Pagi harinya suasana sarapan menjadi kaku, Randy bertahan dengan diamnya dan aku juga hanya diam, aku gak tau mau bicara apa.
“selesai sarapan kita ke rumah papi untuk antar anak – anak” kataku memecah keheningan
“iya”
Tak lama setelah menyiapkan semua barang yang akan dibawa, aku dan Randy berangkat menuju acara reuni SMA yang akan diadakan di puncak. Aku berharap teman – teman tidak akan mengingat masa – masa SMA. Aku gak mau Randy mengingat saat – saat dia aku bully.
Sudah 1 jam aku diperjalanan dan selama itu tidak ada satu patah kata pun keluar dari mulutnya, dia hanya diam hanya suara radio yang menemaniku. Sebenarnya aku sangat bosan jika hanya diam saja, akhirnya aku mengambil hp ku dan berniat mau chatting dengan teman – teman di group.
“haiiiii every bodihhhh, tunggu kedatangan Queen and King di sana ya” aku mengetik chat di group BBM
Bunyi notif langsung berdatangan
“jadi gossip diluaran ternyata benar ya… si Nara kena batunya, dulu aja isengin kakak gendutnya, ternyata sekarang jadi nyonya besar”
“hahahahah iya nih sok – sok isengin, padahal dari dulu ngebet” kata yang lain
“ssstttt diem gak…. Pokoknya kalo gue tiba jangan pernah ungkit – ungkit masa lalu di depan laki gue…. Awas ya kalian…. Jangan sampe gue di cerai gara – gara kalian bully dia lagi”
“ciyeee nara takut juga di cerai friend, ya udah gue siap kok nunggu janda lo” kata Riki teman dekatku
“gak… nikah itu sekali seumur hidup… ogah gue nikah sama lo… yang ada gue jadi bini ke tiga” balasku.
Dan banyak lagi chat – chat yang masuk di group, dan semuanya meledekin aku yang kena batu… dan tanpa sadar aku ketawa. Saking fokusnya memainkan hp, aku gak sadar tiba – tiba hpku direbut Randy.
“ishhh apaan sih.. balikin gak… main rebut aja” aku berusaha mengambil hp itu aku gak mau dia membaca chat kami.
“kamu nyuekin aku dari kemarin, dan sekarang kamu senyum – senyum gak jelas kayak gini, aku ingin tau apasih yang kalian bicarakan… apa – apa kalian menghina aku lagi ya” dia berusaha membuka chat di group bbmku.
Tidakkkk bolehhhh….
“agrrrhhhhhhh” teriakku sambil memegang perut.
Randy menghentikan mobil dan melihatku dengan cemas
“kamu kenapa, mana yang sakit”
“perut aku sakitttt mas….” Aku melihat dia meletakkan hp di dashboard dan dengan sigap aku mengambilnya.
“weksssss ketipu niye…”aku julurkan lidah untuk mengejeknya.
“kamu!!!!!... berani – berani nya mengerjai aku… lihat saja nanti aku akan hukum kamu”
“yeeee masa dihukum lagi…. Kamu sadis banget jadi suami”
‘siapa suruh bohongin aku, jangan pernah bercanda dengan tubuh kamu, aku gak suka”
“iya.. maafin aku ya.. habis mas iseng banget baca – baca hp aku, itukan privacy aku”
“makanya jangan nyuekin aku…”
“kamu yang diam, aku kan gak tau mau bicara apa, takut kamu marah lagi”
Aku menatapnya dengan tajam, ya allah tak ada kah sedikit cintanya untuk ku? Apa isi hati suamiku ini, aku ingin tau.
“kenapa kamu menatap aku seperti itu, mupeng ya lihat wajah suami kamu yang ganteng ini”
“huekkkkk menjijikkan sejak kapan kamu jadi alay bin narsis gini sih mas, geli aku”