“Mas aku mau kembali kerja” kataku ketika aku dan Randy sedang melakukan sarapan pagi.
Dia hanya diam tanpa menjawab, dia masih sibuk dengan sarapannya dan tidak berniat menjawab permintaan aku tadi.
“Tuan Randy aku lagi ngomong tolong donk di hargai”
“apalagi sih Nara, aku itu lagi makan… jangan ganggu… nanti kita bicarakan setelah aku selesai sarapan”
“dasar manusia gak punya hati, dianggapnya apa aku, lebih enak ngomong sama tembok daripada sama dia” kataku ngedumel.
“aku dengar ya… jangan suka ngedumel langsung aja ngomong”
“ah bodo, pokoknya aku mau kembali kerja dan besok aku akan datang ke kantor untuk mulai kerja”
Dia menghentikan makannya dan menatapku panjang. “tunggu aku di ruang kerja, kita bicarakan disana”
Aku bangkit karena selera makanku hilang karena perdebatan tadi.
Setengah jam kemudian dia masuk dan duduk dihadapanku.
“aku mau kembali kerja mas, aku jenuh dan bosan seharian dirumah, lama – lama aku bisa gila jika dirumah terus”
“kalo kamu kerja, anak – anak bagaimana, siapa yang asuh, aku gak mau anak – anak terbengkalai gak ada yang mengasuh, aku juga gak mau anak – anak diasuh suster”
“Rania kan sudah sekolah, nah dia pulangnya sore, dan Radya aku akan memasukkannya ke penitipan anak yang berada satu gedung dengan kantor, jadi tiap jam aku bisa control”
“gak boleh, aku gak suka kamu kembali kerja”
“kenapa? Mbak Nera dulu juga bekerja dan kamu bolehkan kenapa aku gak? Apa bedanya aku dan mbak Nera, kami lulusan terbaik kok di kampus dan aku juga bukan sekali ini bekerja”
“aku gak suka aja, aku sukanya istri yang full time berada di rumah”
“oh yang siang jadi pengasuh, malam jadi partner di ranjang, gitu mau kamu?”
“iya” balasnya tajam
“aku bukan pembantu kamu ya dan pokoknya aku besok ke kantor, bodo kamu setuju apa gak”
“itu kantor aku, aku bosnya jika aku gak setuju, kamu gak bakalan bisa kerja disana”
“gak peduli, mau jadi OB kek, OG kek atau Orgil sekalian pokoknya aku kerja disana, bodo orang bilang apa istri CEO Bratawijaya Group jadi Office Girl yang penting aku kerja”
“susah emang bicara sama kamu Nara, capek buang – buang tenaga, terserah pokoknya aku gak mau kamu kerja dikantor, tapi kalo kamu tetap bersikeras silahkan jadi Office Girl berhubung ada lowongan kosong”
“oke gak masalah, yang penting halal”
“ya sudah nanti aku bilang sama HRD siapin seragam OG buat kamu” dia berlalu pergi dan tak lupa mencium keningku, entah apa isi hati manusia dingin ini, walau dia kejam dan suka nyakitin aku tapi kebiasaannya mencium kening sebelum pergi gak pernah dilupakannya.
Aku memang berniat kerja, tapi ada misi dibalik permintaan kerja itu, aku tau dari cerita Mbak Nera kalo Randy sangat benci dengan kepala departemen tempat mbak Nera bekerja karena laki – laki itu sempat suka dengan Mbak Nera dan aku harus menggunakan lelaki itu untuk membuat dia marah dan menceraikan aku.
Esok harinya…
aku berangkat menuju kantor sambil membawa Radya. Aku sengaja tidak membawa mobil dan meminta ikut dengan Randy. Dia dengan sikap dinginnya mendiamkanku. Selama diperjalanan tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya, aku juga diam dan diapun diam hanya suara tangisan Radya yang terdengar didalam mobil yang dikendarainya.