Lyla menoleh ke arah pintu ketika lonceng di atas pintu berbunyi tanda ada yang membuka pintu. Seorang pria masuk ke toko bunga miliknya, nampak bingung memilih dari berbagai macam pilihan bunga yang tersedia. Lyla datang menghampiri, saat ini jam makan siang, karyawan Lyla sedang istirahat makan dan Lyla yang gantian menjaga toko. Biasanya kalau siang seperti ini, tokonya tidak begitu ramai, jadi Lyla tidak keberatan jika menjaga tokonya sendirian.
"Ada yang bisa saya bantu ?", tawar Lyla.
Pria itu mengangguk singkat sebelum mengangkat pandangannya dan bertemu pandang dengan Lyla. Pria itu terperangah memandangi Lyla, begitu juga sebaliknya.
"Lyla ?"
"Fathir ?"
Pria itu melempar senyum memesonanya seperti biasa, "Kau masih ingat aku ?"
Lyla cemberut mendengar pertanyaan itu, "Tentu saja aku ingat."
"Maaf maaf. Hanya saja sudah dua tahun berlalu sejak Kana menikah dengan Emir dan kau tidak pernah menampakkan batang hidungmu lagi. Kau..... berubah."
Lyla semakin mencerucutkan bibirnya mendengar komentar Fathir. Lyla paham kata 'berubah' yang dimaksud Fathir ialah rambut panjangnya. Terakhir bertemu dengan Fathir, sekitar dua tahun lalu, rambut Lyla hanya sebahu, dan sekarang rambutnya sudah begitu panjang nyaris menyentuh pinggangnya, panjang dan tebal. Selain itu Lyla yakin berat badannya yang naik hampir tujuh kilogram juga berpengaruh kepada penampilannya. Lyla sekarang semakin berisi dan pipinya semakin membulat. Lyla tidak suka jika ada yang mengomentari penampilannya saat ini. Tapi mau bagaimana lagi, jika ada yang bertemu dengannya, pasti akan mengatakan kalau Lyla sekarang 'berubah'.
"Apa aku tanya pendapatmu ?", jawab Lyla ketus.
Fathir masih melempar senyumnya, "Jawaban ketusmu tidak berubah tentu saja."
Lyla memelototkan matanya, "Jadi apa yang kau cari ? Kau mau beli bunga ?"
Fathir jadi ingat tujuannya datang kemari, "Toko ini milikmu ? Atau kau bekerja disini ?", tanyanya penasaran.
"Milikku.", jawab Lyla singkat.
"Kau tidak lagi bekerja di agency ?"
Lyla hanya menggeleng, "Jadi mau cari apa Fathir ?"
Fathir menaikkan sebelah alisnya lalu melihat-lihat bunga yang berjajar, "Aku mencari mawar putih, satu bucket."
Lyla mengangguk, lalu dengan cekatan meraih beberapa tangkai mawar putih dan membawanya ke atas meja untuk dirangkai, Fathir mengekorinya dari belakang.
"Sudah berapa lama kau membuka toko bunga ?"
"Hampir satu tahun.", jawab Lyla singkat tanpa menoleh ke arah Fathir.
"Mengapa kau berubah haluan ? Sepertinya jabatanmu sudah tinggi kemarin."
Lyla menghentikan aktivitasnya lalu menoleh ke arah Fathir karena sebal ditanyai ini itu, "Aku dipecat. Apa sudah jelas ?"
Wajah Fathir nampak bingung mendengar jawaban Lyla.
"Nah, mau diberi kartu ucapan ? Untuk kekasihmu ?", tanya Lyla ketika selesai merangkai bunga.
Fathir tersadar dari pikirannya dan ia mengangguk.
"Kau masih tetap playboy ternyata.", ejek Lyla.
Fathir mengangkat bahunya sok acuh, "Aku single, apa salahnya ?"
Lyla menyerahkan satu bucket mawar putih yang sudah dirangkai, "Silahkan bayar di kasir. Ini notanya."
Fathir menerima bunga dari Lyla lalu menuju kasir yang ditunjuk Lyla untuk membayar bunganya dan kembali lagi kepada Lyla sambil memandangi bunga di tangannya cukup lama, "Aku tidak mengira wanita kasar sepertimu bisa merangkai bunga menjadi seindah ini."
"Terima kasih pujiannya.", balas Lyla acuh. "Aku harap kau memiliki banyak kekasih sehingga kau sering membeli bunga dari tokoku.", sambungnya.
Fathir tersenyum jahil, "Bagaimana kalau ternyata pemilik toko ini yang menjadi kekasihku ?"
Lyla kembali melotot ke arah Fathir, "Pria sinting sepertimu tidak layak mendapatkan kekasih sepertiku.", jawab Lyla ketus.
Fathir tertawa terbahak-bahak, "Telingaku bisa panas kalau berada di dekatmu cukup lama, seharusnya aku menerima saran Emir dari dulu untuk melapisi telingaku jika sudah berhadapan denganmu."
"Apa yang aku ucapkan adalah kenyataan bukannya sindiran.", balas Lyla.
Fathir masih menyisakan senyumnya, "Jadi kemana saja kau selama ini ? Kau sudah jarang datang menemui Kana."
"Apa aku harus melapor kepadamu kalau aku menemui Kana ? Aku tidak kemana-mana, kau yang terlalu sibuk dengan pekerjaanmu."
"Nah, ternyata kau yang perduli kepadaku ! Kau tahu kegiatanku."
Lyla melotot ke arah Fathir, "Urusanmu sudah selesai kan ? Kepalaku bisa berasap jika kau terlalu lama disini !"
Fathir kembali tertawa, "Baiklah terima kasih atas bantuannya. Aku akan sering datang kemari. Membeli bunga tentu saja.", koreksi Fathir cepat ketika melihat delikan mata dari Lyla.
Lyla tidak membalas ucapan Fathir. Fathir tetap tersenyum ketika permisi meninggalkan tokonya. Lyla memandangi pintu yang sudah tertutup rapat kembali dan sosok Fathir yang menghilang. Lyla menghembuskan nafas dengan berat. Setelah ini, Lyla harus mandi kembang tujuh rupa untuk membuang sial karena bertemu dengan pria sinting seperti Fathir. Semoga ini pertemuan terakhir mereka, Lyla tidak mau berurusan dengan pria itu lagi, selamanya.
********************************************************************************************
Baiklah, as you wish, Lyla dan Fathir saya buatkan ceritanya (yeayyy)
hanya saja,,,,
part Lyla dan Fathir akan sangat SLOW UPDATE karena aku harus fokus ke Athiya Ethan dulu, jadi jangan ada yang protes yah :*
untuk awal2 silahkan nikmati prolognya dulu, bab selanjutnya sabar yaaaa...
salam,,
Lyla & Fathir~~
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MIRACLE ( MIRACLE SERIES #3 ) (COMPLETED)
RomantizmNamanya Lyla, wanita mandiri yang sedang patah hati~~ Jangan ganggu dia lagi, dia tidak ingin kembali patah hati~~ Dirinya sudah hampir selesai mengerjakan apa yang telah ia mulai, membangun tembok untuk menjaganya, menjaga dari trauma masa lalunya...