Turun Ranjang 24 - extra part

206K 6.6K 130
                                    

17 tahun kemudian....

"runna panggilin mbak kamu donk, ada tamu nih yang datang" kataku memanggil runna anak bungsuku.

ya, sepulang kami berbulan madu, aku sempat hamil tapi karena aku kelelahan akhirnya aku keguguran dan semenjak itu aku tidak hamil kembali.

"mbakkkkk dipanggil mama tuh"

"runnaaaa ke kamar donk, jangan teriak2 kalo teriak mama sih bisa sendiri"

"ishhhh mama ni aku lagi asyik nonton kartun nih"

"runna mama bilang bang radya ya, kamu ngomel kalo mama suruh"

mungkin karena anak bungsu, runna terlalu dimanja opa omanya dan papanya termasuk kakak2nya, tapi hanya dengan abangnya yang paling dia takuti, entah karena apa.

"ma, abang dan papa kapan balik sih dari hongkong, lama banget... kangen tau" katanya manja sambil berjalan ke kamar rania.

"mbak di panggil mama tuh..." katanya mengedor kamar anak sulungku.

"ngapain? mbak lagi ngerjain tugas kampus"

"tau dah... disuruh panggil ya dipanggil, turun noh"

aku mendengar percakapan kedua putriku, aku bahagia hubungan ketiga anakku sangat dekat.

"kenapa ma"

"ada tamu nyariin kamu"

"siapa?"

"gak tau cowok"

"siapasih pagi2 kok datang bertamu sih gak sopan" gerutunya.

"mbak... gak boleh gitu, sapa tau penting"

aku melihatnya menuju ruang tamu.

"ma, siapasih kok mbak rania bete gitu" tanya runna.

"gak tau temen nya kali"

"pengen lihat ah" katanya kepo.

"udah kepo banget sih jadi orang... mending kamu tolongin mama, papa dan abang kamu sore ini pulang"

"horeeeeee papa bawa oleh2 gak ya, aku pesen tas jangan mama ambil ya, itu pesenan aku"

"ckckckckc ini anak boros banget, tas kamu sudah segudang, masih juga beli tas buat apa sih"

"mama... itu namanya gaul, fashionable, malu donk cucunya bratawijaya gak uptodate" katanya sombong.

"runna udah mama bilang, mama gak suka kamu sombong, jangan pernah kayak gitu, mama gak pernah ajarin kamu sombong, kamu renungin kata2 mama" kataku sedih.

runna sangat berbeda dengan rania, rania pendiam dan gak banyak omong, sederhana dan gak banyak mau sedangkan runna manja, bawel dan agak sedikit sombong. sudah berulang kali radya dan aku menasehatinya. dasar masih labil kadang didengerin kadang gak. aku hanya berharap runna semakin dewasa dan bisa merubah sifatnya.

"iya mama... maaf jangan sedih donk, nanti jika papa dan abang tau mama sedih gara2 runna, bisa di hukum nih, jadi jangan sedih ya, runna janji gak akan sombong lagi" dia mencium pipiku dan memelukku, ibu mana yang gak akan memaafkan anaknya sebesar apapun kesalahannya.

"mam revon diusir tuh sama om raskal" katanya sambil memelukku.

"lagi??? apalagi masalahnya, itu anak kenapa lagi sih"

"biasa mam, mabuk dan balap liar, om raskal dan tante sonya sampai jantungan karena kemarin dia pulang teler dan lecet2"

"ckckckck revon revon gak kasian ya sama maminya, gak tau aja maminya ampe koma  buat lahirin dia"

"iya tuh dasar anak durhaka... sebel aku lihatnya, tante sonya sampai nangis2 nelepon aku supaya nyariin revon"

"terus kamu udah tau dia dimana?"

"gak tau... mungkin dirumah pacarnya kali siapa tuh si cindy, jangan2 itu anak sebentar lagi ngasih cucu buat mami papinya suka banget nginap di sana, itu cewek juga kegatelan, runna gak suka tuh sama dia ma"

"isttt jangan sembarangan nanti tante dan om denger bisa berabe"

"run, tunjukin om rumahnya cindy itu" kata raskal yang sedang berdiri di depan pintu dapur.

ya perang lagi deh... revon revon suka banget berantem sama papinya.

"bentar om, runna ganti baju dulu" kata anakku semangat.

"run sini deh, jangan jadi provokator kamu, nanti makin parah hubungan om raskal dan revon" kataku ketika dia mengganti baju dikamar

"biarin ma, revon itu sekali2 mesti di berantas, bahaya buat anak2 gadis..." katanya asal

"runna... dia sepupu kamu"

"sepupu jauh ma, lagian aku tau kok tante sonya itu anak angkat kakek burhan kan?"

"stttt itu mulut dijaga... kalo didenger orang kan gak enak"

"iya iya maaf, habis kesal sih"

"ya udah mam aku pergi dulu... sebelum papa dan abang pulang aku balik kok"

"hati2 dan jangan kelepasan kalo ngomong"

"iya mama..."

ckckck punya anak kok suka banget provokatorin revon. entah kenapa mereka gak pernah bisa akur.

entah gimana reaksi mereka jika nanti ketika mereka dewasa kami berencana menikahkan mereka... sepertinya harus dipertimbangkan jadi apa gak menjodohkan mereka.

end

hahahahahaha itu sekelumit kisah runna... nantikan disequel turun ranjang yang berjudul "mencari ayah anakku" hahhahaha maaf gak ada randy di part ini.. sorry ya buat fansnya randy

4. Turun RanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang