Dua Puluh Satu ~ Fakta Buruk

4.6K 504 11
                                    


Lyla melirik jam di dinding, hampir jam tujuh pagi dan sudah ada yang mengetuk pintu apartemennya sepagi ini. Lyla meraih kaus di lemarinya dan memakainya untuk melapisi baju tidurnya. Lyla keluar kamar dan melihat Fathir juga keluar dari kamar tamu karena merasa terganggu mendengar ketukan di pintu.

"Siapa yang datang?", tanya Fathir.

Lyla mengangkat bahu namun feelingnya mengatakan kalau yang mengetuk adalah Fifi dan ternyata feelingnya benar. Wanita itu muncul di ambang pintu dengan wajah yang sulit digambarkan ekspresinya. Sayangnya ada kekasih brengseknya itu di sampingnya, dengan wajah polosnya, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Fifi? Kenapa kesini pagi-pag ?", tanya Lyla bingung, berusaha mengacuhkan Rio.

"Lyla kau baik-baik saja? Sejak malam itu kau tidak mengangkat teleponku....", suara Fifi menggantung ketika ia melihat Fathir muncul di belakang Lyla. "Oh, aku menganggu?", sambung Fifi.

Lyla mengikuti pandangan Fifi lalu menggeleng, "Tidak. Masuklah."

Lyla memberikan jalan bagi Fifi dan kekasihnya masuk ke dalam. Fatir menghampiri Lyla dan berbisik ke arah Lyla, "Ada masalah?"

Lyla buru-buru menggeleng, "Tidak ada. Fifi hanya berkunjung."

Lyla menarik Fathir untuk menyusul Fifi yang sudah duduk dengan santai di ruang tengah, "Aku baik-baik saja, Fi.", Lyla menjawab pertanyaan Fifi sebelumnya, Lyla paham, Fifi pasti sangat menghawatirkannya.

"Aku tidak tahu kalau kau sedang bersama Fathir, aku pikir kau sendirian dan sedang sedih karena sesuatu. Apa tebakanku benar La kalau Bima menerormu lagi?"

Pertanyaan Fifi tentu saja membuat tubuh Fathir refleks menegang, Lyla tidak tahu apakah kekacauan ini akan semakin melebar atau tidak, "Tidak ada yang menerorku Fi, jangan mengada-ngada."

"Tetapi Rio mengatakan kalau kau menerima telepon gelap malam itu."

Bagus! Ternyata pria licik itu melanjutkan kebohongannya!

"Rio salah sangka, tidak ada yang meneleponku malam itu.", jawab Lyla dingin.

"Lalu kenapa kau begitu gugup ketika aku baru sampai ke toko? Ada yang menganggumu?", cecar Fifi.

Lyla tahu Fifi sangat perduli terhadapnya tetapi demi Tuhan, saat ini ada Fathir di dekatnya. Apakah Fifi tidak bisa peka sedikit saja kalau Lyla tidak mau membahas hal ini di depan Fathir?

"Ada yang menganggumu?", tanya Fathir tiba-tiba mengulangi pertanyaan Fifi.

Lyla menghela nafas dalam-dalam. Semua kekacauan ini bermula karena pria brengsek yang sekarang duduk dengan santai seolah tidak terjadi apa-apa. Pria yang sudah berusaha melecehkannya dengan kata-kata dan sudah menghianati Fifi dari belakang.

"Tidak ada yang mengangguku. Kau salah paham, Fi, malam itu aku hanya cemas karena tidak bisa menghubungi Fathir.", Lyla menoleh ke arah Fathir, "kau tidak membalas whatsappku malam itu.", sambung Lyla kepada Fathir.

"Jadi kau baik-baik saja?", Fifi berusaha memastikan.

"Aku baik-baik saja Fifi."

Fifi tersenyum puas, "Syukurlah. Aku pikir ada sesuatu yang menganggumu. Kau tidak membalas pesanku dan tidak mengangkat teleponku. Maafkan aku, aku tidak mengira kalau kau ternyata sudah sibuk dengan Fathir yang baru saja pulang.", goda Fifi.

YOU ARE MY MIRACLE ( MIRACLE SERIES #3 ) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang