Part ini aku dedikasikan kepada para reader yang dengan setia mengikuti dari awal, maaf gak bisa disebut satu persatu.
****
Randy Pov
Semula bermula dari pindahnya seorang siswi baru ke sekolahku, namanya Hannara Putri Hulgo, cantik sih, cantik banget malah, tapi sayang dia suka jahilin, isengin dan suka membully aku, karena tubuhku yang bisa dibilang gendut dan gaya berpakaianan ku yang sangat cupu.
Awalnya aku merasa risih, aku marah, aku kecewa dan tak jarang aku menangis menerima hujatan dan hinaan yang dia dan kawan – kawannya berikan. Tapi benar juga kata orang – orang benci dan cinta bedanya sangat tipis. Begitu juga aku, karena tiap hari dia mengjahiliku, kama – lama aku menjadi kebiasaan dan suka dia jahili, entah sejak kapan ada rasa suka dan cinta aku rasakan kepada dirinya.
Hingga sehari sebelum acara perpisahan sekolah, aku dengan berani menyatakan cinta, aku memintanya menjadi pacarku, dan aku berjanji jika dia menerima aku akan berusaha mengubah penampilanku, tapi ternyata ini hanya mimpi yang berubah menjadi mimpi buruk, aku di tolak!!!!, jika ditolak baik – baik aku masih menerima, dia makin menghinaku, dan itu membuat hatiku sangat sakit.
Puncaknya di acara perpisahan, dengan sangat teganya dia memutar rekaman ketika aku menyatakan cinta, dihadapan ratusan murid – murid. Aku malu dan dengan hati hancur aku pergi meninggalkan acara itu, tanpa sengaja aku tertabrak mobil dan menyebabkan aku harus di rawat dirs dank arena orang tuaku kuatir mereka membawaku ke amerika.
Selama perawatan disana aku bertekad untuk mengubah penampilanku, aku sengaja melakukan diet ketat agar proposi badanku pas, dari kepala sampai kaki aku melakukan perubahan, tapi secara asli bukan operasi, dan itu membutuhkan waktu 8 tahun, dan selama itu tak ada satu permintaan maafpun yang diberikan wanita itu, rasa cinta dan sayangku tenggelam dengan rasa benci dan dendam, aku bertekad jika kembali ke Indonesia aku harus mendapatkan wanita itu, aku akan membalasnya tapi dengan cara halus.
Allah ternyata berpihak ke sisiku, papa dengan santainya memberitahu bahwa aku akan dijodohkan dengan anak keluarga Hulgo, dan aku tau Nara merupakan putrid dari om Hulgo, aku meminta papa menjodohkan aku dengan Nara.
Tapi ternyata aku mendapat kabar bahwa dia menolak perjodohan itu karena telah memiliki pacar, dan mengalihkan perjodohan itu kepada saudara kembarnya. Karena emosi dan kemarahan 2 kali aku ditolaknya aku mengiyakan perjodohan aku dengan Nera, aku piker dengan menikahi Nera aku akan bisa dekat dengan dia, walau dengan status adik ipar dan aku bisa membalasnya selagi kami masih ada hubungan.
Setiap gerakannya selalu aku ikuti, termasuk siapa pacarnya, aku menyewa orang untuk menyelidiki siapa pria itu, dan ternyata aku tau dia hanya mengincar harta Nara.
Hingga akhirnya pertemuan aku dan Nara terjadi, aku tidak sabar melihat apa reaksinya jika tunangan kakaknya adalah aku, pria yang dia sakiti 8 tahun yang lalu, aku melihat dia berdiri di samping kakaknya, mereka sangat mirip bagai pinang di belah dua, aku saja susah membedakan mereka, tapi ada satu cirri yang membedakan mereka, tatapan nera ketika menatapku ada lah tatapan penuh cinta, dan tatapan Nara tatapan kesedihan dan penyesalan. Ketika aku menyalaminya, tiba – tiba dia pingsan, sengan panic aku mengendongnya dan membawanya ke rumah sakit.
Menurut dokter dia mengalami demam tinggi karena kurang tidur, sorenya keluarganya menyuruhku untuk menungguinya karena mereka akan pulang untuk mengganti baju. Aku menatapnya dan mengecup keningnya yang sangat panas.
“tujuanku untuk membalas kamu hilang seketika ketika melihat kesedihan dimata kamu…. Apa kamu menyesal dulu pernah menyakiti aku Nara? Kenapa kamu gak pernah mencoba mencari aku? seandainya dulu kamu mencari aku, kita gak akan seperti ini, aku akan menikahi kamu bukan Nera”