Turun Ranjang 16

144K 7.1K 72
                                    

sudah 2 hari aku tinggal dirumah mama, selama 2 hari juga Randy gak pernah datang untuk jemput, jangankan untuk menjemput, menelepon untuk bertanya tentang keadaanku juga tidak sama sekali.

"Nara sayang... ngapain melamun di sana... gak baik loh ibu hamil melamun... "

"eh mama... gak melamun kok ma.. aku cuma lihat ikan dikolam... sejuk saja"

"kamu masih mikirin Randy? gak usah dipikirin suami kayak gitu... mama dan papa sangat marah sama dia, tapi dasar kepala batu... kata2 kami gak pernah di denger...... biarin saja sayang... nanti juga dia nyesel dan ngejar2 kamu lagi..."

"mudah2an lah ma, tapi.... tapi jika dia berpikir lain bagaimana ma?"

"ceraikan kamu gitu?"

aku mengangguk lemah karena hal itu hal yang aku paling gak mau terjadi.

"kamu tenang saja, berani dia ceraikan kamu yang sedang hamil ini, mama dan papa akan anggap dia bukan anak kami lagi"

"makasih ya ma, dan maaf sudah merepotkan mama dengan masalah aku dan Mas Randy" akupun memeluk mama dan meneteskan air mata.

"jangan tangisi suami kamu yang gaj berguna itu... mubazir buang2 air mata.."

"aku kangen mas Randy ma... kangen banget... apa aku pulang saja ya ma... kasihan juga dia gak ada yang mengurus"

"gpp kamu disini saja... sekali - kali kita kasih pelajaran.... jangan hanya ego diri sendiri di dengar... anak udah mau tiga kok ya masih bertingkah gak dewasa... membuat istri nya menderita gini"

"ya deh ma.... Nara tidur dulu ya ma... perut Nara dari kemarin gak enak... tegang mulu..."

"kok gak bilang mama... gak bisa ayo kita ke dokter."

"gpp kok ma... istirahat sebentar juga baik"

"gak bisa... bikk.... bikkk" teriak mama memanggil bik rumi

"kenapa bu manggil saya"

"suruh mang jojon siapkan mobil... menantu saya gak enak badan mau dibawa ke dokter"

"baik bu"

"Nara gpp kok ma... jangan kuatir"

"gimana gak kuatir... kamu jarang makan... tidur juga kurang... ini gara2 suami kamu itu... awas aja jika cucu mama kenapa2"

aku tertawa melihat mama mertuaku yang lebih antusias menjaga kesehatanku... sedangkan suami dan ayah anak ini sama sekali tidak peduli.

"kenapa kamu berubah seperti dulu lagi mas... salah aku apa?" kataku dalam hati.

"yuk kita berangkat... kamu masih bisa jalan atau mau pake kursi roda aja... wajah kamu pucat banget.... gak bisa... bik ambil kursi roda ya... kasian Nara sepertinya gak kuat jalan" dan aku hanya bisa mengikuti kata2 mertuaku.

setibanya di rumah sakit...

"dok menantu saya katanya perutnya sakit dan wajahnya pucat sekali... dia gak kenapa2 kan dan bayinya sehat2 saja kan?" tanya mama ke dr. priska

"sini ibu Nara baring dulu di ranjang... nanti kita lakukan USG untuk melihat perkembangan bayinya"

aku berbaring dan dr. priska mengoleskan gel dingin di perutku.

"wah kenapa sendiri lagi bu... suaminya gak ikut lagi...?"

"suami saya lagi keluar kota dok..... oh iya bagaimana dengan suami dokter? sehat2 saja kan?"

"sehat kok bu... restu sedang ke jerman..."

"wah bagus donk..."

"mam... dokter priska ini suaminya temen aku... ketika aku nunggu mas Randy...untung ada dia... jadi... astaggggga" aku bangkit dan melihat ke arah mama..

4. Turun RanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang