Lyla tidak menyahut kata-kata yang keluar dari mulut Fathir barusan. Ucapan itu begitu menyakitkan tetapi sayangnya memang seperti itulah kenyataannya. Fathir sekarang fokus melihat ke layar televisi walaupun Lyla yakin sebenarnya Fathir tidak menonton acara TV sedikitpun. Lyla sendiri ikut memandangi layar televisi, tidak tahu harus bicara apa lagi. Kesunyian ini begitu menyiksa Lyla, rasanya ia ingin segera pergi saja dari situ.
Pintu apartemen Lyla terbuka dan sosok Fifi masuk ke dalam. Fifi kaget ketika melihat ada Lyla dan Fathir di ruang tengah.
"Kalian? Aku kira kalian masih jalan.", Fifi merasa tidak enak karena masuk tanpa salam, dia pikir tidak ada orang di dalam.
"Kami disini dari tadi Fi, kau sudah makan?", tanya Lyla.
Fifi melihat ketegangan antara Fathir dan Lyla, maka dari itu dia tidak ingin menganggu. "Sudah, aku ke kamar dulu yah. Mau mandi. Gerah."
Fathir hanya mengangguk, begitu juga Lyla. Fifi dengan cepat masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu di belakangnya.
"Fifi sudah pulang, aku pulang sekarang .", Fathir hendak berdiri dari duduknya.
Lyla menarik tangan Fathir, "Sebentar. Kita belum menyelesaikan masalah kita."
Fathir kembali duduk, "Masalah apa Lyla? Kalau kau tidak ada jawabannya sekarang, sebaiknya kau pikirkan dulu. Atau kau mau langsung menolak juga tidak apa-apa."
"Mengapa kau menjadi menyebalkan seperti ini? Biasanya kau bisa bersikap santai dan dewasa. Malam ini kau kekanak-kanakkan."
"Jangan mengalihkan pembicaraan Lyla, kita tahu inti masalahnya apa. Mengenai sikapku, bisa kita bicarakan nanti."
"Apa kau serius mau menjalin hubungan denganku?"
"Kau bertanya itu lagi? Baiklah aku pulang sekarang.", Fathir kembali beranjak dari duduknya, kali ini dengan wajah yang ditekuk rapat.
Lyla kembali menarik tangan Fathir, "Iya aku mau! Duduk dulu!", Lyla setengah membentak.
"Apa?", Fathir berusaha memastikan ucapan Lyla barusan, Fathir tetap berdiri pada posisinya.
"Iya aku mau mencobanya, menjalin hubungan denganmu. Duduk dulu.", sekali lagi Lyla meminta Fathir untuk duduk, kali ini Fathir menurutinya.
"Kau mau jadi kekasihku?", Fathir menatap Lyla dengan serius.
Lyla mengangguk, "Mau."
"Serius?"
"Sekarang kau malah balik bertanya apa aku serius atau tidak."
Fathir menyengir lebar, "Sah?", tanyanya sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
Lyla menyambut tangan Fathir lalu mereka bersalaman, "Sah."
"Bagaimana kita akan merayakan hari jadi kita?", tanya Fathir iseng.
"Terserah !", jawab Lyla cemberut.
"Kau seperti pasangan yang tidak bahagia karena baru saja jadian.", Fathir tertawa kali ini.
"Aku mau bicara serius Fathir, tolong serius."
Fathir mengganti posisi duduknya menghadap Lyla, "Bicara apa?"
"Aku pegang janji-janjimu kalau kau tidak akan pernah menyakitiku atau membohongiku. Kalau kau sampai melakukannya, hubungan ini berakhir."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MIRACLE ( MIRACLE SERIES #3 ) (COMPLETED)
RomanceNamanya Lyla, wanita mandiri yang sedang patah hati~~ Jangan ganggu dia lagi, dia tidak ingin kembali patah hati~~ Dirinya sudah hampir selesai mengerjakan apa yang telah ia mulai, membangun tembok untuk menjaganya, menjaga dari trauma masa lalunya...