Pagi harinya setelah perdebatan panjang antara aku, mbak Nera dan Mas Randy, aku berniat mencari Restu di kontrakannya.
“mbak aku pergi sebentar ya, gak lama kok” aku memegang tangannya sambil berpamitan.
“mau kemana kamu? Jangan tinggalin mbak, mas Randy gak ada disini buat nemenin mbak”
“aku ada keperluan mendadak, sebentar saja mbak paling lama 2 jam, nanti aku kembali, mbak tenang aja ada mami dan papi kok, mas Randy lagi ke kantor nanti aku teleponin dia supaya datang melihat mbak”
“ya sudah hati – hati dan cepat kembali, mbak takut jika nyawa mbak di ambil, kalian gak disini di sisi mbak” katanya masih dengan nafas tersengal – sengal.
Setelah berpamitan dengan Mbak Nera dan orang tuaku, aku bergegas menuju rumah kontrakan Restu, berhubung hari ini sabtu mungkin dia gak ke kantor. Aku sangat rindu dengan dia, sudah 1 minggu ini kami gak bertemu karena kesibukanku mengurus mbak Nera dan Rania.
Aku sengaja parkir mobil tidak di depan rumahnya, karena sejak dia tinggal terpisah dari orang tuanya, dia tinggal di rumah yang di kontraknya dan dia merasa gak enak dengan tetangga jika ada mobil mewah yang parkir di depan.
Aku senang karena motornya terparkir didepan, berarti memang dia ada didalam. Aku mengeluarkan kunci yang memang sudah ada dan khusus untukku. Aku buka pintu dan melihat rumahnya seperti habis kedatangan tamu, ada 2 gelas minuman yang berserakan di meja, ckckck dasar laki – laki gak bias apa habis minum gelas diletakkan di dapur.
Setelah membereskan ruang tamu, aku beranjak menuju kamarnya. Aku buka pintu dan aku kaget melihat pandangan yang tercipta di depan mataku. Restu sedang tidur telanjang dada dan disebelahnya ada wanita yang juga sedang tidak mengenakan pakaian.
“ya allah RESTU…” kataku berteriak sambil menutup pintu dengan menghempaskannya.
Aku kaget melihat apa yang telah dilakukan kekasihku, dia tidur dengan wanita lain dirumah yang aku kontrakin khusus buat dia agar tidak susah pergi bekerja, tapi dia membalas dengan membawa wanita lain dan mengajak wanita itu tidur.
“Nara…. Nara… ini gak seperti yang kamu piker, aku… aku…”
“hahahahhaha aku apa restu, kamu mau bilang aku dijebak… bla… bla… bla… bla, gitu???”
“aku gak bodoh ya, aku juga gak buta, aku lihat kamu tidur… TIDUR dengan wanita lain, di rumah ini… rumah yang aku kontrakin buat kamu, buat kita jika kita menikah nanti”
“pantasan keluarga aku gak ada yang suka satupun dengan kamu, ternyata kamu memang brengsek!!!! Bajingan kurang ajar” kataku memukulnya sambil berlinang air mata.
“kita putus sekarang juga!!! Aku gak mau pacaran dengan pria gak bermoral seperti kamu” aku berlalu dan mininggalkannya masih terdiam tanpa kata, dia gak berusaha mengejarku, aku hapus air mata yang mengalir di mataku, aku gak boleh nangis karena pria itu, aku harus melupakannya., tapi… tapi sakittttttt hiksss…. Mami…… aku terluka….. hiksssss….
Aku ingin bertemu dengan mbak Nera, dari dulu dia sudah memberi nasehat bahwa dia gak suka dengan Restu sejak pertama kali bertemu dengan lelaki itu, tapi dia gak pernah memberitahu apa alasannya, dan aku ingin tau apa alasannya. Apa dia dari dulu tau bahwa restu itu bajingan. Aku melajukan mobil dengan kencang.
“mbak….” Aku terdiam dan melihat diruangan mbak Nera rame dengan orang – orang, ada orang tuaku dan orang tua mas Randy, ada mas Randy juga dan seorang pria tua yang aku gak kenal.
“mi, kenapa rame – rame disini, mbak Nera mana?”
“dia kolaps barusan dan dibawa ke ruang ICU” kata mami sambil berlinang air mata.