, "Yasudah pulang sekarang saja. Baru jam tujuh, biar tidak kemalaman. Toko biar aku yang urus.", saran Fifi.
"Masih banyak yang harus direkap, Fi.", tolak Lyla.
"Bawa ke rumah saja. Kalau terlalu malam bahaya."
"Serius kau mau jaga toko?"
"Ya ampun, memangnya selama ini siapa? Sudah sudah sana pulang.", Fifi mendorong tubuh Lyla agar bersiap-siap untuk pulang.
Lyla menuruti kata-kata Fifi kemudian meraih tas dan barang-barangnya, "Kalau begitu aku pulang duluan yah. Aku memang sudah lelah sekali malam ini.", pamit Lyla.
Fifi mengangguk, "Mau naik apa by the way?"
"Naik taksi saja tunggu di depan."
"Yakin? Mau aku temani sampai taksi datang?"
Lyla menggeleng, "Tidak usah. Tolong bantu cek pembukuan saja yang tadi sempat aku buat. Sekalian jadwal dekorasi kita untuk minggu depan."
"Siap bos. Hati-hati yah."
Lyla mengangguk lagi. Setelah berpamitan dengan karyawannya yang lain Lyla keluar toko dan berjalan ke arah persimpangan di depan untuk menunggu taksi. Belum terlalu malam, masih banyak orang lalu lalang di trotoar sini, begitu juga kendaraan masih begitu ramai. Lyla berharap semoga kemacetan ibukota sudah hilang sekarang, Lyla tidak sanggup kalau harus terjebak di dalam taksi dalam keadaan jalanan yang macet total karena berbarengan dengan orang yang pulang kantor.
Lyla menyalakan handphonenya kemudian mengirimkan pesan singkat ke Fathir. Lyla mengatakan kalau dia pulang duluan ke apartemennya naik taksi. Mungkin pesan yang dikirimkan Lyla akan membuat Fathir sedikit tenang, setidaknya pria itu tidak mencemaskan Lyla pulang dengan siapa malam ini.
Lyla sedang menunggu taksi di persimpangan jalan depan tokonya ketika ia merasakan kehadiran seseorang yang mengawasinya dari seberang jalan di depannya. Perlahan Lyla mengangkat pandangannya dan Lyla begitu terkejut ketika ia menyadari kalau ada Bima yang menunggunya di pinggir jalan di seberang sana. Otak Lyla memberikan instruksi agar dirinya segera berbalik dan berlari namun pria itu segera berlari menyebrang jalan untuk menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MIRACLE ( MIRACLE SERIES #3 ) (COMPLETED)
RomanceNamanya Lyla, wanita mandiri yang sedang patah hati~~ Jangan ganggu dia lagi, dia tidak ingin kembali patah hati~~ Dirinya sudah hampir selesai mengerjakan apa yang telah ia mulai, membangun tembok untuk menjaganya, menjaga dari trauma masa lalunya...