Vote comment 💞🙏
Bagaimana jika...
Apa yang ku butuhkan
Tak ada dalam dirimu?
Devil With The Purple
Author POV
Keesokan harinya, Jisoo kembali bekerja untuk, menjadi seorang Hakim. Yaa, Jisoo datang lebih awal dari biasanya. Entah kenapa, ia terus saja mengingat kata kata Taehyung.
Apa maksud, dari perkataan Taehyung, yang membuat Jisoo masih memikirkan nya? Hanya Taehyung yang tahu.
Jisoo duduk di kursi nya, dan meletakan tas nya, di samping. Dan tak lupa, melepaskan jas yang ia pakai.
Membuka, berkas berkas yang ada di mejanya, tak lama Wonwoo, datang dan duduk di meja sebelah Jisoo.
"Selamat pagi, Hakim Kim. Hari yang cerah, apa kau sudah sarapan?" Tanya Wonwoo, membuat Jisoo tersenyum tipis.
"Belum, tapi aku sudah minum susu, Yaa, hanya untuk mengganjal perut saja. Bagaimana denganmu?"
"Sudah. Eum, Hakim Kim, kita akan ada sidang jam 11 nanti, persiapkan dirimu" Jisoo bingung. Kenapa sangat mendadak? Bahkan, ia tak tahu. Apa dia lupa?
"Sidang? Kasus yang mana? Apa kau lupa? Kenapa sangat mendadak, Hakim Jeon?" Wonwoo tersenyum.
"Aaa. Kau rupanya belum tahu, kasus perampokan itu... Kau belum tahu? Aku kira, kau yang menyelesaikan nya" Jisoo mengerutkan keningnya.
"Aku? Bagaimana bisa? Aku saja tak tahu, Hakim Jeon. Siapa yang menyelesaikan kasusnya? Hakim Choi?" Wonwoo, menggelengkan kepalanya.
"Bukan, Hakim Choi juga belum tahu, dia ada urusan di Busan. Entahlah, yang pasti dia sangat tampan, dan terlihat seperti orang terpandang"
"Huftt. Apa kau tau namanya?" Tanya Jisoo.
"Tidakk, aku tidak tahu. Jika aku tahu, pasti akan aku berikan tahu kamu juga" Jisoo hanya diam.
"Baiklah, aku harus permisi. Karna ada beberapa ketikan yang salah. Jadi aku akan memberi tahu, Penulis Kang" Jisoo mengangguk.
"Baiklah" Wonwoo, langsung keluar dari ruangan.
"Laki laki terpandang? Siapa? Aku bahkan, tak mengenalnya"
"Siapa yang sudah, membantu ku dalam kasus ini?? Aku harus berterimakasih kepada nya" Jisoo melanjutkan pekerjaannya.
Drtttt! Ponsel Jisoo bergetar, dan panggilan masuk dari Sana.
"Sana? Tumben sekali, ia pagi pagi menelpon" Jisoo langsung mengangkat panggilan nya.
"Hallo.. Ada apa Sana?" Tanya Jisoo.
"Unnie, apa kau sedang sibuk?? Temanku baru saja, dipukuli oleh Ayahnya. Bisa kau mengurus ini, di pengadilan??"
"Apaa? Bagaimana keadaannya, Sana?"
"Tolonglah Unnie. Aku bahkan, tak bisa membayangkan wajahnya, yang sudah penuh darah, dan luka"
"Tunggu aku. Aku akan kesana sekarang. Kirimkan, aku lokasinya"
"Baiklah Unnie. Terimakasih banyak" Jisoo langsung, menutup panggilannya, dan bergegas pergi.
Jisoo buru buru keluar, dari ruangannya. Dan, Seulgi, dan Wonwoo terlihat bingung, karna Jisoo yang tergesa gesa.
"Penulis Kang, Hakim Jeon. Aku akan pergi, tolong sampaikan pesanku, untuk Hakim Choi"
"Aku harus pergi, ada urusan yang sangat penting. Aku akan kembali sebelum jam 11, sampai nanti" Baru saja, Wonwoo ingin bicara, tetapi Jisoo sudah pergi.
"Ada apa dengan Hakim Kim? Tak biasanya, ia seperti itu..." Ucap Wonwoo.
Devil With The Purple
Taehyung sedang dalam mood yang baik, hari ini. Dengan senyuman, yang membuat sesisi rumah, tak mengerti bahkan Bibi Nam, pun bingung.
"Tuan... Apa saya salah memasak makanan, pagi ini?" Taehyung menggeleng cepat.
"Tidakk, bahkan kau memasaknya sangat enak" Bibi Nam, sangat lega, akan jawaban Taehyung.
"Seperti masakan Ibuku, bukan? Aku juga suka memasak Taehyung" Kata kata, itu datang dari luar dan menuju meja makan. Membuat Taehyung geram.
"Siapa yang mengijinkan mu, untuk ikut makan denganku?" Seokjin terkekeh.
"Adikku. Kita adalah saudara. Aaa, tidakk. Saudara tiri maksudku" Mood Taehyung seketika hilang, dan Bibi Nam pun, takut.
"Bisa kau pergi dari rumahku, Kim Seokjin? Ini masih pagi, jangan merusak mood ku" Seokjin hanya tersenyum, dan ikut duduk dihadapan Taehyung.
"Masakan apa hari ini Bibi Nam? Akh! Perutku sangat lapar, aku ingin sarapan bersama adik kesayangan ku" Taehyung meletakan pisau dan garpu yang ia pakai, dengan keras.
"Apa yang membuat kau, datang ke rumah ku, Seokjin? Aku sedang tak ingin bertengkar. Jangan sampai, aku yang akan mengusir mu"
"Jangan marah marah Taee. Ini bahkan masih pagi, kau harus menyiapkan energi mu, untuk seseorang. Jadi, jangan terbawa emosi" Seokjin dengan santai nya, makan sedangkan Taehyung sudah mengepalkan tangannya kuat.
"Perempuan kemarin, cantik. Kenapa tak mengenalkan nya, padaku? Eum, apa dia kekasih mu?" Taehyung hanya diam, entah kenapa ia sangat kesal.
"Jangan pernah kau dekati dia. Jika, kau tak ingin mati ditanganku Seokjin"
"Ohh, seperti nya. Kau mencintai nya. Bagiamana jika, aku mulai tertarik dengannya?" Taehyung bangun dari duduknya. Rahangnya mengeras.
"Kupastikan kau, akan mati"
"Wahh, sangat menarik. Aku juga, tak mencintai Sowon. Eum, seperti nya dia lebih cantik dari Sowon"
"Pergi sekarang" Singkat Taehyung, mengusir Seokjin.
"Aku bahkan belum menghabiskan masakan Bibi Nam, Tae" Ucap Seokjin, membuat Taehyung mengehela nafas kasar.
"Pergi sekarang, atau aku--"
"Yaa yaa. Baiklah, aku akan pergi" Seokjin mengambil tisu, dan membersihkan bibirnya.
"Eum.. aku ada satu informasi untukmu, adiku yang tersayang. Jangan lupa, nanti malam datang ke rumah Ayah. Ada hal penting ingin disampaikan"
"Aku tak peduli"
"Terserah kau saja. Semua ada padamu Taee" Taehyung hanya diam.
"Baiklah aku, pergi. Sampai nanti, Adikku yang tersayang" Seokjin pergi dari ruang makan.
"Kupastikan kau akan mati, sampai kembali merebut, apa yang sudah menjadi milikku"
Tbc.
Devil With The Purple
Vote comment juga jangan lupa 🙏💞
Maaf kalo, kalian ngerasa bosen sama ceritanya. Yaahh, genrenya, ngebosenin yaa? Maaf yaa🙏
Maaf juga, kalo alurnya sulit dimengerti, atau ditebak. Jadi tebak tebakan aja yaa wkwk.
Aku juga udah berusaha untuk apdet. Terimakasih 💜💜Babayy 🌹
Shivrann.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil With The Purple | kth kjs
Fanfiction[END] Aku hanya bisa pasrah dengan semua yang terjadi. Aku tak tahu harus kemana, aku... entah apa yang akan terjadi denganku. Maafkan aku, bila aku tak mengatakannya kepadamu. Benar benar salah mengerti! Aku benar benar takut kegelapan. "Jangan tin...