"selamat tinggal"
aku melangkahkan kaki meninggalkan cintaku dan sakitku diruangan itu.
"tolong panggilkan taxi ya... "aku meminta tolong sekretaris randy memanggilkan taxi.
"baik bu... apa mau saya ambilkan kursi roda bu... ibu makin pucat"
aku hanya mengangguk.... sakit... kenapa sakit banget.... hati dan perutku.
"sini ayo duduk bu... biar saya antarkan ibu kebawah"
"makasih ya..."
"ayo masuk ke taxi bu... ibu mau kemana...?" tanyanya
"ru...rumah sakit"
aku masuk dan duduk dengan pelan.
"ke rumah sakit ya pak, tolong antar ibu ini ke rumah sakit, dia lagi sakit pelan - pelan ya pak" kata sekretaris itu ke supir taxi.
"baik bu"
"kita ke rumah sakit mana ibu?" tanya supir itu.
"putar - putar saja dulu pak" kataku pelan.
aku menyandarkan kepala ke belakang... betapa lelahnya... aku ingin tidur dengan tenang. melupakan semuanya yang menyakiti hatiku. aku memejamkan mata. aku berharap ini hanya mimpi dan ketika aku bangun semua ini tidak pernah terjadi.
Randy pov
hubunganku dengan Nara semakin memburuk... sudah 1 minggu ini aku mendiamkannya, dan sudah 1 minggu ini dia tidur dikamar anak - anak. ah, betapa egoisnya dia... dia yang salah dia juga yang ngambek...
ketika sedang rapat hpku berbunyi dan aku mengangkat nya.
"ya ma, Randy sedang rapat ada apa"
"......."
"Randy gak setuju... jika dia memutuskan mau tinggal di runah mama dan meninggalkan rumah tanpa seizin aku... aku gak akan anggap dia istri lagi"
"........"
aku melemparkan semua yang ada di depanku...
"begitu ya... berani ninggalin aku berarti siap untuk bercerai" kataku emosi
"panggil Ronald ke ruangan saya" bentak ku ke sekretaris.
ya, semenjak pertengkaranku dengan Nara emosinya menjadi lebih parah... semua orang aku bentak, atau semua orang aku pecat jika tidak sesuai dengan keinginanku.
"Ronald sebagai pengacara saya, saya mau kamu ajukan gugatan"
"gugatan apa dan kepada siapa pak" tanya Ronald
"gugatan cerai dan ditujukan kepada istri saya" kataku lantang
"apa gak bisa diselesaikan baik-baik pak, apalagi istri bapak sedang hamil"
"kamu lakuin apa yang saya bilang atau saya akan cari pengacara lain" kataku dengan nada marah
"baik pak besok suratnya saya kasih"
cerai... aku harus menceraikannya...
sudah 2 hari dia tinggal dirumah mama, ribuan kali mama dan papa menyuruhku menjemputnya. aku yang tertutup emosi dan amarah tidak mau mendengarkan kata mereka, apalagi aku sudah menerima surat gugatan yang dibuat oleh Ronald.
hingga sore itu mama kembali meneleponku dan memberitahu bahwa Nara sedang dirawat di rumah sakit. mama menyuruhku untuk datang karena Nara yang menyuruh mama meneleponku, dan dengan jahatnya aku menolak. suami dan ayah apa aku ini. istri sedang berjuang, malah menekankan emosi yang gak jelas gini.