Randy Pov
Sudah satu jam aku meninggalkan Nara sendirian diruang inapnya, aku mengikuti kata – kata dokter untuk tidak membuat Nara histeris, karena akan membuat kandungannya semakin lemah.
“maafin aku sayang…. Keegoisan aku membuat kamu terluka seperti ini, aku sangat menyesal sudah terlalu keras melarang kamu untuk hamil…” kataku dalam hati
Gak ini gak bisa dibiarkan… jika didiamkan kesalah pahaman ini akan semakin besar, sudah terlalu lama aku dan Nara mengalami cekcok dan salah paham.
Aku bangkit dan berjalan masuk kekamarnya, aku melihatnya sedang berbaring, ah sayang betapa ingin aku memeluk kamu, merengkuh tubuhmu yang lemah itu, aku ingin kamu mengizinkan aku menjadi suami kamu yang sepenuhnya.
“Nara sayang”
Dia berbalik dan melihatku, dan tiba – tiba di memegang perutnya seperti melindunginya dengan tangannya.
“jangan Mas… aku gak mau”
“Nara…” aku mendekatinya dan dia kembali mundur menghindariku
“jangan dekat – dekat”
“sayang… kamu dengar aku dulu…. Setelah itu terserah kamu… aku pasrah”
Aku duduk kursi yang berada disamping tempat tidur. Aku menarik tangannya dan menciumnya.
“aku gak ada niat menyuruh kamu menggugurkan anak kita”
“eh”
“aku mau anak itu, aku ingin kita merawatnya”
“eh”
“maafin aku yang dulu melarang kamu hamil, tapi bukan karena aku gak mau punya anak dari kamu, malah pengen banget punya anak dari wanita cinta pertamaku”
“eh”
“jadi aku mohon jangan tolak aku jika akuberada disisi kamu ya, aku ingin kita sama – sama membesarkan anak – anak kita”
“eh”
“eh eh eh mulu, gak ada tanggapan lain emangnya… kamu kira suami kamu ini ngedongeng” ishhh nyebelin juga ini bumil, dia ngerti gak sih semua kata – kata aku.
“mas kesambet dimana?”
“di sini, setannya sedang duduk didepan aku”
“yeeee emangnya aku setan apa”
“iya setan yang membuat aku 12 tahun ini menderita karena menahan rasa cinta”
“eh”
“yahhh eh lagi…. maunya kamu apa sih… aku baik – baik tanggapannya eh doank, aku marah – marah nanti di bilang kejam dan dingin”
“bukann… aku masih shock dengan semuanya, dulu mas bilang aku gak boleh hamil, dulu juga mas bilang gak ada cinta buat aku, sekarang mas bilang aku boleh hamil, sekarang juga mas bilang mas cinta aku, yang mana yang benar sih”
“ahhh bodo, susah emang ngomong sama orang lemot, apa pengaruh hormone ya…”
“dedek mama kamu kenapa jadi lemot gini sih” kataku sambil mengelus perutnya
“habis papa aneh sih, ini dedek yakin papa kesambet” katanya memegang tanganku dan ikut mengelus – elus perutnya.
“ya sudah kalo kamu yakin aku kesambet, ayok kita ke dukun, atau ke ruqiyah…”
“hehehhehehehe papa ngembek nih dek”
“habis kamu nyebelin tau gak… aku itu serius Nara…” aku merubah wajahku dengan tampang serius.