Dua Puluh Dua ~ Konfrontasi

4.4K 481 7
                                    

Lyla sudah bersiap-siap pergi ke toko pagi itu ketika pintu apartemennya diketuk. Lyla membuka pintu dan kaget ketika melihat Fifi di depan apartemennya. Penampilan Fifi tidak seperti biasanya, tidak ada senyum ceria di wajah wanita itu. Fifi mengenakan kacamata hitam tebal, hal yang sangat jarang dilakukannya.

Lyla menaikkan sebelah alisnya, "Well? Kenapa pagi-pagi sudah kesini? Tidak mengabariku sebelumnya."

Fifi bergerak masuk ke dalam, mengabaikan pertanyaan Lyla, "Mau ke toko?", tanyanya datar dan Lyla baru menyadari suara Fifi serak, seperti habis konser semalaman.

"Bisa ditunda sebentar lagi. Sudah sarapan?", tanya Lyla, ikut menyusul Fifi ke dalam.

Fifi melepaskan kacamatanya dan baru saat itulah Lyla menyadari kalau mata Fifi bengkak karena habis menangis.

"Astaga Fifi, kau kenapa?", tanya Lyla berusaha melihat keadaan Fifi lebih jelas.

Fifi menghindari tatapan Lyla, Fifi langsung duduk di sofa ruang tengah, mengambil nafas cukup dalam, entah harus mulai darimana.

"Aku semalam.... Aku putus dari Rio.", jawab Fifi menahan air mata yang mengancam akan keluar, suara Fifi bergetar saat mengatakan hal tersebut.

Wajah Lyla memucat mendengar informasi itu, firasatnya mengatakan ada hal buruk yang terjadi, "Kenapa?"

Air mata Fifi akhirnya jatuh lagi, Fifi benci situasi ini. Situasi yang membuat semuanya jadi serba salah, "Kau pasti tahu kenapa, La."

Lyla beranjak mendekati Fifi, lalu meraih Fifi untuk menghadap ke arahnya, "Kenapa, Fi? Aku tidak tahu kenapa."

Fifi menepis tangan Lyla, "Mengapa kau tidak jujur dari awal kalau Rio adalah pria brengsek yang menginginkanmu juga? Mengapa kau tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya malam itu di saat kalian berdua di toko? Mengapa kau menyembunyikannya dariku, Lyla? Mengapa?"

Lyla terkesiap mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Fifi. Lyla tidak pernah mengira kalau semuanya akan terbongkar secepat ini, di saat Lyla merasa menutupnya rapat-rapat adalah yang terbaik bagi mereka semua.

"Fi.. Aku hanya..."

"Hanya apa, La? Mengapa kau menyembunyikan semuanya?"

"Fifi, demi Tuhan aku tidak ada maksud apa-apa. Aku hanya tidak ingin membuatmu sedih kalau aku menceritakan kalau.. kalau..."

"Tapi kau sudah membuatku sedih, Lyla!", potong Fifi ketus,"seharusnya kau memberitahuku, sebrengsek apapun tingkah Rio. Kau bisa menyelamatkanku dari pria terkutuk itu, bukannya malahan menyerahkan tubuhku untuknya sedangkan dia menginginkanmu!"

Lyla menutup mulutnya, terkejut atas tuduhan Fifi, "Aku tidak tahu harus menceritakannya darimana, Fi. Posisiku serba salah saat itu, aku takut kau membenciku ketika aku berusaha memberitahumu yang sebenarnya. Aku tahu sikapku pengecut, tapi aku pikir semua akan baik-baik saja asalkan Rio tidak kelewat batas."

Fifi menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mengira, selama ini kau adalah sahabatku. Lebih dari sekedar sahabat bagiku. Aku pikir kita tidak akan memiliki rahasia apapun. Kau tahu sifatku, aku tidak akan pernah membencimu jika kau jujur dari awal kepadaku. Tetapi sekarang? Aku bahkan tidak tahu aku harus bersikap bagaimana kepadamu."

"Fifi, aku mohon maafkan aku. Hal ini yang aku takutkan jika aku menceritakannya kepadamu. Persahabatan kita jadi taruhannya, Fi. Aku tidak mau pria brengsek itu menghancurkan persahabatan kita."

YOU ARE MY MIRACLE ( MIRACLE SERIES #3 ) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang