Jika bukan karena kebahagiaan yang meliputi diri Lyla karena makan malam impiannya bersama Fathir dan juga Kana plus Emir, mungkin Lyla akan menyadari jika ada seorang penyusup yang masuk ke tokonya yang mulai sepi. Lyla tidak menyadari itu sampai akhirnya penyusup itu berdiri sekitar tiga meter dari Lyla dan menodongkan senjatanya ke arah kepala Lyla.
Otomatis pengunjung toko dan beberapa karyawan berteriak ketakutan melihat situasi itu. Mereka pikir ada perampokan, tetapi nyatanya bukan. Penyusup itu tidak menginginkan uang. Penyusup itu menginginkan Lyla, hanya Lyla.
Lyla berdiri kaku pada tempatnya berdiri, berusaha menahan nafasnya. Menunggu mengantisipasi kalau-kalau penyusup itu menarik pelatuknya dan pelurunya menembus tengkorak kepala Lyla. Dari ekor matanya Lyla bisa melihat kalau Fifi berlari ke belakang toko, mencari pertolongan mungkin. Lyla hanya berharap kalau pertolongan yang datang tidak terlambat. Semoga dirinya ada waktu untuk mengulur penyusup itu menarik pelatuknya.
"Apa yang kau inginkan?", Lyla berusaha mengulur waktu walaupun Lyla tahu mungkin saja semua ini percuma, tetapi tidak ada salahnya dicoba.
Penyusup itu tertawa keras, menunjukkan deretan giginya yang putih. Ada kegilaan di matanya, Lyla bisa melihat dengan jelas kalau penyusup itu sudah kehilangan akal sehatnya.
"Apa yang aku inginkan?", tanyanya sinis, "aku hanya ingin membantumu, sayang. Aku akan memperbaiki kesalahanku yang dulu dan mengembalikan apa yang sudah aku curi darimu, Bima. Aku akan membuatmu kembali kepada Bima lagi. Kau senang kan?"
Lyla menggeleng, tubuhnya begitu gemetaran sekarang. Lyla merasa bangga dirinya tidak langsung jatuh pingsan di tempat, "Kau pikir aku masih menginginkan Bima?"
"Oh jelas!", bentak Nania, penyusup gila yang sedang menodongkan senjatanya ke arah Lyla, "kau selalu menganggu Bima, tidak perduli dia sudah menjadi suami orang lain ataupun memiliki seorang anak. Kau pelacur kecil, karenamu hidupku hancur!"
"Kau yang membunuh Bima, kan?", entah darimana keberanian itu muncul tetapi Lyla harus menanyakannya. Jika malam ini adalah hari terakhir dia hidup, maka Lyla berhak tahu kegilaan apa yang sudah menimpa wanita ini.
Nania menyeringai, "Bima pantas mendapatkan itu. Dia mempermainkanku, dia membuatku gila, dan itu semua karenamu, whore!"
"Aku tidak pernah menginginkan Bima lagi. Aku tidak pernah menganggu Bima. Kau selalu salah menilaiku."
"Diam!", Nania membentak keras diiringi dengan tembakan yang ia arahkan ke lantai di dekat Lyla berdiri, membuat sisa orang yang ada di ruangan itu menjerit ketakutan, tidak terkecuali Lyla.
Lyla memandangi lantai yang berlubang akibat senjata Nania, Lyla tidak mampu berkata apapun lagi. Seumur hidupnya ia tidak pernah dihadapkan pada situasi yang gila seperti ini.
"Kau lihat kan? Bagaimana jika aku juga melubangi kepalamu? Kau dengar pelacur kecil, malam ini aku akan mengakhiri hidupmu. Kau bisa berkumpul dengan Bima lagi, bersenang-senang dengannya. Aku tidak perduli jika aku harus dihukum mati karena telah menghabisimu. Aku senang karena berhasil mengirim kalian berdua ke neraka!"
Lyla menangis ketakutan, Lyla benci air mata ini. Ini tandanya ia lemah, tetapi dirinya tidak berdaya sekarang. Tidak ada yang bisa menyelamatkannya malam ini.
"Ada permintaan terakhir?", tanya Nania sambil menodongkan kembali senjatanya ke arah kepala Lyla.
Lyla ingin membuka mulutnya tetapi lidahnya kelu. Seluruh badan Lyla serasa gemetar tidak bertulang. Lyla ingin lari, tetapi Lyla tahu itu akan menjadi sia-sia. Lyla hanya mampu merapalkan doa dalam hatinya agar siapapun dapat menolongnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MIRACLE ( MIRACLE SERIES #3 ) (COMPLETED)
RomanceNamanya Lyla, wanita mandiri yang sedang patah hati~~ Jangan ganggu dia lagi, dia tidak ingin kembali patah hati~~ Dirinya sudah hampir selesai mengerjakan apa yang telah ia mulai, membangun tembok untuk menjaganya, menjaga dari trauma masa lalunya...